8. (toko bunga bibi sofia)

949 52 0
                                    

Dhara duduk termenung menatap luasnya jalanan didepan

"Dimana lagi aku harus nyari" ucap dhara lemas setelah mencari cari pekerjaan yang cocok tapi tidak sesuai dengan kriteria pemilik atau kriteria dirinya

Dhara menghela nafas karena terlalu kelelahan berkeliling membuatnya harus istirahat sebentar dipinggir jalan yang tidak banyak orang lalui. Bisa dibilang jalan ini juga termasuk damai dan sejuk

"Seharusnya aku terima saja pekerjaan tadi, ya. Walaupun harus pulang sampai tengah malam" dhara bergumam menyentuh dagunya berpikir

"Tapi nanti ibu bagaimana kalau aku tidak ada" ujarnya dilema

Lagi- lagi dhara menghela nafas beratnya "haaaahh,, aku capek banget ya Allah" eluhnya pasrah menundukan wajahnya kebawah

Puk,,

"Astagfirullah" dhara tersentak menoleh kebelakang mendapati seorang wanita paruh baya sebaya ibunya tersenyum

"Kamu dhara kan?" Tanya ibu itu dan dhara hanya mengangguk mengiyakan

"Iya, saya dhara. Ibu siapa ya?" Tanya dhara kembali memiringkan kepalanya bingung

Ibu itu menepuk jidatnya pelan
"Ah masa kamu lupa sama ibu" ujar ibu itu sedih

Dhara menggaruk kepalanya yang tidak gatal "emm mungkin saya lupa bu"

"Kamu ini masi muda saja sudah pelupa begini. Bagaimana nanti sudah tua. Yasudah biarkan ibu yng ingatin kamu" ibu itu memukul lengan dhara pelan

"Hehe iya bu maaf ya" jawab dhara tertawa kecil dengan canggung

Tapi dhara bener- bener lupa dengan ibu ini

"Untuk apa minta maaf, sih. Kamu masih ingat tetangga kamu yang tinggal disebelah rumahmu dua tahun yang lalu"

Dengan ragu dhara mengangguk
"Emm gak salah namanya bibi sofia" jawabnya

"Nah itu kamu tau" tunjuk bu sofia membenarkan ucapan dhara

Dhara membelak matanya menatap sofia kaget "loh ibu, bibi sofia? Astaga bi aku gak ngenalin bibi. Bibi ko beda banget sama yang dulu. Emm makin besar, hehe" ujar dhara cengengesan menggaruk kepalanya

"Kamu ini mau hina bibi ya" marah bibi berkacak pinggang

"Iih ko hina sih. kan beneran bibi beneran beda tauk. Aku aja gak sampe gak ngenalin kan, tadi"

"Is ko jahat banget kamu dhara. Bibi marah nih ya" ancem sofia ngambek

"Hehe becanda bi canda. Bibi mah dari dulu sama sekarang tetep cantik and the best lah" kata dhara memberi kedua jempolnya

Sofia duduk disebelah dhara dan pun juga duduk kembali dibangku panjang

"Kamu sedang apa disini?" Tanya sofia

"Oh dhara lagi nyari kerjaan, bi"

"Terus, uda dapat?"

Dhara menggeleng lesu
"Belum, bi. Tadi uda keliling sih tapi gak diterima aja"

Sofia manggut- manggut mengerti
"Kalo bibi kenapa disini?" Tanya dhara

"Bibi mau kerumah sakit"

"Rumah sakit? Siapa yang sakit, bi"

"Suami bibi, om trisna" jawab sofia

Iya sih dhara bisa melihat banyak berbagai macam makanan atau perlengkapan diri sedang dibawa sofia

"Om tris sakit apa, bi? Udah lama sakitnya?"

"Suami bibi sakit paru- paru basah udah sebulan sih nginap dirumah sakit. Jadi bibi harus bolak balik kerumah lalu kerumah sakit" dhara mengganguk kecil merasa prihatin

Suamiku Menyesal BerceraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang