3. (hal sepele)

1.1K 65 2
                                    

Dhara melepaskan apron di tubuhnya lalu mengantunginya

"Mbok saya keatas ya. mau mandi, uda lengket banget, nih. Sisanya mbok ya, yang bereskan sekalian saya mau banguni ibu diatas" katanya kepada ART didepan

"Baik, nyonya" dhara mengganguk kemudian pergi dari sana

"""

Seusai membersihkan tubuhnya dhara menuju kekamar ibunya

"Ibu, bangun yuk. Kita makan" dhara berujar saat melihat ibunya yang berduduk diatas kasur

"Em iya nak bentar, ibu mau cuci muka dulu" dhara mengiyakan

"Sudah yuk, suami kamu belum pulang juga?" Ucap diana berdampingan dengan dhara disebelahnya melangkah keluar dari kamar

Dhara menggeleng "belum, bu"

"Kenapa akhir-akhir ini suami kamu sering lama pulang, dhara"

"Ntahlah, bu. Mungkin Mas Langga sedang sibuk jadi sering lembur dikantornya" jawab dhara sekedarnya walaupun iya mengkhawatir kan Langga

"Ya, semoga saja begitu"

"Maksud ibu?" Dhara memiring kepala bingung

"Ibu tidak tau, dhar. Tapi hati ibu merasa kalau suami kamu bukan ke hal pekerjaannya" ujar diana menjelaskan perasaan seorang ibu kepada anaknya, ntah apa insting diana mengarah pada langga ada sesuatu yang disembuyikan oleh menantunya itu

"Ah, ibu ada-ada saja. Tidak mungkinlah Mas Langga seperti itu. Buang jauh-jauh pikiran ibu, ya" ujar dhara menelah perkataan ibunya

"Bukan maksud ibu pikir begitu, tapi ini insting seorang ibu, dhar. Atau mungkin ibu keliru. Yasudah jangan dipikirin yah" diana mengelus lengan anaknya

Dhara mengangguk dalam pikirannya
"Ya bu" lirihnya memandang kedepan

Sampai diruang makan mereka memakan makanan mereka dengan diam

Dhara hanya tidak ingin bersuara atau berkata-kata hanya saja pikirannya sedang berkelana kemana-mana tentang suaminya tapi ia lagi-lagi men enyahkan nya lagi

Ia harus berbicara pada suaminya, tapi lagi-lagi saat menunggu suaminya ia tertidur. Saat pagi pun suaminya langsung buru-buru pergi, untuk makan saja langga tidak sempat katanya

Ini membuatnya sangat-sangat frustasi

Sesudah usai makan malam ibu dan dirinya langsung pergi kekamar masing-masing

"Aku harus nunggu Mas pulang. Tapi ini sudah hampir tengah malam, mas pun belum ada kabar pulangnya" dhara mondar mandir dikamar dengan gelisah

"Apa setiap aku tidur mas pulang jam segini ya?" Tanyanya pada dirinya sambil melihat jam di dinding

Clekk (suara pintu)

Dhara menoleh kerah pintu menampilkan suaminya disana secara bersamaan saling menatap dengan cepat dhara menghampiri langga

"Mas kamu sudah pulang?" Tanya dhara

"Seperti yang kamu lihat" balas langga melewati istrinya. Meletakan tas ditempat semulanya

"Mas kamu ko jam segini baru pulang? Apa biasanya aku ketiduran mas pulang jam segini? Seharusnya kamu kabarin aku biar tidak khawatir mikirin kamu, kan aku bisa manasin makanan buat kamu" semua pertanyaan dilontarkan kepada langga membuat sang empunya mengeras rahang kesal

"Bisa diam tidak!? Aku baru pulang dhara. Aku tuh capek! Jangan lontarkan pertanyaan yang gak berbobotmu itu,, kamu kan tau aku tuh kerja bukan main-main disana! Ck dasar" suara langga menggelegar diseluruh sudut ruangan sampai sang empuh yang dibentak syok memandang langga tidak percaya

Suamiku Menyesal BerceraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang