7. (mencari pekerjaan)

1K 52 3
                                    

Sepeninggalan farhan pergi dhara menatap ibunya
"Ibu, dhara gak suka ya. Kalo ibu cerita semua masalah rumah tangga dhara ke mas Farhan"

"Nak, cepat atau lambat farhan akan mengetahui. Dari pada dia tau dari mulut orang lain kan lebih baik ibu yang kasih tau dia" ujar diana dan dhara mendengar

"Dhar, sepertinya nak farhan itu masih ada perasaan sama kamu. Ughuk hek,, sudah saatnya kamu membuka hati kamu untuk nak farhan. Siapa tau dia memang jodoh kamu. Lagian kan kamu juga sudah melewati masa indah" jelas diana memberikan usulannya pada dhara tentang pernikahan kedua yang lebih baik

"Ibu, ibu ini apa apaansih. Dhara kan baru aja bercerai bu dan dhara gak kepikiran untuk menikah lagi. Haaah, tolong bu, dhara harap ibu mengerti" dhara melangkahkan kakinya masuk kerumah meninggalkan diana terdiam dan duduk di bangku sendirian

"Dhara, ibu hanya ingin melihat kamu bahagia, nak. Dan ibu yakin nak farhan bisa membahagiakan kamu" ujar diana termenung memikirkan masa depan dhara

Kalau bisa diana sangat berharap jika sebelum kepeergian nya dhara sudah menikah dengan farhan. Karna diana yakin farhan bisa menjaga dhara lebih baik lagi tidak seperti mantan suami dhara, tidak amanah dan bertanggung jawab

Bisa membahagiakan dhara adalah salah satu impian seorang ibu. Diana tak ingin kalau dia pergi tak ada yang menjaga dhara untuknya. Jadi, sebisa mungkin diana harus mendekatkan dhara dan farhan. Apa pun caranya

Esok harinya,,

"Loh dhara mau kemana, nak?" Tanya diana melihat dhara sudah rapi hendak pergi sambil merapikan baju didepan cermin

Dhara menoleh kebelakang "ah, ibu. Dhara mau cari kerja" ujar dhara kembali menarap dirinya dicermin

Diana mendekati anaknya
"Kerja? Kerja apa, nak"

"Gak tau sih bu. Tapi dhara coba nyari. Ibu kan tau kalau udah tidak ada lagi yang menafkahi kita. Jadi, sebisa dhara buat nyari kerja buat kita berdua untuk kedepannya"

"Tidak perlu, nak. Biar ibu saja yang bekerja huk ughuk,,"

"Ibu mau kerja dengan kondisi ibu yang sakit begini? Tidak bisa, bu. Dhara masih sehat. Biar dhara yang bekerja buat ibu. Ibu dirumah aja istirahatkan tubuh biar sehat temani dhara seterusnya. Sebisa mungkin nanti dhara nyari kerja yang pulangnya cepat dan rawat ibu" dhara mengambil tas diatas nakas disamping kasur

"Dhara pergi dulu ya, bu. Assalammualaikum" pamit dhara menyalim tangan diana

"Waalaikumsalam, kamu harus hati- hati ya"

"Ya bu" dhara keluar berjalan menyusuri jalan ibu kota jakarta yang beribun banyak manusia berlalu lalang menyibukan diri

,,,,

Alina memasuki kantor A,B Company Darmawan berjalan anggun mengangkat dagu dan percaya diri membawa bekal ditangannya

Disetiap perjalanan banyak pasang mata menatap alina bertanya tanya dan bingung. sudah seperti nyonya besar perusahaan ini saja, pikir mereka

Alina mendatangi resepsionis yang sibuk dengan komputer didepannya
"Apa Langga ada diruangannya?" Tanya alina

Resepsionis wanita itu mendongak
"Ah, maaf apa anda sudah membuat janji dengan pak Darmawan?" Tanya balik wanita sopan

"Belum" jawab singkat alina

Wanita itu mengangguk sekali
"Kalau begitu anda tidak bisa menemui beliau. Jika anda ingin bertemu dengan beliau. Anda harus membuat perjanjian pertemuan dulu" kata wanita itu masi menatap alina sesopan mungkin walaupun didepan wanita ini. Alina memandang rendah dan angkuh

Suamiku Menyesal BerceraiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang