Five

337 72 9
                                    

Meski enggan, aku harus mengakui bahwa Logan benar. Kamar yang dia pilih memang indah. Walaupun tidak terlalu besar, balkon kecil yang menghadap keluar memberi pemandangan bukit di sekitar villa. Selain itu, dari balkon aku dapat melihat kolam renang besar tempat pool party akan diadakan.

"Mau berenang sebelum pesta dimulai?" Pertanyaan mendadak Logan mengejutkanku. Aku tidak menyadari keberadaannya hingga dia berada tepat di belakangku. Dia begitu dekat hingga aku dapat merasakan panas tubuhnya.

"Aku tidak akan berenang," jawabku singkat seraya kembali ke dalam kamar dan mengeluarkan barang-barang.

Logan duduk di tempat tidur, menyilangkan kaki di atasnya sambil memperhatikanku yang sedang menata pakaian di lemari. "Why?" tanyanya heran.

"Aku hanya tidak ingin."

"Tapi kau bawa baju renang." Dia menunjuk bikini biruku sambil menyeringai lebar. Entah sejak kapan benda itu ada di tangan Logan. "Ngomong-ngomong, ini sexy."

Kusambar bikiniku sambil melotot galak. Senyum Logan terkembang makin lebar saat melihat reaksiku. "Aku hanya bawa untuk jaga-jaga. Sekarang, jangan ganggu aku."

Setelah memasukkan pakaian terakhir, aku mengamati isi lemari tersebut. Baju Logan sudah ada di sana lebih dulu, hanya berbeda rak dengan milikku. Ditambah tempat tidur ukuran queen di kamar ini, tampaknya acara ini memang benar-benar untuk pasangan. Aku menghela napas panjang. Aku yakin bukan hanya kamar ini yang dilengkapi tempat tidur untuk berdua, kamar lain juga pasti sama. Bayangan tentang Asher tidur seranjang bersama Melissa terlintas di pikiranku. Aku menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan bayangan hal-hal yang sedang mereka lakukan di dalam kamar. Sebuah tepukan di bahu menyadarkanku dari lamunan.

"Aku mau beli snack, kau mau ikut?" Logan bertanya lembut. Entah kenapa, aku merasa bahwa dia tahu apa yang kupikirkan dan mencoba membuatku melupakannya.

"Aku ingin istirahat saja. Perjalanan ke sini membuatku agak mabuk darat," tolakku. Tidak lagi bersikap ketus karena Logan akhirnya berhenti menggodaku.

"Jangan melamun aneh-aneh. Aku pergi dulu." Dia mengedipkan sebelah mata, sebelum menepuk punggungku pelan dan berlalu keluar kamar.

***

Aku tahu kalau aku tidak akan pernah bisa memakai baju renang karena bekas luka di pahaku. Dan aku tidak tahu kenapa aku bersikeras tetap membawa baju renang. Ada sisi diriku yang merasa iri saat melihat tubuh indah tanpa cacat para gadis di sekelilingku. Aku turun ke tempat pool party berlangsung. Bikini biruku agak sempit di bagian dada, karena aku sudah lama sekali membelinya dan baru berani memakainya sekarang. Namun aku tidak cukup percaya diri untuk mengekspos tubuhku seperti gadis lain yang sedang berpesta. Aku masih mengenakan celana jeans selututku, menutupi luka di pahaku dari pandangan orang lain.

Gerakanku canggung saat menyelipkan rambut coklat panjangku ke belakang telinga. Sebagian rambut tersebut jatuh di depan tubuhku, menutupi payudara yang menyembul dari balik atasan bikini. Kuedarkan pandangan ke sekeliling. Semua orang sedang bersenang-senang. Kolam renang besar tersebut telah dihuni oleh beberapa pasangan. Meski termasuk pesta kecil-kecilan, tapi keramaian yang timbul cukup memekakkan. Teman-teman Melissa agak... berisik.

Aku mencari di antara para pasangan yang sedang bercumbu serta suara tawa dan obrolan. Tidak ada yang kukenal di pesta ini kecuali Asher dan Logan, dan aku agak cemas karena tidak menemukan mereka. Logan sudah turun lebih dulu daripada aku, seharusnya dia ada di sini.

Sebuah siulan menggoda membuatku menolehkan kepala. Aku menghela napas lega saat bertemu pandang dengan Logan. Dia memakai celana renang abu-abu bermotif abstrak yang menggantung di pinggul. Walaupun ekspresi wajahnya tampak menggoda, tapi aku tetap menggamit lengannya begitu Logan telah berada dekat.

Just... Friends?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang