Xiao Zui tampak gelisah. Berulang kali ia melakukan panggilan dengan ponselnya tapi yang diterima hanya pesan kotak suara yang mengatakan kalau ponsel yang dihubunginya sedang tidak aktif.
"Ge, aku khawatir terjadi sesuatu dengan Zhan Zhan," ucap gadis itu pada orang di sebelahnya, Lin Yi.
Pria itu menggenggam tangan gadisnya. Ya, readers nggak salah baca, kok. Lin Yi sedang menjalin hubungan dengan Xiao Zui sejak tahun lalu. Bahkan sudah berencana menikah untuk mengikuti jejak Yibo dan Zhan berikutnya.
"Mereka sedang berbulan madu. Wajar kalau Zhan mematikan ponselnya dan tak ingin diganggu," ucap Lin Yi lembut menenangkan perasaan gelisah kekasihnya.
"Tapi ini sudah seminggu!" protes Xiao Zui, "Masa sama sekali Zhan Zhan tidak menyalakan ponselnya? Ge, aku sungguh khawatir. Bisakah kau menelpon Yibo ge untuk menanyakan kabar Zhan Zhan?"
"Hmm, baiklah." Demi menenangkan gadis itu Lin Yi menghubungi Yibo.
Yibo berada di kantor saat menerima panggilan dari sahabatnya itu.
"Hallo!"
"Yibo? Bagaimana kabarmu?"
"Hmn, tentu saja aku sangat baik. Kau tahu, kan, aku sedang berbulan madu. Tidak ada hari seindah hari ini sepanjang hidupku."
Lin Yi terkekeh, "Aku senang mendengarnya." Lalu menangkap isyarat Xiao Zui untuk menanyakan kabar Zhan. "Bagaimana dengan Zhan Zhan?"
"Istriku? Tentu saja dia ada bersamaku."
"Zui'er terus menghubunginya tapi tak pernah bisa sehingga ia khawatir sekarang. Apa terjadi sesuatu dengannya?"
"Oh, ponselnya hilang begitu kami tiba di Italy." Yibo mengucapkan kebohongan demi kebohongannya dengan lancar. "Sekarang dia sedang tidur akibat kelelahan. Kau tahu, kan ...." Ia terkekeh kecil penuh arti.
Dan Lin Yi segera bisa menangkap maksudnya sehingga pria itu balas menyeringai. "Aku mengerti. Salam dari kami untuk Zhan Zhan. Kalau pulang kabari aku. Zui'er ingin segera bertemu dengannya."
"Baiklah. Aku akan segera memberi kabar padamu." Saat Yibo hendak memutus sambungannya, Lin Yi kembali berseru menahannya. "Ada apa lagi?"
"Aku berniat membawa Zui'er ke kebun anggurmu. Sekarang pasti sedang panen. Siapa tahu di sana dia bisa tenang. Tidak masalah, kan?"
Seketika tubuh Yibo menegak di kursinya.
"Kebunku sedang direnovasi, Lin Yi. Lain kali saja kalau mau datang."
"Beberapa hari lalu aku melewatinya masih baik, kok."
Jantung Yibo mulai berdetak kencang. "Kau pergi ke kebunku?"
"Hanya kebetulan lewat setelah pulang dari Guangzhou. Sekitar lusa kemarin."
Helaan napas Yibo terdengar melegakan.
"Kenapa apa ada yang salah?"
"Tidak."
"Baiklah, begitu saja. Kalau memang sedang direnovasi, aku tidak akan mengganggu pekerjaan tukang. Aku hanya akan melihat-lihat dan memetik beberapa anggur yang ada."
Yibo mengerang kesal saat menutup ponselnya. Ia bangkit lalu melangkah lebar keluar dari kantornya.
Menempuh waktu selama setengah jam dalam keadaan mengebut, Yibo tiba di kebun anggurnya. Ia langsung menuju ke loteng tempat Zhan dikurung.
Pemuda manis itu terbaring malas di matras menghadap sisi dalam ruangan. Yibo memperhatikan kalau makanan tadi pagi tidak disentuhnya. Tapi ia tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LIE ✓ [END PDF]
FanfictionYibo menikahi Zhan demi membalas dendam adiknya yang meninggal bunuh diri. Sementara Xiao Zhan jatuh cinta pada Yibo, pria itu malah berusaha membunuhnya. Benarkah Xiao Zhan pelaku sesungguhnya? Apakah cinta akan tumbuh sehingga bisa memadamkan k...