Book 7

5.2K 565 186
                                    

Entah kapan raungan Yibo berhenti. Ia tidak bergerak dari posisinya terbaring di atas bebatuan yang dingin, mati rasa saat menatap langit yang perlahan menjadi terang dengan tatapan kosong. Ia kembali merasakan guncangan atas kematian adiknya yang tiba-tiba tapi dengan tambahan pengetahuan bahwa bukan Zhan yang menyebabkan kematiannya.

Benak Yibo dipenuhi berbagai hal dan perasaan bersalah yang perlahan tertanam di dalam dadanya. Perasaan bersalah itu berganti penderitaan ketika bayangan ia menjatuhkan Zhan ke laut menghantuinya. Mata Zhan yang memohon putus asa saat mengatakan bahwa bukan ia pelakunya berputar berulang kali dalam benaknya.

Dada Yibo terasa sesak sehingga air mata yang kembali mengalir itu terasa perih. Ia hanya sanggup bergumam, "Zhan Zhan ...." Ia telah membunuh istrinya yang baik. Istrinya yang tak bersalah.

Kenangan pahit tentang ucapan penuh kebencian yang telah ia katakan pada Zhan, semua yang telah ia perbuat, membebani hatinya dengan perasaan bersalah sehingga ia tak berani mengucapkan maaf karena tahu ia tak termaafkan oleh Zhan seandainya istrinya itu masih hidup.

Tidak. Zhan harus hidup! Dia harus hidup agar Yibo bisa menebus semua kesalahan terhadapnya.

Dipenuhi perasaan bersalah karena kebenciannya telah menyiksa Zhan, Yibo perlahan bangkit, menguatkan kakinya untuk berdiri dan berjalan. Ia akan mencari kebenarannya sekarang.

* * *

Zhan pertama-tama menyadari rasa sakit itu. kepalanya berdenyut-denyut. Ia otomatis mengangkat tangan ingin memegang bagian yang sakit, tapi gerakan itu menebarkan sengatan rasa nyeri dari bahu ke ujung jarinya. Tiba-tiba sekujur tubuhnya sakit dan ia tak cukup sadar untuk memahami apa penyebabnya.

"Zhan Zhan?"

Suara lembut seorang pria menarik perhatiannya dan ia mencoba membalikkan wajah ke sumber suara itu. Pendar nyeri berkelebatan di balik kelopak matanya yang tertutup, membuatnya mengeluarkan rintihan yang menjadikan tenggorokannya sakit. Serangan rentetan batuk pendek mengoyak tenggorokan dan dadanya, dan rasa sakit di sekujur tubuhnya semakin menyiksa. Ia harus beberapa saat diam total untuk meredakan rasa sakit tersebut.

Ia hanya sanggup merintih parau, "Sakit."

"Zhan Zhan, kau sudah sadar? Syukurlah."

Zhan mendengar suaranya tapi tak sanggup menjawab. Suara itu sangat familiar dan menenangkannya.

"Dokter tolong segera ditangani."

Kemudian dalam beberapa detik, ia merasakan sesuatu menyebar di seluruh tubuhnya, meredakan sengatan tajam rasa nyeri dan mengenyahkannya.

* * *

Meski langit belum sepenuhnya terang, Yibo tak peduli. Yang diinginkannya adalah menuntut penjelasan dari pelaku sebenarnya, Xiao Zui. Kali ini dia harus mendapatkan pelaku yang tepat.

Dengan dada dipenuhi gejolak emosi yang menggantikan kesedihannya untuk sementara supaya dia bisa menguatkan tekad menguak kebenarannya, Yibo melangkah lebar menerobos pelayan yang berusaha menghalanginya masuk di pintu depan.

Kakinya menendang sekuat tenaga sehingga pelayan itu terjungkal lalu memasuki rumah, menghampiri pelayan yang ketakutan saat kerahnya dicengkeram kuat dan Yibo berkata pada dengan sorot yang kejam, "Di mana Xiao Zui? Jawab!"

Ketakutan yang menghias wajah si pelayan membuatnya menjawab terbata, "Di-di-di kamarnya."

Mendengar keributan di pintu depan, dua orang petugas keamanan rumah itu bermaksud menghentikan Yibo tapi anak buah Yibo yang dibawanya segera mengurusnya dengan mudah.

THE LIE ✓ [END PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang