19

2.9K 339 66
                                    

Dua bulan sudah chanista memutuskan untuk pergi dari rumah, selama dua bulan ini juga mark tak pernah datang untuk sekedar menjenguk atau menanyakan kabar chanista.

Tujuh bulan sudah usia kandungan chanista, akhir-akhir ini chanista sudah mulai merasakan keram pada perut dan pinggangnya, setiap malam chanista akan menangis karena rasa sakit yang luar biasa.

Nara gadis mungil itu selalu setia mengusapi punggung chanista dengan tangan-tangan mungilnya, setiap malam nara selalu menemani chanista.

Malam ini mark datang membawa dua kantong paper bag berisikan peralatan bayi, menghampiri chanista yang tengah berbaring dengan nara yang sibuk memijit pungung chanista.

Nara menghentikan gerakan nya saat melihat mark masuk, lalu memberikan senyuman manis nya pada mark.

“Kak malk, bawa apa?” Tanya nara, melirik dua paper bag yang dibawa mark.

“Ah, baju bayi.” Ucap mark kemudian menaruh paper bag itu di atas ranjang.

“Boleh aku lihat?” Tanya nara.

“Ya.” Jawab mark.

Chanista bangkit dari tidurnya duduk di sisi ranjang, menatap mark yang hanya berdiri di hadapan nya.

“Aku cuman naro sedikit aja disini, kan abis itu baby mau aku bawa.” Ucap mark, menatap istrinya yang sedikit mengurus, mata panda terlihat jelas di wajah chanista.

“Ya.” Jawab chanista, ia merasa kesal karena mark selalu membicarakan itu setiap mereka bertemu, chanista tak lupa dengan perjanjian itu.

“Wah ini lucu, makasih ya kaka malk udah beliin buat adik aku.” Nara menyela perbincangan antara mark dan chanista tersenyum lebar menatap baju baju mungil yang ia keluarkan dari dalam paper bag.

“Nanti kalo lahil aku bakalan jaga babby nya.” Ucap nara kepada dirinya sendiri.

“Nara nanti jaga kaka chan aja, gak usah jagain anak orang yang gak suka sama kamu.” Chanista menarik nara untuk duduk di sampingnya.

Mark hanya menghela nafas nya kemudian berbalik arah untuk keluar dari kamar chanista.

“Begitu anak ini lahir bawa langsung, aku gak mau lihat wajah anak ini.” Ucapan chanista menghentikkan langkah mark.

“Aku ngerasa di tipu sama kamu! Kamu sama aja kaya cowok lain, brengsek, bajingan, gak ada bedanya!” Lanjut chanista.

Mark memutar kembali tubuhnya menghadap chanista, menghampiri istrinya dengan rasa kesal, mencengkram kedua pipi chanista dengan kuat.

“Aku yang harusnya ngomong kaya gitu! Aku pihak yang paling di rugikan disini, terjebak di situasi membingungkan kaya gini,  berkat kebodohan kamu di masalalu!”

“Kamu yang terlalu mempersulit semuanya mark, apa susah nya nerima nara di tengah-tengah kita?”

“Dari awal aku nikahin kamu yang aku tabu kamu anak gadis, bukan janda beranak satu...”

“Terus kalo kamu tahu dari awal aku janda beranak satu kenapa? Kamu gak mau?”

Mark terdiam, sebenarnya jika chanista jujur kepadanya sejak pertama kli, dia tak akan merasa di khianati seperti ini.

“Sama aja kan brengsek nya sama cowo di luar sana, bawa anak ini setelah dia lahir, aku gak sudi lihat muka anak kamu! Bawa dia jauh dari aku.”

“Harus nya aku yang ngomong, anakku gak sudi punya ibu model kaya kamu!”

Chanista mengepalkan tangan nya, ia benar-benar merasa sangat marah pada mark sekarang.

“Pembohong...”

“Murahan...”

“Pelacur...”

Mark terus memancing emosi chanista hingga wajah sang istri memerah padam.

“Dibayar berapa sama jeno buat nampung sperma dia? Sampe hasilin nara.”

“Ah, atau mungkin lebih parah gak di bayar alias gratis?”

“Dengan suka rela ngasih tubuh buat di jadiin tampungan nara?”

PLAK!

Chanista tak bisa menahan emosinya lagi ia menampar pipi mark dengan sekuat tenaganya hingga mark meringis kesakitan.

“KELUAR!”

Nara gadis itu memejamkan matanya saat tamparan mendarat di pipi mark, tubuh nya bergetar hebat ia takut melihat apa yang terjadi sekarang.

“Kenapa susah banget buat kamu lepasin anak haram ini sama bapak nya?” Tanya mark lagi, menatap chanista yang sudah terisak.

“Nara bukan anak haram!”

“TERUS ANAK APA KALO BUKAN ANAK HARAM? ANAK HASIL KHILAF?”

“NARA ANAK AKU MARK! ANAK AKU!”

















 



“KENAPA? KENAPA KALO KALIAN BELANTEM SELALU ADA NAMA NALA? SALAH APA NALA?” Kali ini nara lah yang berteriak menatap tajam mark dan chanista.

Mark dan chanista menoleh, mereka bahkan lupa bahwa nara sejak tadi berada diruangan yang sama dengan mereka.

“Kak malk! Nala bukan anak halam! Nala aduin ke ayah!” Nara gadis mungil itu pergi dari kamar chanista berjalan menuju kamar johnny dan tenita untuk membicarakan apa yang ia dengar.

🎇🎇🎇

Keburu ngantuk wkwkek bobo dulu ah

Young Mother || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang