21

3.2K 340 37
                                    

Tenita masih menggurutu kesal kepada johnny ia tak terima karena johnny seolah membela mark, padahal anak mereka adalah chanista, anak mereka satu satunya!

Johnny memijat keningnya yang sudah terasa pusing mendengar celotehan sang istri yang tak hentinya menyalahkan johnny.

“Dia bilang chanista pelacur, gak sadar apa anak nya juga bisa denger dia ngomong gt! Itu gak pantes keluar dari mulut cowok.” Ucap tenita, ia masih tak terima karena mark mengatai anak nya.

“Udahlah ten, chani juga kan gak kenapa napa.” Jawab johnny melirik istrinya yang masih memasang wajah kesal.

“Gak kenapa napa gimana?! Kamu pikir chanista tiba-tiba pengen nyerahin nara ke jeno kenapa?! Pasti dia gak baik-baik aja! Kamu gak denger tadi chanista bilang mau hidup sendiri?!”

Chanista memang sudah membicarakan niat nya kepada dua orang tuanya ketika mark pergi dari rumah nya tadi, ia mengatakan ingin memberikan kedua anak nya kepada mark dan jeno lalu menjalani hidupnya sendiri seperti dahulu, dan tak mau membebani kedua orang tuanya dengan anak-anaknya.

“Aku sebagai seorang ibu gak akan pernah mau pisah sama anakku john! Chanista ngambil keputusan ini pasti karena dia capek banget! Sampe milih buat jauh dari anak nya sendiri!” Ucap tenita.

“Yaudah yang penting kita kan ada buat dia...” Ucap johnny.

“Mark itu ya john, udah diemin chanista selama empat bulan, anakku itu selama hamil gak pernah di perhatiin sama suaminya!”

“Kan wajar mark lagi marah.”

“Gak wajar john! Kalo dia punya tanggung jawab harus nya turutin dulu apa yang chanista mau, barang kali itu cuman bawaan bayinya.”

Johnny terdiam, apa yang di katanya tenita ada benarnya juga. Selama ini chanista tak pernah memperdebatkan masalah nara yang hidup bersama mereka, tapi semenjak hamil chanista selalu menginginkan nara untuk tinggal bersamanya.

“Kasian banget anakku! Tiap hamil nasib nya selalu gini, aku tuh sebagai ibu ngerasa sakit hati john, chanista gak pernah ngerasain jadi ibu hamil yang di sayang sama suaminya dari dulu.”

Johnny kembali diam tak merespon ucapan istrinya, karena itu memang benar.

Tenita kemudian terisak mengingat kembali betapa sulit nya hidup sang putri selama ini, kenapa orang-orang jahat kepada chanista?

✨✨✨

Jeno menatap nara yang duduk di pangkuan chanista, ibu dari anak nya itu sudah membicarakan semuanya pada dirinya, jeno tak menolak ia justru senang jika chanista menyerahkan hak asuh nara seutuhnya pada jeno.

Tapi, jeno masih bertanya-tanya kenapa chanista berubah pikiran seperti ini? Apa ada kaitan nya dengan hubungan chanista dan mark?

“Telepon aja kalo emang kamu udah siap kasih nara sama aku.” Ucap jeno, matanya tak lepas menatap nara yang menempel pada chanista.

“Iya.” Jawab chanista.

“Kalo kamu mau ketemu, kabarin aja, aku gak akan mempersulit kamu buat ketemu nara tenang aja.” Ucap jeno.

“Iya jen, makasih. Tolong ya jaga nara, jangan sering di bentak, aku gak suka lihat nara di bentak sama siapapun, jangan cuekin nara, aku benci lihat orang yang cuekin nara.” Ucap chanista, mendongak menatap wajah jeno.

“Kamu gak perlu khawatir, aku bakalan lakuin yang terbaik buat nara.” Ucap jeno.

“Makasih.” Chanista tersenyum tipis pada jeno.

“Sebenernya ada apa? Kenapa? Aku boleh tahu gak chan?” Tanya jeno.

“Aku capek jen, aku tahu aku salah tapi aku capek...” Chanista mulai terisak dengan pelan, tak peduli walaupun beberapa pasang mata di caffe menatapnya.

Jeno cukup terkejut dengan chanista yang tiba-tiba menangis, ia pun berpindah duduk di samping chanista, membawa nya kedalam dekapannya.

“Aku capek jeno hikss...”

“Gak apa-apa, istirahat dulu aja kalo capek ya chan, asal jangan nyerah.” Jeno berbisik lembut di telinga chanista, mengusap punggung ringkih milik chanista, sebenarnya sejak pertama kali melihat chanista pun jeno sudah bisa menebak bahwa chanista sedang tak baik-baik saja.

✨✨✨

Sesuai ucapan chanista kemarin hari ini johnny mengatarkan chanista pulang kerumah miliknya bersama mark, johnny hanya mengatar saja tak turun dari mobil untuk mampir.

Chanista menyeret dua koper besar miliknya masuk kedalam rumah yang tampak kosong, mungkin mark berada dikamar.

Langkah chanista terhenti saat melihat satu ruangan telah di ubah menjadi kamar bayi yang sangat cantik, chanista melangkah kedalam kamar itu dan menatap sekeliling kamar.

“Suka?” Tanya mark yang tiba-tiba muncul dan memeluk chanista dari belakang.

Chanista mengangguk, ia memang cukup kagum melihat ini, kamar kosong yang tak terpakai telah di ubah menjadi kamar bayi yang begitu indah.

“Biar baby betah dirumah, mommy nya juga nyaman.” Mark mengecup kening chanista dengan lembut.

Chanista hanya tersenyum, menanggapi ucapan suaminya.

“Mark...” Lirih chanista.

“Hmm?”

“Boleh gak aku minta kalo aku lahiran, kamu ada di samping aku.”

Mark mengangguk menyetujui itu, ia siap menemani chanista selama proses melahirkan.

“Tolong pastiin aku gak lihat bayi itu, aku gak tau dia laki-laki atau perempuan, tolong jauhin bayi ini dari aku begitu dia lahir...”

Mark terdiam mendengar ucapan istrinya, chanista sepertinya tak main main dengan keinginan nya kemarin.

“Kenapa harus gitu?” Tanya mark.

“Kalo nara gak bisa punya ibu, bayi ini juga harus sama, biar adil mark...”

✨✨✨

Mau up next kalo dah 200vote wkwkwk

Sist masih angett nih nohyuck nya cek profil ku yaww

Sist masih angett nih nohyuck nya cek profil ku yaww

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Young Mother || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang