08

3.3K 345 43
                                    

Bali

Bali menjadi kota pilihan johnny. agar chanista bisa membesarkan kandungan nya tanpa ada orang yang mengetahui nya.

Tenita ikut pindah ke bali bersama chanista, hanya johnny yang tetap tinggal di Bandung dan sesekali akan datang untuk mengecek anak dan istrinya.

Kenapa harus bali? Karena biaya hidup nya tak jauh berbeda dengan Bandung. Hanya saja mungkin johnny akan mengeluarkan uang lebih sebulan sekali untuk dirinya sendiri karena harus menjenguk anak dan istrinya, tak apa asalkan masa depan sang anak terselamatkan dan cucunya pun bisa lahir kedunia.

Sudah satu minggu chanista berada di bali, tapi ia tak berani keluar dari rumah, malu rasanya melihat tetangga yang menatapnya dengan risih karena anak seumurnya sudah memiliki perut yang buncit.

Harusnya hari ini chanista menikmati kelas baru nya bersama teman-temannya, tapi nyatanya chanista harus terkurung di dalam kamar.

“Chan...” Suara tenita membuyarkan lamunan chanista, ia menoleh dan menatap ibunya yang membawa buah-buahan.

“Udah di minum obat nya?” Tanya tenita, duduk di samping ranjang chanista.

“Udah bu.” Ucap chanista menatap sang ibu yang menyuapkan satu potong apel pada mulutnya.

“Chani makan mulu kalo sama ibu.” Ucap chanista mengunyah apel yang ibunya suapkan.

“Biar baby sehat chan.” Ucap tenita, mengecup kening sang anak.

Chanista hanya tersenyum mendengar ucapan sang ibu, tanpa memprotes ia pun kembali menyuapkan apel yang sudah di siapkan ibunya.

“Chan.” Panggil tenita.

“Iya?” Ucap chanista, mendongak menatap ibunya.

“Kamu bisa cerita kok sama ibu kalo mau, tentang ayah dari baby.”

Chanista menghentikan kegiatan memakan apelnya, menatap sang ibu dengan sendu. Haruskah ia berkata jujur tentang jeno?

“Maafin ibu ya kurang merhatiin kamu.” Tenita belum bisa menghilangkan rasa bersalahnya.

“Maafin chani juga ya bu, gak bisa jaga diri.” Chanista sama merasa bersalah seperti tenita.

“Enggak kamu gak salah... Ibu yang salah, ibu sama ayah yang terlalu sibuk kerja, ibu pikir kalo kamu cukup sama uang bisa nurut dan baik, ternyata itu doang gak cukup.”

Chanista dan tenita saling berpelukan terisak pilu satu sama lain.

✨✨✨

Sudah satu minggu lama nya rena dan teman-temannya memulai kelas baru tapi chanista tak kunjung datang ke sekolah, setiap hari rena selalu mencoba datang kerumah chanista tapi rumah itu tampak kosong.

Setiap hari juga rena mencoba menghubungi nomor telepon dan sosial media chanista yang lain, namun tak kunjung ada jawaban.

Hari ini rena mencoba mengumpulkan keberanian nya dan datang menemui gurunya untuk menanyakan kenapa pihak sekolah diam saja saat teman nya tak masuk hampir lebih dari satu minggu?!

Young Mother || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang