07

3.3K 369 30
                                    

Hari ini chanista datang untuk pertama kalinya ke dokter kandungan bersama ibunya, mereka pergi ke sebuah rumah sakit vip agar tak ada orang yang melihat mereka.

Chanista tersenyum senang saat mendengar suara detak jantung bayinya yang sangat kencang, berbeda dengan tenita yang terisak saat mendengar detak jantung si bayi.

Dokter mengatakan bahwa chanista membutuhkan obat penguat kandungan, mungkin karena umur chanista yang masih terlalu muda ada sedikit masalah di dalam kandungan nya.

“Kalo mau pergi paling nunggu sampe usia kandungan nya empat bulan, kalo sekarang rentan banget.” Ucap sang dokter, matanya masih sibuk menatap layar usg dihadapan nya.

“Gak bisa ya pergi sekarang-sekarang?” Tanya chanista, menatap dokternya penuh harap.

“Gak bisa, bayinya terlalu lemah. Pikiran kamu juga ngaruh sama bayi, jangan banyak pikiran ya?” Ucap sang dokter tersenyum pada chanista.

“Iya dok, padahal aku udah pengen cepet pergi.” Ucap chanista.

“Sabar ya, tunggu baby nya siap.” Ucap dokter.

“Tapi bisa di kasih obat penguat kan dokter?” Ucap tenita.

“Iya bisa, ini saya kasih. Yang penting kamu jangan banyak pikiran ya?” Ucap sang dokter kembali melirik chanista.

“Iya dok.”

“Sekarang mending berhenti sekolah dulu, fokus sama baby ya?” Ucap dokter.

Chanista mengangguk ia memang sudah berniat untuk berhenti sekolah dan fokus kepada bayinya.

“Habis baby lahir baru deh sekolah lagi, mommy nikmatin masa mudanya, kejar cita-citanya, mau jadi pramugari kan?” Tanya dokter, menatap chanista yang mulai terisak.

Tenita menceritakan semuanya kepada sang dokter, tentang chanista yang hamil karena pergaulan bebas lalu cita-cita chanista yang ingin menjadi pramugari agar bisa berkeliling dunia.

“Gak lama kok cuman sembilan bulan, habis itu sisa nya biar nenek nya yang urus...” Ucap dokter.

Johnny dan tenita memutuskan untuk tetap mendukung chanista agar melahirkan anak nya setelah itu sang bayi akan di angkat menjadi seorang anak oleh johnny dan tenita, lalu chanista bebas menikmati masa mudanya lagi.

“Tapi, nanti ngelahirin gak sakit kan dok?” Tanya chanista.

“Gak akan, dokter yang bantu pasti gak sakit, asalkan kamu gak bandel dan nurut sama kata-kata dokter oke?” Ucap dokter mengacungkan jempolnya pada chanista.

“Siap aku gak akan bandel.” Ucap chanista tersenyum hangat kepada dokternya.

Chanista pun keluar dari ruangan dokter, di susul oleh tenita. Rasanya sedikit lega setelah mendengar bahwa bayinya baik baik saja.

Tenita menyuruh chanista untuk kembali ke mobil terlebih dahulu agar tenita menebus obatnya, agar tak ada orang yang mencurigai mereka.

✨✨✨

Pagi ini chanista pergi kesekolah untuk mengambil barang-barangnya yang tersisa di loker, kenaikan kelas akan di langsungkan minggu depan.

Chanista sibuk memasukkan beberapa barang-barang kedalam tas nya, seperti baju olahraga, buku paket, dan kaos kaki cadangan yang selalu chanista bawa.

Ada rasa sedih di dalam hatinya karena harus meninggalkan sekolah secepat ini, ia tak bisa lulus bersama teman-temannya yang lain.

“Chan...”

Suara serak khas pria mengangetkan chanista yang tengah melamun, ia menoleh dan tersenyum menatap mark.

“Kenapa di beresin?” Tanya mark menatap bingung sang adik kelas.

“Kan kita mau naik kelas kak...” Ucap chanista dengan ragu.

“Terus? Kan loker tetep disini, gak akan pindah tetep diruangan ini.” Ucap mark, mengerutkan keningnya.

“Gak apa apa, cuman mau bersihin dulu di rumah terus nanti bawa lagi kesini.”

“Bohong, ayo jujur kenapa? Kamu mau pindah ya?”

Chanista terdiam menatap mark, lalu kembali menutup pintu lokernya.

“Mau ketaman belakang gak kak?” 

“Ayok.”

Chanista tanpa pikir panjang menarik kaka kelasnya itu untuk mengikuti langkahnya, selama berjalan ke taman belakang chanista mendapatkan lirikan dan pandangan tak menyenangkan dari teman-teman nya.

Mark merangkul pinggang chanista dengan lembut, menarik tubuh mungil chanista untuk semakin dekat dengan nya.

Chanista sedikit terkejut dengan apa yang di lakukan mark tapi ia tetap berjalan tanpa menoleh keara mark.

Tak lama mereka pun sampai di taman belakang sekolah, chanista duduk di bawah pohon besar, begitu pula dengan mark yang ikut duduk di samping nya.

“Kenapa?” Tanya mark, melirik chanista yang menghirup nafas beratnya.

“Karena kak mark banyak nanya, aku mau ngomong sama kaka, tapi kaka janji ya jangan bilang-bilang lagi sama yang lain apalagi rena.” Ucap chanista.

“Hmm, kenapa?” Tanya mark lagi.

“Janji dulu kak...” Chanista mengacungkan jari kelingking nya pada mark.

Mark pun tersenyum dan menautkan jaru kelingking nya.

“Janji chan.” Ucap mark.

“Aku mau pindah.”

“Huh? Kemana?”

“Pokoknya jauh.”

“Kenapa? Sekolah ini udah gak nyaman ya buat kamu? Udah biarin aja nanti juga rumor nya ilang seiring berjalannya waktu, gak usah di tanggepin juga jeno.”

Chanista tersenyum mendengar ucapan mark yang terdengar ingin menenangkan nya.

“Ada satu hal yang bikin aku harus pergi dari sekolah ini, bukan sekolah juga sih tapi kota ini juga.”

“Kenapa? Aku gak boleh tahu?”

Chanista mengangguk, tersenyum manis pada mark.

“Makasih ya kak, selama aku disini kaka selalu nolong aku, selain rena dan naya, kaka termasuk orang yang paling spesial buat aku.”

“Pindah kemana? Kota apa? Aku gak boleh tahu chan?”

“Gak boleh.”

“Yaudah deh, baik-baik ya nanti disana? Kalo bisa sih harus tetep ngabarin biar gak lupa sama kaka.”

“Gak yakin.” Ucap chanista.

“Kenapa?” Tanya mark.

Chanista menggeleng dan terisak dengan pelan, ia tersadar sekarang bahwa dirinya mungkin akan merasa kesulitan dengan suasana baru, bisa saja ia tak menemukan orang sebaik, rena, naya dan mark di luar sana.

“Kok nangis? Kalo gak mau ngasih tahu gpp, aku gak akan nanya apa-apa lagi, aku janji jaga rahasia ini dari temen-teman yang lain, apalagi rena.”

Mark menarik tubuh mungil chanista memeluk nya dengan lembut, membiarkan chanista menangis di dalam pelukannya.

“Kalo kita suatu saat ketemu lagi, itu berarti takdir ya chan? Kalo ketemu boleh gak kak mark minta satu hal...”

“Apa?”

“Jadi istri kak mark ya...”

✨✨✨

Young Mother || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang