12

3.1K 307 77
                                    

Pagi sekali kenyamanan tidur chanista sudah di usik sang ibu yang sejak tadi terus menggoyangkan tubunya untuk bangun.

Chanista membuka matanya dengan malas menatap ibunya dengan geram, tak bisakah orang-orang membiarkannya tidur lebih lama hari ini?!

“Chan, itu ada temen kamu dibawah.”  Tenita menatap sang anak yang baru saja membuka matanya.

“Siapa?” Tanya chanista dengan suara paraunya.

“Gak tau, nanyain nara mulu. Ibu aneh dia kan temen kamu kenapa nara yang di tanyain?” Ucap tenita merasa risih oleh orang yang sejak tadi sudah berada dirumahnya.

Chanista langsung menegakkan tubuhnya bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar.

Mata chanista menangkap jeno yang tengah bermain bersama nara di ruang tengah, dengan rasa kesal dalam hatinya chanista pun melangkah mendekati jeno.

“Keluar!” Ucap chanista, menarik kerah baju jeno untuk pergi dari rumahnya.

“Ishh... Apaan sih chan!” Jeno menepis tangan chanista.

“Keluar! Ngapain lagi?” Chanista menatap geram jeno.

“Mau nengok anakku lah, terus ng—Hmmppphh...”

Chanista menyumpal mulut jeno menggunakan tangannya lalu menyeret jeno untuk keluar dari rumahnya.

Nara dengan langkah kecilnya mengikuti chanista dan jeno, ia pikir kedua orang itu tengah bermain-main.

“Gila ya! Kemarin aku udah kasih kamu kesempatan jen! Kamu gak bisa se enak nya kaya gitu! Jangan asal nyeplos ngomong kalo nara anak kamu! Kalo orang tua aku denger gimana?” Chanista melepaskan tangan nya yang membekap mulut jeno, ia merasa kesal kepada jeno.

“Emang dia anak aku.”

“Kamu gak punya anak, aku juga gak punya anak.”

“Gila kamu chan.”

“Pergi jen, jangan pernah kesini lagi. Nara bukan anak kamu ataupun aku.”

“Aku udah bilang, aku mau perjuangin kamu chan.”

“Aku udah nemuin orang yang tepat buat hidup aku.”

“Mark?”

“Iya.”

“Kamu egois chan, kamu gak mikirin nara kalo ngelanjutin hubungan kamu sama mark!”

“Terus kamu mikirin aku gak? Kamu pengen balik sama aku cuman buat nara kan? Bukan sayang sama aku.”

“Seenggak nya kita bisa besarin nara bareng-bareng.”

“Aku juga pengen ngerasain di sayang jen.”

“Nara juga chan.”

“Nara gak pernah kekurangan kasih sayang walaupun kamu gak sama dia! Orang tua aku jamin segalanya buat hidup nara.”

“Itu beda chan, nara perlu kita.”

“Aku kali ini mau egois jen, aku juga mau bahagia.”

“Aku bisa bahagiain kamu, sama nara chan.”

“Gak jeno, tolong jangan kasih aku rasa sakit kaya dulu lagi.”

“Aku gak akan kaya du—”

“Jen, tolong aku berjuang dulu buat nara, kali ini bolehkan aku egois buat hidupku sendiri?”

“Chan, sumpah kamu bukan cuman egois kalo kaya gitu, tapi jahat.”

“Emang kamu pikir dulu kamu gak jahat? Kamu buang aku sama nara dulu tolong inget jen.”

Young Mother || GS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang