Prolog
"Tak ada salahnya kita mengucapkan kata maaf saat
melakukan suatu kesalahan, tapi alangkah baiknya jika kita tak mengucapkan kata itu dengan cara tak melakukan kesalahan sekecil apapun? Namun apa daya, kita hanyalah manusia biasa yang tak bisa terhindar dari kesalahan".
.
.
.
.
.
.
.Kkrriieett!!
Terlihat lelaki bertubuh mungil dengan syal merah yang mengalung indah di lehernya keluar dari suatu ruangan dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Senyum itu sangat manis dan mampu membuat siapa saja yang melihatnya merasakan kedamaian tapi tidak dengan pemilik senyum itu sendiri.
"Eomma, maafkan aku" gumamnya terus berjalan menyusuri koridor rumasakit di mana eommanya di rawat saat ini.
Dengan langkah pasti lelaki mungil itu terus berjalan tanpa arah dan tujuan dengan air mata yang terus menerobos keluar sari balik kaca mata hitamnya.
Brugh!
"M-maaf" ucap si mungil sambil berusaha berdiri.
"Apa kau buta hah?!" kesal orang yang tak sengaja si mungil tabrak.
Si mungil hanya bisa terus mengucapkan kata maaf sambil membungkuk berharap orang yang ada di hadapannya memiliki belas kasih dan membiarkannya pergi.
"Maaf kau bilang? seumur hidup ku aku tak pernah mendengar kata maaf dari siapapun, kau harus bertanggung jawab" ucap lelaki itu.
"Aku benar-benar minta maaf aku tak sengaja"
"Apa perduliku kau sengaja atau tidak, yang ku mau kau tanggung jawab"
"Apa kau terluka?" tanya si mungil mulai meraba tubuh kejar lelaki itu.
"YAK! APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!" teriakannya sambil mendorong si mungil dengan rasa jijik.
Brugh!
aawwww~
Si mungil memengang tubuhnya bagian belakang yang terasa nyeri karena menyentuk lantai.
"HAECHAN!" teriak seseorang berlari menghampiri si mungil yang masih tersungkur di lantai.
"H-Hyung"
Lelaki yang baru sampai itu segera membantu si mungil berdiri sebelum dia berjalan mendekati lelaki angkuh dan sombong yang berani-beraninya mendorong sang adik.
Plak!
Mata lelaki itu membola saat satu tamparan mendarat di pipi kirinya.
"Apa kau gila melakukan kekeran pada orang buta sepertinya"
Deg!
Lelaki angkuh itu melirik ke arah Haechan yang berdiri tak jauh darinya dengan kepala menunduk.
"Kau yang di lahirkan normal dengan tubuh sempurna harusnya melindunginya bukan membullynya" omel sang Hyung yang tak trima adiknya di perlakukan seperti itu.
Sedangkan lelaki angkuh itu hanya diam tak berkutik bahkan tak keangkuhannya yang tadi ia tunjuknya seketika menghilang entah ke mana.
"H-Hyung" panggil Haechan sambil merentangkan tangan dan menggerakkannya kesegala arah mencari keberadaan sang kakak.
Lelaki itu menoleh kebarah sang adik dan segera meraih tangannya "Hyung di sini Chan~aaa" ucapnya membuat Haechan tersenyum.
Dan tanpa Haechan ataupun kakaknya sadari lelaki angkuh itu ikut menarik sudut bibirnya saat melihat senyum Haechan.
"Doh Haechan"
Lelaki berusia 20tahun berdarah Korea dengan senyum menawan nan manis membuat siapa saja ingin memilikinya sebelum tau akan keluarganya. Haechan terlahir dengan wajah imut dan kulit eksotis, tubuh mungil dan senyumnya yang indah, tapi sayangnya Haechan memiliki kekurangan pada matanya, Yups! Haechan buta, Haechan belum pernah sekalipun melihat dunia seumur hidupnya, dia hanya mengandalkan indranya yang lain untuk mengenali suatu benda. Namun meski begitu Haechan masih sangat bersyukur karena memiliki seorang kakak dan Eomma yang sangat menyayanginya dan menjadi teman untuknya selama ini karena tak ada satupun orang yang mau berteman dengan lelaki cacat sepertinya sampai pertemuan tak sengaja dengan seseorang yang akan memberinya secercah harapan untuk dirinya hidup sedikit lebih lama.
Cklek!
"Kalian dari mana saja?" tanya wanita paruh baya yang sedang berbaring di atas ranjang rumasakit saat melihat kedua putranya memasuki ruangannya.
"Maaf eomma, tadi Njun mencari Haechan sebentar" ucap putra sulung keluarga Doh yang bernama Doh Renjun.
"Channie dari mana?" tanya eomma sambil meraih tangan Haechan yang berdiri di samping ranjangnya.
Dengan perlahan Haechan meraih tangan sang eomma dan dirinya mulai meneteskan airmatanya.
"Eomma, maafkan Channie" ucap Haechan yang malah membuat eomma dan Hyungnya saling menatap dengan tatapan bingung.
"Channie salah apa?" tanya eomma.
"Channie hiks... Channie selalu menyusahkan eomma dan Hyung, Channie tak berguna" ucap Haechan sambil sesegukan karena menahan tangis.
Renjun, meraih bahu sang adik dan menurunnya untuk duduk di tepi ranjang rawat eomma mereka.
"Channie~aaa, dengarkan Hyung" ucap Renjun sambil menangkup kedua pipi gembil sang adik, "Channie tak pernah salah, Channie juga tak pernah menyusahkan Hyung ataupun eomma karena Channie sangat lah berharga jadi Hyung dan eomma tak mau Channie terluka" ucap Renjun membuat Haechan langsung memeluknya sam menangkis dalam delapan sang kakak.
- - -ooOoo- - -
Udah segini dulu... semoga kalian suka dengan cerita gak jelas ku ini.
Bakal aku lanjut kalau udah tembus 200vote 🤣🤣 jadi sabar-sabar ya kalian nunggu ✌️see u Next chapt 😙.
KAMU SEDANG MEMBACA
"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END
أدب الهواة"Biarkan aku menjadi matamu suatu saat nanti" "Kau tak perlu melakukan itu" "Jika kata maaf bisa ku tukar dengan nyawa maka aku akan lakukan itu untukmu" Kadang orang menilai orang lain hanya dengan memandang fisiknya, tanpa tau ada sejuta berlia...