"Chapt 15"
Setelah dua hari di rumah orang tua Haechan, kini Jeno dan Haechan kembali ke Apartemen mereka.
"Sini aku bantu" ucap Jaemin meraih tas yang ada di tangan Haechan saat mereka baru saja memasuki apartemen.
"Kenapa kau masih di rumah?" tanya Jeno yang melihat adiknya masih di rumah sedangkan matahari semakin menampakkan wujudnya.
"Aku gak kekantor" jawab Jaemin.
"Kenapa?"
"Karena ingin nyambung kakak iparku yang imut ini"
"Ck! alasan macam apa itu" gerutu Jeno yang malah membuat Haechan tersenyum dan tanpa Haechan sadari Jaemin memperhatikannya dengan tatapan tak suka meski sudut bibirnya terangkat.
"Ah! Na aku ingin bicara sebentar" ucap Jeno menarik Jaemin "bentar ya sayang" lanjut Jeno bicara pada Haechan.
Jeno, melangkah tak jauh dari Haechan berdiri dan mulai membisikkan sesuatu pada Jaemin.
"Hah! kenapa kau tak memberi tahuku? dan apa Haechan Hyung tau tentang ini?" Ucap Jaemin yang terdengar samar-samar oleh Haechan.
Beberapa menit kemudian Jeno dan Jaemin kembali menghampiri Haechan dan melanjutkan langkah mereka menuju lantai atas di mana kamar mereka berada.
"Makasih Jaemin~aa" ucap Haechan saat mereka sampai di kamar dan Jaemin mengembalikan ransel Haechan yang tadi ia bawahkan.
Setelahnya Jeno dan Haechan masuk kedalam kamar meninggalkan Jaemin yang tersenyum penuh kelicikan.
- - -ooOoo- - -
Haechan, duduk di tepi ranjang sedangkan Jeno memindahkan baju mereka dari ransel ke lemari.
"Jeno~aaa" panggil Haechan.
"Hhmm?" gumam Jeno sambil terus membereskan baju-baju.
"Tadi apa yang kau bicarakan dengan Jaemin?" tanya Haechan membuat Jeno menghentikan aktifitasnya dan melihat ke arah Haechan dengan tatapan heran bagaiman Haechan tau.
"Aku tak melihat atau mendengar kalian bicara tapi aku bisa merasakan ada sesuatu yang kalian sembunyikan dariku" ucap Haechan lagi.
Jeno, beranjak dari jongkoknya dan berjalan mendekati Haechan sebelum kembali berjongkok di hadapan Haechan dengan kedua tangannya menggenggam tangan Haechan.
"Maaf" ucap Jeno sambil memberi kecupan pada punggung tangan Haechan.
"Kenapa? kenapa minta maaf?" tanya Haechan dengan raut wajah khawatir.
Jeno, menarik nafas dalam-dalam seolah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan sesuatu pada Haechan.
"Jeno~aaa... ada apa? cepat katakan" ucap Haechan yang alah membuat Jeno tersenyum.
"Maaf aku harus meninggalkanmu" ucap Jeno.
Dan entah apa yang ada di pikiran Haechan sehingga air matanya lolos begitu saja sebelum Jeno melanjutkan ucapannya atau menjelaskan apa maksud dari meninggalkan.
"Hei, kenapa menangis?" tanya Jeno yang langsung berdiri dan mendekap Haechan yang sudah menangis sesegukan sambil memukuli lengannya.
"Ah! sakit Chan~aaa... aku meninggalkan mu karena tugas dari papa bukan meninggalkanmu dengan pasangan baru" ucap Jeno.
Haechan, menghentikan pukulannya bahkan tangisnya saat mendengar ucapan Jeno.
"Apa maksudmu?"
Jeno, duduk di samping Haechan dan menghapus air mata Haechan menggunakan kedua ibu jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END
Fanfic"Biarkan aku menjadi matamu suatu saat nanti" "Kau tak perlu melakukan itu" "Jika kata maaf bisa ku tukar dengan nyawa maka aku akan lakukan itu untukmu" Kadang orang menilai orang lain hanya dengan memandang fisiknya, tanpa tau ada sejuta berlia...