"Chapt 23"
Cklek!
Haechan, yang sudah berbaring di atas ranjang segera bangkit saat mendengar suara pintu terbuka.
"Jeno, kau baru pulang? aku akan siapkan air hangat untu-"
"Tak usah, kau istrirahat saja aku bisa siapkan sendiri" ucap Jaemin yang langsung masuk ke dalam kamar mandi dan tanpa sadar air matanya menetes.
Sungguh Jaemin ingin menyerah dengan ke adaan ini, dia tak ingin kehilangan kembarannya dan juga tak ingin terus membohongi Haechan dengan menyamar jadi Jeno. Tapi Jaemin juga tak tau bagaimana cara mengakhiri semuanya karena dia tak ingin Haechan terluka.
Mungkin itu terlalu cepat untuk Jaemin yang tadinya membenci Haechan menjadi mencintai Haechan, tapi membenarkan perkataan Jeno kalau Haechan punya daya magis yang entah bagaimana caranya bisa membuat orang nyaman bahkan jatuh hati padanya secara cepat.
Tok!
Tok!
"Jeno~aaa... panggil Haechan dari luar menyadarkan Jaemin dari lamunannya.
Tok!
Tok!
Jaemin, segera menghapus airmatanya dan rambutnya yang sedikit acak-acakan entah apa tujuannya toh Haechan juga gak melihat itu.
Cklek!
"Kenapa?" tanya Jaemin pada Haechan yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"E-enggak, aku hanya mengkhawatirkanmu karena tak biasanya kau selama itu di kamar mandi" ucap Haechan yang semakin membuat Jaemin terluka.
Jaemin, keluar dari kamar mandi dan mendekati Haechan lalu menangkup kedua pipi gembul Haechan.
"Kau tak apa-apa kan? kau tak sedang sakit kan?" tanya Haechan.
Jaemin, mengusap pipi Haechan dengan lembut di tambah senyum di wajah tampannya.
Cup!
"Jika aku berkata baik-baik saja dan juga sakit kau lebih percaya yang mana?" tanya Jaemin.
"Uumm... aku mau bilang kamu sakit tapi seperti tidak, dan kalau aku bilang baik-baik saja"
Haechan, menggantung ucapannya dan menunduk membuat Jaemin mengerutkan dahinya bingung.
"Beberapa minggu ini setelah kamu memberi tahuku tentang donor itu aku merasa ada yang janggal dan entah kenapa aku mengkhawatirkanmu begitu berlebihan seolah kau akan meninggalkanku" lanjut Haechan.
Jaemin, mendongak guna menahan air matanya agar tak menetes dan Haechan tau dirinya menangis.
"Jeno~aaa" panggil Haechan.
"Uummm?"
"Aku ingin kau orang pertama yang ku lihat saat aku membuka mataku nanti" ucap Haechan lagi yang membuat Jaemin langsung menarik Haechan kedalam pelukannya.
"Hyung, maaf kan aku... maaf... aku berjanji suatu hari nanti aku akan jujur padamu" batin Jaemin sambil memeluk erat tubuh Haechan.
- - -ooOoo- - -
Sedangkan di rumasakit Jeno baru terbangun dari tidurnya dan melihat sekitar di mana ruangan bernuansa putih dan alat medis yang ada di sekitarnya terlihat tak ada seorang pun selain dirinya.
"Jaemin dan Renjun Hyung tak ke sini hari ini?" gumam Jeno sambil berusaha untun duduk.
Jeno, menghela nafas lelah sebelum menoleh ke arah samping yang niatnya mengambil ponselnya dan melihat foto-foto keseharian Haechan yang ia dapatkan dari Jaemin sebagai obat rindunya pada istri mungilnya itu.
"Pagi baby, apa kau sudah bangun? Jaemin belum mengirimkan satu foto pun pagi ini padahal aku sedang sangat merindukanmu" ucap Jeno pada foto Haechan yang terlihat di layar ponselnya.
Lagi-lagi Jeno menghela nafas dan mulai membaringkan tubuhnya yang terlihat kurus karena penyakitnya, sambil terus menatap layar ponselnya.
Ting!
Jeno, terdiam melihat notif pesan dari Jaemin dan ia kembali duduk.
"Video? tumben tu bocah kirim video" gumam Jeno mulai membuka video yang di kirimkan oleh Jaemin.
*"Apa kau baik-baik saja Jeno~aaa, aku mengkhawatirkan mu"
*"Kau tak apa kan? kau tak sedang sakit kan?"
Jeno, meneteskan airmatanya saat mendengar pertanyaan Haechan di dalam video yang di kirimkan oleh Jaemin.
*"Aku ingin kau orang pertama yang aku lihat saat aku membuka mataku setelah operasi nanti"
Tangis Jeno semakin menjadi "maaf Chan~aaa maaf" gumam Jeno dalam tangisnya.
Ya, sebelum Jaemin masuk ke kamar mandi dia lebih dulu menyalakan kamera dan meletakkannya di atas nakas dekat kamar mandi, Jaemin sengaja melakukan itu dengan harapan agar Hyungnya tau kalau Haechan sangat mencintainya dan Jaemin tak sanggup terus berbohong dengan menjadi sosok Jeno.
Ting!
Nana🐰
Hyung, maaf hari ini aku tak bisa ke rumasakit.
Jeno, hanya menganggu saat membaca pesan singkat sang adik dan dia masih menangis dengan terus memutar berulang video Haechan yang di kirim oleh Jaemin sebelumnya.
"Kau bisa Jaemin~aaa"
Jaemin, yang ternyata ada di depan ruangan Jeno di rawat dan hanya memandangi Jeno yang menangis di dalam lewat cendela kecil yang ada di pintu itu menoleh di mana Renjun sudah berdiri sana.
"Makasih Hyung" ucap Jaemin.
Renjun, membalas dengan senyuman dan mengusap pelan lengan kekar Jaemin sebelum akhirnya mereka pergi dari sana membiarkan Jeno sendirian untuk sementara waktu.
- - -ooOoo- - -
Pengen bikin moment sad sudah banget sih ya 🤧🤧🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END
Fanfiction"Biarkan aku menjadi matamu suatu saat nanti" "Kau tak perlu melakukan itu" "Jika kata maaf bisa ku tukar dengan nyawa maka aku akan lakukan itu untukmu" Kadang orang menilai orang lain hanya dengan memandang fisiknya, tanpa tau ada sejuta berlia...