"Chapt 16"
Dddrrrttt....
Ddrrrtttt.....
"Hallo?"
Jeno, terdiam dengan dahi yang mengerut saat mendengar suara serak khas bangun tidur menyapa indra pendengarannya dan dia menjauhkan ponselnya dari telinganya guna melihat kalau dia tak salah nomor.
"Na, di mana Haechan?"
Seketika mata Jaemin terbuka lebar dan melihat ponsel Haechan ada di tangganya da terlihat nomor Jeno tertera di layar ponsel yang sialnya sedang melakukan panggilan.
"H-Hyung?"
"Uummm, dimana Haechan dan kenapa ponsel dia bisa denganmu?"
"Ah! mungkin semalam aku salah ambil"
"Maksud kamu?"
"Iya semalam setelah mengantarmu aku pulang dan melihat Haechan Hyung sedang menangis dan aku nenghampirinya"
"Lalu?"
"Dia bilang sangat mengkhawatirkanmu dan menunggu kau menelfonnya, jadi aku berinisiatif menelfonmu tapi ternyata batreku habis, lalu aku numpang cas di kamarmu" ucap Jaemin.
Jeno, tak ingin berprasangka buruk pada adiknya karena dia yakin Jaemin tak akan melakukan apapun pada istri mungilnya dan Jeno berpikir justru tanpa Jaemin dia tak tau harus meminta bantuan pasa siapa untuk menjaga Haechan.
"Makasih sudah perhatian padanya, dan katakan padanya aku minta maaf karena kemarin tak menghubunginya karena saat sampai di jeju aku terlalu lelah dan malah ketiduran" ucap Jeno panjang lebar.
"Uumm... nanti aku sampaikan, ah! iya Hyung sudah dulu ya, aku harus bersiap ke kantor" ucap Jaemin sebelum mengakhiri sambungan.
Jaemin, melempar ponsel itu ke sembarang arah dan mengusap wajahnya dengan kasar sebelum menoleh ke arah samping di mana Haechan duduk dengan tubuh telanjangnya yang ia tutupi dengan selimut menangis tanpa suara.
"Kenapa kau menangis?" tanya Jaemin dan Haechan hanya menggelengkan kepalanya duduk sampingnya.
"Ck! dasar pelacur, bukannya semalam kau mendesah kenikmatan, kenapa sekarang kau menangis?"
Flashback oN.
Jaemin, memasukan tangannya kedalam kaos Haechan dan mengusap kulit mulus dan perut rata Haechan dengan sangat seksual yang lama kelamaan semakin ke atas.
"Puaskan aku malam ini dan desahkan namaku seperti yang kau lakukan saat bercinta dengan si bodoh itu" bisik Jaemin sebelum menjilat telinga Haechan.
Haechan, menggeleng pelan "Jangan lakukan itu, aku tak mau" gumam Haechan yang masih bisa di dengar dengan jelas oleh Jaemin.
"Kenapa? bukankah sudah ku katakan kalau apapun yang di miliki si bodoh itu juga milikku termasuk kau"
"Tapi ak-"
Srak!
Jaemin, merobek kaos yang Haechan kenalan dan membalikkan posisi Haechan lalu mengukuhnya.
"Aku tak mau ada luka di tubuhmu, jadi lakukan apa perintahku" ucap Jaemin sebelum menyerang leher Haechan.
Jaemin, memberi tanda yang tak terlalu jelas pada beberapa bagian di leher Haechan dengan satu tangan mengunci tangan Haechan dan tangan lainnya memainkan nipple Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END
Fanfiction"Biarkan aku menjadi matamu suatu saat nanti" "Kau tak perlu melakukan itu" "Jika kata maaf bisa ku tukar dengan nyawa maka aku akan lakukan itu untukmu" Kadang orang menilai orang lain hanya dengan memandang fisiknya, tanpa tau ada sejuta berlia...