"Chapt 9"

3.2K 421 38
                                    

"Chapt 9"














Brak!

Haechan, terperanjat saat pintu kamarnya terbuka dengan sangat kasar.

"Jeno, kau sudah pulang? bukannya kau bilang kau lemb-"

Ucapannya terhenti saat tubuhnya terdorong hingga terbaring di atas ranjang.

"Jeno, kau kah itu?" tanya Haechan sambil mengangkat kedua tangannya guna mencari keberadaan orang yang sudah mendorongnya.

"Apa yang kau adukan pada kakak ku Hhmm?"

"J-Jaemin?"

"Ya, aku Jaemin kenapa? terkejut karena tak bisa mengenaliku" ucap Jaemin sambil mencekik Haechan yang sudah kembali terbaring di ranjang karena Jaemin kembali mendorongnya saat Haechan ingin beranjak.

"Jaemin, tolong lepaskan" ucap Haechan sambil berusaha menyingkat tangan Jaemin dari lehernya tapi tenaganya tak mampu untuk ia melakukan itu.

Jaemin, yang melihat Haechan memberontak sambil kesakitan bukannya melepas cekikannya tapi malah tersemyum bahagia sebelum akhirnya dia teringat perkataan sahabatnya saat perjalan pulang tadi.

Flashback oN.

Tangan Jaemin mengepal jual sambil terus mengumpat tentang Haechan sejak keluar dari ruangan Jeno.

"Sialan, dasar buta sialan, baru satu hari hadir di keluarga kau sudah bikin onar, akan ku beri perlahan kau" gumam Jaemin sepanjang koridor menuju parkiran.

Dan tanpa basa-basi lagi, Jaemin segera masuk kedalam mobilnya dan menyalakan mesin.

Ddrrttt...

Ddrrttt...

Aktifitasnya terhenti saat ponselnya bergetar terus menerus bertanda ada seseorang yang mencoba menghubunginya.

"Hallo?"

.....

"Mood ku sedang tidak baik, kau saja yang kesana"

.....

"Huffff, kau tak akan percaya ini, hyungku menikahi lelaki buta dan sekarang dia berikan dendan cara mengadu domba antara aku dan Hyung"

.....

"Idemu sangat gila, dan mana mungkin ak-"

.....

Jaemin, terdiam mendengar ucapa sahabatnya dan entah kenapa sudut bibirnya terangkat seperti seseorang yang sedang merencanakan sesuatu dan mendapatkan solusi dari rencana itu.

"Mari kita lihat nanti" ucap Jaemin sebelum mengakhiri sambungan dam menginjak gas lebih kencang lagi sehingga laju mobilnya semakin cepat.

Flashback Off.

Srak!

Jaemin, membalikkan tubuh Haechan menjadi tengkurap dan langsung melucuti celana Haechan.

"Jaemin apa yang kau lakukan" ucap Haechan menahan celana dalamnya yang akan di lepas oleh Jaemin.

"Diam kau jalang buta, kau menikah dengan kakak ku pasti karena harta kan" ucap Jaemin terus berusaha menarik celana dalam Haechan.

Srak!

Hanya dengan sekali tarik, Jaemin berhasil melepas ikat pinggangnya dan menggukan ikat pinggang itu untuk mrngikat kedua tangan Haechan.

"Jaemin, aku mohon jangan lakukan itu hiks" Haechan mulai menangis dan trus meronta sambil memohon berharap Jaemin memiliki bekas kasih dan tak melakukan lebih padanya dari apa yang di lakukan Jaemin sekarang.

"Kenapa hhmmm... bukanya kau sudah merasakan milik kakak ku, jadi rasakan juga punyaku" ucap Jaemin sambil membuka kaki Haechan sehingga dia dengan leluasa memasukan penisnya ke lubang Haechan.

"Jaemin hiks aku mohon jangan hiks"

Jleb!

Hanya satu kali hentakan tanpa pemanasan apalagi pelumas, penis Jaemin yang berukuran cukup besar menerobos masuk pada lubang Haechan.

Jaemin, meligat ke bawah dan sedikit terkejut saat melihat ada darah mengalir dari lubang Haechan.

"Jangan bilang kalian belum melakukannya" batin Jaemin terus menatap ke bawah tanpa ada niatan bergerak. Sedangkan Haechan sudah menangis dari awal Jaemin melucuti celananya dan sekarang semakin menangis karena rasa sakit yang luar biasa di bagian bawahnya.

Selang beberapa menit Jaemin terdiam akhirnya Jaemin memutuskan untuk tak melanjutkan aksinya dan melepas penisnya dari lubang Haechan.

"Hari ini kau selamat karena tiba-tiba tak nafsu" ucap Jaemin sambil membenarkan celananya lalu pergi meninggalkan Haechan yang masih dalam posisi tengkurap sambil menangis.

"Eomma hiks... eomma..." tangis Haechan.

- - -ooOoo- - -

23:30pm.

Jeno, yang baru pulang dari kantor dan melihat apartement masih dalam ke adaan gelap gulita.

"Chan~aaa, apa kau di dalam sayang?" teriak Jeno sambil berjalan ke arah kamar.

Cklek!

"Haechan~aaa" panggil Jeno sambil membuka pintu kamar dan ke adaan kamar sama gelapnya dengan apartement.

Jeno, mencari keberadaan sakral lampu dan menyalakannya, "HAECHAN!" teriak Jeno saat melihat Haechan tergeletak di lantai dengan luka di lengannya.

"Astaga Chan~aaa apa yang terjadi sayang" panik Jeno yang langsung menggendong Haechan untuk di pindahkan ke ranjang yang penuh darah.

Jeno, meraih ponselnya untuk menghubungi dokter pribadinya dan juga Jaemin.

Dan sekarang Jeno bersama Jaemin tengah berdiri di depan kamar sembari menunggu dokter yang memeriksa Haechan di dalam.

Cklek!

Pintu terbuka membuat Jeno segera berjalan mendekati dokter. "Bagaimana ke adaannya dok?" tanya Jeno.

Dokter itu tersenyum "dia baik-baik saja, tak ada luka yang setius" ucap sang dokter membuat Jeno bernafas lega.

"Tapi ada yang aneh" lanjut dokter membuat Jeno mengeritkan dahinya.

"Aneh?"

"Ah! Hyung sepertinya Haechan sudah siuman, lebih baik kau menemaninya dan biar aku saja yang urus dokternya" ucap Jaemin dan karena rasa khawatir Jeno pada Haechan lebih besar Jeno menyetujui saran Jaemin dan memilih menemui Haechan di kamar.

Dan setelah kepergian Jeno, Jaemin melangkah lebih dekat pada dokter itu "Apa yang aneh?" tanya Jaemin tanpa basa-basi.

Dokter itu tak sebodoh yang Jaemin pikir dan dia memilih untuk diam "tidak, tadi aku hanya salah bicara, dan ini obat yang harus di tebus agar pasien cepat pulih, saya permisi" ucap Dokter itu sambil memberikan secarik kertas di mana tertulis obat-obat yang di butuhkan Haechan.

- - -ooOoo- - -

Nana tampan pulang ke rumah tante yuk ☺️

"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang