"Chapt 10"
Jaemin, memasuki kamar Jeno dan Haechan setelah dia kembali dari apotik membeli obat-obat yang di sarankan dokter.
Cklek!
Jaemin, celingukan karena tak menemukan Jeno di kamar dan hanya ada Haechan yang terbaring dibatas ranjang.
"Ck! Kenapa gak mati aja sih" gumam Jaemin sambil menatap remeh Haechan.
Karena tak ada yang bisa Jaemin lalukan di kamar itu, Jaemin memutuskan untuk keluar setelah meletakkan obat Haechan di atas nakas.
"Gghhh~" lenguh Haechan membuat langkah Jaemin terhenti dan kembali menatap ke arah Haechan.
Jaemin, kembali mendekati Haechan "Sadar juga kau" ucap Jaemin.
"Jeno, kau kah itu?" ucap Haechan sambil meraba wajah Jaemin yang hanya berjarak beberapa senti darinya.
"Singkirkan tangan busukmu dari ku" ucap Jaemin sambil menampik kasar tangan Haechan dan Haechan baru sadar kalau itu bukan Jeno karena Jeno tak mungkin melakukan itu padanya.
Haechan, pernah bilang kalau dia membedakan seseorang dari bau parfum mereka atau wajah mereka, tapi berbeda dengan Jeno dan Jaemin yang merupakan anak kembar yang pasti memiliki kesamaan 98% pada diri mereka, dan itu sulit bagi Haechan untuk membedakan mana Jeno dan mana Jaemin apalagi dirinya yang buta membuatnya semakin sulit. Haechan hanya bisa membedakannya dengan sifat yang di miliki Jeno dan Jaemin sungguh bertolak belaka.
"J-Jaemin"
Haechan, mulai panik saat ingatannya akan kejadian tadi siang terputar kembali di kepalanya di mana itu semua awal dari semua apa yang terjadi sekarang.
"Kenapa Hhmm?" tanya Jaemin sambil menggenggam rahang Haechan.
"T-tidak" ucap Haechan sambil menggeleng kuat.
Jaemin, tersenyum dan meraih tangan Haechan yang terdapat perban di sana.
"Apa kau mencoba bunuh diri karena aku memperkosamu tadi siang?"
Lagi-lagi Haechan menggelengkan kepalanya "t-tidak aku hany-"
Plak!
Jaemin, menampar Haechan cukup keras hingga terdapat bekas merah di pipi Haechan.
"Tutup mulutmu dan jangan sampai Hyungku tau apa yang terjadi tadi siang atau aku akan membunuh eommamu" bisik Jaemin mengancam Haechan agar tak mengadukan perbuatannya pada Jeno tanpa sadar kalau Haechan melukai dirinya juga karena menyelamatkannya bukan semata Haechan ingin bunuh diri.
Ya, Haechan merasakan ada cairan yang keluar dari lubangnya dan Haechan yakin itu darah karena Hyungnya pernah berkata kalau orang pertama kali melakukan sex 95% pasti akan mengeluarkan darah, dan siang itu adalah sex pertama Haechan yang sialnya bukan suaminya yang melakukan tapi malah asik iparnya sendiri.
Dengan ke adaan Haechan yang tak bisa melihat, Haechan tak tau apakah di ranjangnya ada bekas darah atau tidak, dan dia tak tau bagaimana cara dia mengganti sprei agar Jeno tak curiga. Karena tak tau lagi harus berbuat apa, Haechan terpaksa melukai dirinya sendiri dan berjalan mengitari kamar dengan darah yang berceceran sampai akhirnya dia terjatuh pingsan.
Haechan, melakukan itu karena dia tak mau Jaemin dan Jeno saling membenci karenanya dan memilih untuk diam meski dia terluka dan harus menahan sakit itu sendirian.
Brak!
Terdengar pintu utama terbuka lalu kembali tertutup membuat Jaemin membenarkan posisinya dan juga Haechan karena dia yakin itu Jeno.
"Ingat baik-baik ucapanku tadi" ucap Jaemin sekali lagi mengingatkan Haechan untuk tetap tutup mulut.
Haechan, mengangguk pelan dan berpura-pura menutup matanya seolah dia belum tersadar dari pingsannya.
Cklek!
"Nana?" terkejut Jeno saat melihat adiknya berdiri di pinggir rajang.
"Kau darimana Hyung? istrimu sakit bukannya di jaga malah di tinggal, kalau dia kenapa-kenapa bagaimana?" omel Jaemin pada Jeno seolah dia sangat khawatir pada kakak iparnya.
"Maaf, aku keluar membeli bubur untuknya, tadi aku menghubungimu tapi ponselmu gak aktif" ucap Jeno.
"Benarkah?"
Jaemin, meraih ponselnya yang ada di aku celananya "ah! iya mati, mungkin ke habisan batre" ucap Jaemin yang malah membuat Jeno tersenyum melihat adiknya.
"Dasar" gumam Jeno.
Dan melihat ada kesempatan untuk pergi, Jaemin segera meminta izin pada kakaknya untuk pergi dengan alasan mau ngecas ponsel.
"Hyung, aku kekamar dulu ya" ucap Jaemin dan tanpa curiga Jeno mengangguk.
"Jaga istrimu baik-baik jangan sampai terluka lagi" ucap Jaemin sambil menepuk bahu sang kakak dan pagi keluar kamar menuju kamarnya sendiri.
- - -ooOoo- - -
Dua hari berlalu dan ke adaan Haechan sudah membaik nahkan dia juga sudah bisa melakukan aktifitasnya seperti biasa.
Greb!
Haechan, terkejut saat sepasang lengan melingkar pada perutnya saat dia baru keluar dari kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan Jeno~aaa" tanya Haechan yang merasa aneh kenapa tiba-tiba Jeno memeluknya dan menyembunyikan wajahnya pada tengkuk lehernya.
"Aku merindukanmu" jawab Jeno sambil memberi beberapa kecupan pada leher Haechan.
Tanggan Haechan bergerak mengusap rahang tergas Jeno "Bahkan kita menghabiskan hampir seluruh waktu untuk berdua dan kau masih bilang merindukanku" ucap Haechan.
"Ya karena aku gak mau jauh darimu"
"Kau ada masalah?"
Jeno, terdiam mendengar pertanyaan Haechan yang sebenarnya itu benar, dia sedang ada masalah yang hanya dirinya sendiri yang tau.
"Enggak"
"Jangan bohong" ucap Haechan. Haechan memang buta dan tak bisa melihat manik atau raut wajah sedih Jeno, tapi batin dan pengetahuan Haechan tak ikut buta sehingga dia tak bisa apa yang suaminya rasakan.
Selama mengenal Jeno, Jeno tak pernah menunjukkan sisi manjanya pada Haechan dan hari ini secara tiba-tiba Jeno menunjukkannya dan Haechan tau pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Jeno.
"Sungguh aku tak bohong sayang" ucap Jeno sambil mencubit pelan hidung Haechan.
"Kau selingkuh dari ku ya"
Jeno, melotot mendengar ucapan Haechan yang menuduhnya selingkuh.
"Yak! Lee Haechan, jahat sekali tuduhanmu itu" ucap Jeno langsung menggelitik Haechan.
"Aaahahaha... Jeno stop ini geli hahahaha"
"Gak ini hukuman untukmu karena menuduhku"
Brugh!
Mereka terjatuh di atas ranjang dengan Jeno menindih tubuh Haechan.
"M-maaf" ucap Jeno ingin beranjak dari tubuh Haechan, Namun Haechan lebih dulu menarik tengkuk Jeno sehingga bibir mereka bertemu dan tanpa sadar airmata Haechan menetes karena teringat kejadian di mana Jaemin memperkosanya.
- - -ooOoo- - -
Terusin gak sih ini book 😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
"God Gave Me You" {NOMINHYUCK} || END
Fiksi Penggemar"Biarkan aku menjadi matamu suatu saat nanti" "Kau tak perlu melakukan itu" "Jika kata maaf bisa ku tukar dengan nyawa maka aku akan lakukan itu untukmu" Kadang orang menilai orang lain hanya dengan memandang fisiknya, tanpa tau ada sejuta berlia...