(Name) memories (3)

200 48 3
                                    

"Hallo! Katakan kau berada di mana!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hallo! Katakan kau berada di mana!?"

"Ruang mawar no 17"

"Tunggu aku di sana!"

Tut

"Dimana dia?!"

"Dia.. Ada di dalam."

"Paman? Apa yang terjadi?"

"Maafkan paman nee"

"Huh?"

"Lebih baik kau menyusul kedalam"

Pemandangan pertama yang kudapat adalah seseorang terbaring di atas kasur dengan mama yang menangis sembari memeluknya, berteriak meneriakan nama papa.

Perasaan tak enak semakin menjadi-jadi. Pikiran ku tak berada di ambang positif. Walaupun aku masih kecil, aku mampu mencerna sesuatu dengan cepat.

Kaki ku tak ingin berjalan. Berat sangat berat untuk menggerakkan nya, aku hanya dapat bertanya tanpa ada niatan untuk melangkah.

"Mama?"

"(N-name)?"

"Siapa?"

"E-ee i-itu.....Dia"

"Siapa?"

"Dia papamu...maaf, di usiamu yang masih kecil kau harus melihat hal seperti ini"

"Papa?"

Lensaku melebar, terkejut kalau mendengar jawaban mama.
Mulutku bungkam bagai tak percaya apa yang sedang terjadi.

Aku mengerti. Sangat mengerti apa yang terjadi di depanku. Namun aku berusaha mungkin untuk tetap berpikir positif, ingin memastikan lebih lanjut bahwa pikiran negatif ku ini salah.

"P-papa? Gak! Papa sedang dalam misi dan akan pulang! "

Mulutku berkata demikian bergetar, menunggu jawaban yang akan keluar.

Mama yang mendengar pertanyaan ku meringis lalu mengelap airmata dan berjalan ke arahku yang masih menatap nya kosong. Kemudian ia berjongkok memegang pundakku dan berteriak.

"Dengar! kau lihat?! Dia papamu! Ya PAPAMU SEKARANG SUDAH MATI!"

Lolos sudah air mata yang ku pendam mati-matian.

"Papamu Mati! Hiks"
Ia menunduk setelah membentak ku dan kembali menangis.

"Nande?"

Mati? Aku kehilangan papa? Tapi kenapa? Aku saja jarang menghabiskan waktu bersama nya, tapi dia malah selamanya meninggalkan ku.

Kenapa kebahagiaan yang ku harapkan malah menyakiti ku.

Aku bahkan selalu iri melihat teman-teman bermain dengan papa mereka masing-masing.

Maka dari itu aku berharap agar aku bisa seperti mereka. Tapi kenapa malah ini yang ku dapatkan?.

Sudah sirna ya?

__________________________

Malam yang menyakitkan kini terlah berganti menjadi siang yang di hiasi awan mendung.

Kini banyak orang berduka sedang mengelilingi pemakaman. Ya pemakaman papa. Kini aku hanya bisa diam sambil menatap kosong nisan bertuliskan Nakano Ryouta,aku masih berusaha untuk ikhlas walaupun mungkin tak akan bisa.

Kronologi yang terjadi adalah....
Papa gagal dalam misinya. Ia tertangkap basah sedang memata-matai suatu geng dan berakhir di bunuh.

Di area pemakaman hanya tersisa 2 orang sebab yang lain sudah pulang karena takut akan hujan.

Tak ada senyum terukir sedikit pun dari mama, mungkin ia masih syok tiba-tiba mendengar berita yang tak pernah di bayangkan sebelumnya.

"(Name) ayo pulang"

"....."

"Mau tidak mau kita harus ikhlas menerima apapun yang terjadi"

"Mama daijobu?"

"Ya. Kau tak perlu khawatir, sekarang kita hanya akan hidup ber dua. Mari"

Dingin sangat dingin, ucapan yang mama katakan entah mengapa tak ada kehangatan sama sekali. Aku ingin menenangkan nya tapi aku juga tak ingin membuat nya semakin sedih dan stres, Jadi lebih baik aku diam saja.

Kehilangan keluarga adalah kehilangan terberat dalam hidup.
.
.
.
.
.
Di paksa tegar oleh kehidupan di patahkan karena kehilangan orang berharga.
.
.
.
.
.
Aku tak pernah berfikir bahwa kejadian ini akan terjadi.







TBC



Yak garing.

Kata" Nya ku ambil dri kehidupan aja Aqowkowk

Btw sebenarnya ni tu udh end cmn ku revisi aja wkwkw 🗿

Segini dlu ya
Smpe jumpa di ch selanjutnya.
Typo? Maklumin hehe☺

𝐃𝐚𝐧𝐝𝐞𝐥𝐢𝐨𝐧𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang