"Hust! (Name)! Psstt! Oi!"
Kali ini aku termenung memikir kan seseorang tiba-tiba panggilan seseorang yang ku kenal mengagetkan ku dari lamunan yang tadi aku lakukan.
"Hah apa?"
"Kau ku perhatikan dari tadi murung mulu ada apa sih"
Sh!t kumohon jangan tanyakan apa apa tentang dia, aku malas memikirkan nya, sungguh memikirkan nya membuat otak ku pusing di tambah hari ini ada mata pelajaran matematika, yaa... Pelajaran yang di benci semua siswa. Apa lagi gurunya yang keras kepala haaahhh...
"A-aa Bukan apa apa"
"Ayolah sesekali terbuka padaku!"
"Hanya rindu masalalu"
Ya mungkin bisa di bilang seperti itu.
Agar dia bisa diam tentunya."Ohh, maaf aku tidak tau"
"Tak apa"
"Eh tapi ya, dengarkan aku, masalalu ya masalalu, masa yang tak akan bisa di ulang jadi yang harus kau hadapi sekarang hanya masa depan. Lagi pula untuk apasih mengenang masalalu itu pun tak bisa di ulang sekali lagi"
Tunggu. Perkataan nya tidak 100% salah, dia terlihat lebih bijak ketika menasehati ku. Artinya dia peduli dan tak ingin aku semakin terpuruk oleh masalalu. Akan ku usahakan untuk melaksanakan perkataan nya. Mungkin.... Apa bisa (?).
"Hehe hanya rindu suasananya saja"
"Oh iya, daripada kau murung mending nanti temani aku beli pop ice"
"Kapan?"
"pulang sekolah"
"Baiklah"
Bisa lah untuk merilekskan otak ku yang memanas ini.
.
.
.
.TRINGGGG
"Ah akhirnya istirahat juga, aku capek!"
"Matematika memang melelahkan"
"Betul!"
"Eh itu kan cowok tadi?"
"Tadi yang mana?"
"Itu lo (Name) yang tadi membuat keributan di lorong"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐧𝐝𝐞𝐥𝐢𝐨𝐧𝐬
Teen FictionSTATUS : Hiatus "Maaf aku sudah keterlaluan" "Kau jahat." "Iya aku memang jahat" "AKU JUGA BERHAK BAHAGIA!!" "JANGAN PAKSAKAN DIRIMU!!" "maaf." "Tidak akan ku maafkan" Publish pada tanggal 3 Oktober Selesai pada tanggal (?) Chara milik Ken Wakui...