21|final

903 97 4
                                    

Bukan ; hal biasa Sabrina duduk hadap meja rias warna putih dengan beberapa bohlam lampu warna kuning di pinggiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bukan ; hal biasa Sabrina duduk hadap meja rias warna putih dengan beberapa bohlam lampu warna kuning di pinggiran.

Berani sumpah Sabrina itu gapernah mikir kalo nikah akan se sakral dan se serius ini, dia pikir cuma jalan di atas altar, ucap janji, senyum ke tamu terus udah selesai. Tapi nyatanya baru di pasangin bulu mata satu aja keringat tangan mulai keluar lagi.

"orausah gugup nok ayu, sing rilex. mosok manten riasane luntur, jal ayune ko ilang toh!" itu kata Ibu perias nya, asli jawa omong-omong.

"gabisa. takut. pengen lari."

Geleng kepala sekilas, Ibu perias rogoh kantong saku buat ambil Hp. Disodorin ke muka Sabrina "nih telfon mas Dani nya"

Sumpah mati bahkan telinga Sabrina sekedar mau denger suara berat Dani aja ga sanggup, tolak mentah-mentah tapi terus dipaksa.

Menyerah dan akhirnya telfon tersambung.

"halo sayang?"

Remat gaun putih di bawah, atur nafas se normal mungkin.

"Dani, gue gugup"

Tawa berat muncul di sebrang "sama- gue juga."

"terus gimana?"

"minum pamol"

"emang ngaruh kalo lagi gugup?"

"gatau juga, coba aja."

Putar bola mata jengah. Harus nya Sabrina tau kalo suami nya ini setengah waras "idiot!"

Lagi, tawa besar keluar di telfon. Sekedar bilang udah dulu ya tapi suara di sebrang kembali menguar.

"sabrina"

"hm?"

"gue harap lo ga akan pernah bosen denger kata-kata ini,"

"apa?"

"gue sayang banget sama lo!"

Senyum manis sambil matanya natap pantulan dirinya di kaca, hati langsung bilang. Cantik banget gue yatuhan!

"ya, gue juga sayang banget sama lo."

"udah ga gugup hm?"

Baru mau menjawab sedikit tiba-tiba intruksi suara Yuna keluar dari balik pintu "ka sabrina, ayo!"

"sebentar. Dani?"

"ayo!"

"oke"

"i love you"

"love you too"

[]

Otak nya penuh sama beribu ucapan kenapa altar jadi tempat se menyeramkan ini, genggam buket bunga se erat mungkin. Lelaki nya di depan sana pakai jas mewah warna hitam, berdiri tegap tatap dia kagum ditambah senyum lebar.

retak - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang