2|bagian itu

1.1K 165 6
                                    

Sabrina Saiza Ifadha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabrina Saiza Ifadha












Satu hal ; yang paling Sabrina benci adalah hujan. Bagai memori yang tersemat di dalam nya, tidak mau meluruh padahal sudah masa lalu. Sore itu jam 17.10 ia baru saja pulang dari mata kuliah sore nya, masih menjalani S1 di jurusan Ilkom. Disebut mahasiswa kupu-kupu sudah wajar karena memang begitu adanya.

Berjalan malas ditutupi payung hitam, merasakan hawa dingin sebab sekarang angin sudah berhembus kencang.

"tau gini gue pake hoodie aja tadi"

Menggerutu sambil terus berjalan. Tak sengaja setelah itu ia melihat seorang pemuda dengan kaos hitam kumuh dibaluti boxer abu-abu sebatas paha tengah berjongkok di halaman kosan, sebetulnya Sabrina adalah salah satu orang yang sangat kepo terhadap apapun.

Ia mendekat. Melihat sedang apa dan apa yang dilakukan, tepat setelah itu pemuda yang ditatapnya berdiri menghadap nya dengan bibir misuh-misuh

"sial mana besok ada kelas lagi"

"mau pinjem di gilang mana muat ukuran dia sama ukuran gu-"

"lo mau minjem?"

Langsung menanyai tanpa menyapa, ia fikir sekarang adalah waktunya untuk menolong. Padahal jika difikir lagi untuk apa, bahkan dia saja tak mengenali pemuda yang berada di hadapan nya sekarang.

merasa geram sebab tak memberi jawaban. Lantas setelah itu ia menyentak "hoi!"

Dan si pemuda mengerjap seakan tuli sekejap "hah?"

"lo mau minjem sepatu?"

"maksud lo?"

mendapat tatapan jengah bersama helaan nafas dari Sabrina "bloon banget anjing. lo mau minjem sepatu engga, sepatu lo kotor kan?"

"iya kotor, tapi emang lo tau ukuran sepatu gue berapa?"

"48?"

"loh anjir kok?"

"asal nebak. kalo mau pinjem ke atas aja, kamar nomer 12"

Lalu disitu si gadis langsung pergi meninggalkan Danial, ia rasa cukup untuk nya memberi aba-aba dan memberi pertolongan. Meninggalkan lelaki yang masih berdiri disana diguyur oleh hujan, berdecih dalam menaiki tangga

"ujan-ujanan cuma buat ngambil sepatu, sinting!" katanya yang kini berlalu melewati pemuda yang tengah berdiri di balkon depan kamar 10.

Melirik sekilas sampai akhirnya ia mendengar teriakan darinya

"DANIAL TOLOL. LO NGAPAIN UJAN-UJANAN HEH!"

Dalam hati Sabrina meringis mendengar teriakan lengking tapi itu berasal dari lelaki, pergi begitu saja tanpa peduli lagi.

Sudah lelah. Ingin cepat-cepat mandi lalu tidur setelah itu, ah tidak harus makan dulu. Beruntung hari ini ia sudah membeli bahan masakan yang ia simpan di dalam kulkas kecil kosan nya, mencopot sepatu converse yang ia pakai. Membuka pintu kosan nya dan masuk setelah ia menempatkan sepatunya di rak depan.

"dikasih bantuan bukan nya makasih malah cengo kaya patung pancoran, tolol!"

[]

"ya apaan gue juga gatau, dia dateng sendiri ke gue mana mukanya songong banget lagi!" ucap seorang yang kini tengah menggosok sepatunya menggunakan sikat gigi.

Gilang dari luar kamar mandi berfikir sambil memakan kripik singkong nya "freak banget kalo dipikir, tapi ada bagusnya lo trima aja. btw cantik gak?"

Setelah dibilas menggunakan air, sepatu basah nya ia miringkan dulu di tembok. Menunggu air nya surut kemudian melangkah keluar, tubuh nya sekarang sudah kering sebab tadi langsung berganti pakaian menjadi kaos putih oblong dan trening hitam.

"trima? tawaran pinjeman tadi? ogah, mending gue pinjem di kenan. masalah cantik, yaaa gue akui emang cantik" sudah ikut duduk di hadapan Gilang kali ini.

Ikut memakan kripik singkong disana sambil menyenderkan tubuh nya lelah ke tembok "besok mata kuliah pagi. sempet pinjem ke kenan?"

Diam. Tatapan nya menerawang lurus ke depan.

"bangun aja lo masih gue telfon. dah sono mending trima aja, siapa tau juga jodoh lo kan?"

Di lempar bekas botol sprite "sakit anjing. gangotak!"

"lebih ga ngotak lo. apaan nyambung nya ke jodoh, waras?" beralih mengamit satu batang nikotin untuk ia sulut saat itu juga.

"kalo bukan ya cari aja lagi nyampe dapet, lagian gabosen lo udah mau sarjana masih aja sendiri. gue cabut"

melihat pergerakan Gilang yang sekarang sudah bangun dan memakai jaket "kemana?"

"jemput Gina"

"bucin bego!"

"yang penting dapet jatah"

Berjalan keluar setelah nya Danial kembali sendiri dengan sebatang rokok dan kripik singkong yang tinggal setengah isi.

Berangan setelah ini ia akan bermain Hp tapi suara getar nya membuat ia mau tak mau menggeser ikon hijau itu,

"halo?"

"duit masih ada?"

"ada"

"uang semester?"

"udah gue bayar"

"kerja?"

"part time. kenapa?"

"gue mau kesitu, lo ada kan?"

"iya"

"oke"

Langsung dimatikan sepihak. Mematikan batang nikotin nya ke asbak, melihat sekeliling kosan. Sepi, bosan, ia ingin suasana baru.

"apa bener gue butuh pacar?"


○○○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○○○

DAHLAH.

retak - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang