Halo wankawan, udah part 2 aja nih. Udah ada yang baca ni cerita nggak ya? Kalau belum nggak masalah. Udah, baca gih.
Saat ini gue terduduk pasrah di bangku gue, tergeletak kurang semangat karena nilai ulangan harian bahasa Indonesia gue jelek. Gue dapet nilai 60 lagi masa. Sedih deh~
Gue tengil-tengil gini juga masih merhatiin nilai dong yah. Malu lah, di kelurga gue orang pinter semua. Papa gue punya perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, mama gue mantan dokter bedah bro, mama berhenti kerja karena papa nggak mau mama capek katanya. Terus kakak pertama gue yang perempuan sekarang lagi ke negara seberang, kuliah di Havard, kampus impian dia dan ngambil jurusan bidang kedokteran. Adik gue si kembar Bima, Sakti yang selalu dapet ranking 1, 2 dari kelas 1 SD sampai sekarang yang udah kelas 1 SMP. Berprestasi semua kan?!
Sedikit info aja, gue nggak pernah dituntut harus ini itu sama orang-orang rumah kok. Cuma rasa malu itu pasti muncul waktu kumpul-kumpul keluarga, makanya gue selalu berusaha keras biar bisa jadi juara umum.
"Sudahi galau mu bestie, mari bernyanyi bersamaku!" Teriak Wisnu yang kini sudah memegang sapu ditangannya seolah-olah itu adalah microfon yang juga dinyanyikan oleh Via, Tata serta teman-teman cewek lainnya, diikuti oleh A'arav yang kini juga memegang sapu ditangannya yang dijadikan sebagai gitar. Owh, ada pemandangan langka kawan. Agam kini tengah memegang kemoceng sambil sesekali memukulkannya pada meja seolah-olah itu adalah drum. Yah walaupun dengan wajah kusut tetap saja itu suatu kemajuan.
"ku tau kau takkan kembali Walau kuingin kau hadir ku harap semua hanya mimpi kita hanya kisah yang hampir-" mulai Tata
"NGAPA NGESAD GOBLOK?!" Teriak satu kelas sanksi
"Gue kan lagi galau~" lemas Tata
"BACOT!" Teriakan itu terdengar lagi memenuhi kelas gue. Berakhirlah kelas gue yang sama sekali tidak bisa dikatakan kondusif itu, bahkan mendekati kondusif saja tidak.
Karena gue sebagai penghuni kelas yang baik akhirnya gue maju ke depan, ambil sapu di tangan A'arav kemudian geplak meja dengan kuat. Akhirnya gue sekarang jadi pusat perhatian dan akhirnya diamlah semua setan itu. Maaf typo, para siswa maksudnya
"Ekhem" mulai gue dengan penuh Wibawa. Menurut gue
"Berdansa dan menari, ikuti alunan lagu.
Semua mata pun kini hanya tertuju padaku!!!" Mulai gue dengan semangat."Just say, 'Lalisa, love me, Lalisa, love me' (hey!)
Call me, 'Lalisa, love me, Lalisa, love me' (hey!)" Teriak lanjut Tata nggak nyambung. Dahlah, di asikin aja"Yo! Lanjut!!!!" Teriak A'arav yang kini makin heboh dengan naikin meja guru.
"Asekkk!!" Teriak entah siapa itu yang makin buat suasana rusuh nggak ketulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAWR
Novela JuvenilHalo pembaca yang budiman, eh tapi nama lo belum tentu Budi kan yah? Intinya itu lah ya! Kenalin nama gue Stevano Argantara Pamungkas, anak papa dan mama yang paling ganteng. Anak didik Bu Rosalina yang paling disayang. Sahabat, musuh, sekaligus ehe...