[23] Membaik

5 1 1
                                    

Kembali pulang
- Quinza greisy Liana

Pagi ini Liana pergi ke sekolah menggunakan motornya. Setelah sampai di parkiran ia turun. Dan mulai melangkahkan kakinya menuju kelas. Namun, seseorang memberhentikan langkahnya. Ia mencekal tangan liana.

"Na" panggil nya membuat Liana menoleh.

"Apa?"

"Ada yang harus kita bicarain"

"Apa lagi? Hubungan kita udah berakhir" ujar Liana menepis tangan lano.

"Gue tau gue salah, dan gue harus lurusin ini. Kita masih bisa temenan kayak dulu, ga harus punya ikatan kan?"

"Lo dimana no pas gue butuh lo? Dan dengan gampang nya lo balik lagi tanpa adanya rasa bersalah?"

"Gue tau na gue salah, maafin gue. Maaf kalau pas lo sedih gue ga ada di samping lo. Gue pengen perbaiki hubungan kita lagi" lano mengambil tangan liana dan menatap nya tulus.

"Untuk hari ini, gue belum bisa. Maaf" balas Liana pergi meninggalkan lano.

"Untuk hari ini doang kan? Berarti besok bisa?" Liana sama sekali tidak menanggapi pertanyaan lano. Ia diam-diam tersenyum tipis. Ia rindu dengan perlakuan lano. Dan hari ini, rindu itu terobati.

"Lo pasti jadi milik gue lagi, Liana!" Teriak lano bersemangat.

Sepanjang koridor ia terus memikirkan Delano geoff jailen. Seseorang yang sudah berhasil masuk ke dalam hatinya. Membuat nya tidak bisa berhenti mencintai nya. Bahkan ketika lano menyakitinya sekalipun, ia sama sekali tidak membencinya. Bisa di bilang Liana itu bodoh. Iya, dia bodoh kalau itu menyangkut tentang lano. Lelaki yang amat berarti untuknya.

"Ra" panggil Liana berjalan ke arah diara yang sedang duduk.

"Hmm" fokus diara pada buku yang sedang ia genggam.

"Kalau gue balikan lagi sama Ano gimana?" Pertanyaan Liana mampu membuat diara membanting bukunya keras. Bahkan ia sekarang menjadi pusat perhatian di kelas.

"Lo gila?dia udah putusin lo dan ninggalin lo sendiri"

"Gue masih sayang sama dia"

"Sayang boleh, bego jangan"

"Terus gue harus gimana?"

"Lo harus cuek, biar dia berjuang lagi buat dapetin lo"

"Siap komandan" ujar Liana memberi hormat ke diara.

.

.

.

Suasana kantin ramai seperti biasanya. Liana dan temannya sedang menyantap makanan nya masing-masing. Tanpa di duga, lano datang tiba-tiba dan memeluk tubuh Liana dari belakang. Membuat Liana kaget.

"Ck, apaansi" rengek Liana melepaskan pelukan lano.

"Lo kangen di peluk gue kan? Makanya gue peluk lo" benar sekali apa yang di ucapkan lano. Ia merindukan pelukan hangat seorang lano. Sangat rindu, bahkan ia tidak ingin lano melepaskan pelukannya. Tetapi gengsinya sangatlah besar. Membuat ia harus melepaskan pelukannya.

"Gak!" jawab liana cuek.

"Bohong" ujar lano mencoel dagu Liana genit.

"Lo mau diem atau gue tusuk pake sumpit" balas Liana menyodorkan sumpit ke depan mata lano. Membuat lano memundurkan wajahnya.

"Mba nya galak" ucap Dion tertawa.

"Bacot setan!"

"Inget no, lo udah ga ada hubungan apa-apa sama Liana" ungkap Tika kesal karena tingkah lano.

"Untuk sekarang iya, tapi gatau nanti" lano menatap Liana dengan tulus. Tetapi Liana tidak memperdulikan nya. Lano masih duduk di samping Liana. Menompang dagu dengan tangannya. Dan melihat Liana yang sedang makan dengan tulus. Liana sangat cantik.

Bugh

Lano di seret oleh galath. Galath memukul rahang lano, membuat lano tersungkur kebelakang.

"Maksud lo apa anjing!!" Teriak lano marah lalu memukul galath tanpa henti.

"Udah stop" ujar Liana tetapi tidak di hiraukan oleh keduanya. Dengan tekat yang ia punya. Liana memberanikan diri memisahkan nya secara langsung. Ia berada di tengah-tengah keduanya. Dan keduanya seketika langsung berhenti.

"Kalian tuh udah gede. Masih ajah nyelesain masalah pake fisik"

Setelah keduanya sudah meredam. Liana membuka suara. "Lo kenapa pukul lano?" Tanya Liana pada galath.

"Dia gak sopan. Masih ajah deketin lo!"

"Iri ya, gak bisa sedekat itu sama ana? Haha" lano tertawa kemenangan di depan galath.

"Kita tuh sahabatan udah dari kecil. Terus kalian mau ancurin dengan gampang nya?" Tanya Liana membuat keduanya menunduk terdiam.

"Maaf" ucap keduanya serempak.

"Gak ngerti lagi gue, sama lo berdua" balas Liana langsung pergi dari kantin menuju rooftop.

Sesampainya di rooftop, ia memejamkan matanya. Menikmati angin yang menerpa kulit wajahnya. Membiarkan rambut nya berterbangan kesana kemari mengikuti hembusan angin. Hari ini sikap lano mampu membuat hati Liana luluh. Entah kenapa, setiap kali ia dekat dengan lano. Ia merasa nyaman.

Kalimat demi kalimat yang di lontarkan lano terus menerus terngiang-ngiang di benaknya. Ia sangat mencintai lano. Dan lano pun sama halnya. Mencintai gadis cantik yang sudah ia lukai hatinya.

Ketika lano mengatakan hubungan nya telah berakhir, ia terjatuh semakin dalam. Menanti setitik cahaya yang tak kunjung datang. Dan lano kembali datang membawa sebuah cahaya. Cahaya yang selalu ia nantikan kehadirannya.

"Na" panggil seseorang mampu membuat Liana menoleh.

"Kenapa?"

"Gue minta maaf"

"Iya, lo lagi ada masalah gal?" Tanya Liana mendekat ke arah galath.

"Dikit"

"Cerita coba"

"Nanti ajah. Masih bisa gue atasi kok" galath tersenyum ke arah Liana.

"Oh yaudah kalau gitu. Gue duluan ya" ucap Liana lalu pergi. Galath melihat kepergian Liana dengan sedu.

"Kalau lo tau semuanya, apa lo benci gue na?" Tanya nya kepada dirinya sendiri.

.

.

.

Sepulang sekolah Liana langsung merebahkan tubuhnya. Dan menatap langit-langit kamarnya. Di benak nya hanya ada lano seorang. Senyuman dan perilaku hangatnya bagaikan candu untuknya. Walaupun ia tahu, kisah nya telah lama usai.

Liana bangkit dari tempat tidur nya. Kemudian ia duduk di bangku. Mengambil sebuah buku diary. Dan mulai menuliskan kata demi kata dengan lihai.

Matamu, hidungmu,senyuman mu, dan wangi khas tubuh mu
Mampu membuat ku candu akan hal itu
Hal yang mampu membuat ku selalu ingin dekat mu
Dan akhirnya aku menang
Mendapatkan mu seutuhnya
Memiliki apa yang dulu sulit untuk aku gapai

Kamu, seseorang yang mampu membuat ku merasakan jatuh sedalam-dalamnya
Ketika aku tahu
Bahwa kamu adalah obat sekaligus luka
Aku terjatuh semakin dalam
Menanti setitik cahaya yang tak kunjung datang
Bersama rasa kelam
Kau memelukku erat

Kamu dimana
Ketika hubungan kita usai
Kau menghilang entah kemana
Menghilang dari hidupku
Aku selalu mencari dirimu
Mencari sesuatu yang hilang di hidup ku
Dan ketika aku sudah mulai lelah mencari mu
Kamu datang
Membawa luka lama
Luka yang selalu ku rindu kehadiran nya













Cape, tapi gapapa.
Vote and komen jangan lupa

LIANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang