Seorang gadis tengah menyendiri di malam yang sepi. Melihat bintang yang bertebaran. Angin yang berhembus menerpa tubuhnya. Udara yang mulai dingin. Sama sekali tidak berpengaruh terhadap nya. Ia masih tetap berada di balkon rumahnya.
Malas sekali rasanya ia membuka pesan dari lano. Liana sedang marah terhadap lano. Karena lano tidak mau bercerita kepada nya bahwa sepulang mengantar Liana, lano diserang. Liana tahu dari temannya, bukan dari lano. Ia kesal, lano tidak bicara dengan jujur.
Deringan ponsel membuyarkan lamunannya. Dengan malas Liana mengangkat tombol hijau. Liana mengarahkan ponsel kehadapan nya. Wajahnya sedang cemberut, dan tidak ingin menatap ponselnya.
Naa
"Hmm"
Jrenggg
Ana jangan marah-marah
Takut nanti lekas tua
Lano setia orangnya
Takan pernah mendua
Irama yang sopan masuk telinga. Dan suaranya sangat lembut ketika ia menyanyikan lagu untuk Liana. Wajah Liana memerah. Liana menahan senyum nya. Sudah di pastikan ia sekarang sedang terbang melayang.
Ihh muka nya merah hahaha
"Apasi engga"
Jangan marah ya sayang
Mau aku nyanyiin lagi?
Liana mengangguk dengan senang. Lupakan saja marahnya terhadap lano.
Aku selalu bermimpi tentang
Indah hari tua bersama mu
Tetap cantik rambut panjang mu
Meskipun nanti tak hitam lagi
Bila habis sudah waktu ini
Tak lagi berpijak pada dunia
Telah aku habiskan
Sisa hidup ku hanya untukmu
Bagai sang bulan bicara pada langit. Bahwa ia telah jatuh cinta padanya. Sama hal nya seperti Liana. Ia akan selalu mencintai lano.
Matanya sudah berkaca-kaca. Bukan karena ia sedih. Tapi karena ia terharu dengan sikap lano padanya. Ia menyesal mengabaikan lano walau hanya sesaat.
Cantik, kenapa nangis hm?
"Aku beruntung punya kamu no"
Aku na, aku yang beruntung bisa memiliki kamu. Aku sangat berterimakasih pada Tuhan telah mempersatukan kita.
Liana tersenyum mendengar perkataan itu. Ia merasa bahwa takdir sangat indah. Bisa menyatukan dua hati yang saling menyimpan perasaan dari tahun-tahun sebelumnya.
Tidur sayang. Besok aku jemput
I love you pretty girl"I love you too"
Tutt
Liana sedang senyum-senyum sendiri mengingat perkataan lano. Mungkin menurut lano. Lano yang beruntung bisa memiliki nya. Namun, menurut Liana itu tidak benar. Ia yang beruntung memiliki laki-laki yang sangat mencintainya.
Tolong tuhan, jangan biarkan dia pergi batin liana.
.
.
.
Pagi sudah tiba. Dan seorang gadis sudah siap dengan pakaian nya. Sangat cantik. Rambut yang di biarkan terurai. Menggunakan kaos putih dan dibaluti kemeja. Serta menggunakan celana Levis pendek. Sangat imut. Ia sedang menunggu kekasihnya untuk menjemput nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIANA (End)
Teen FictionDelano geoff jailen dan Quinza greisy Liana. Dua insan yang memiliki hambatan besar. Berbagai masalah mereka hadapi di tiap jalan masing-masing. Hingga pada akhirnya mereka berpisah. Akankah takdir dapat mempertemukan mereka kembali? . . . Ingin tau...