[1] Teringat

67 13 4
                                    

Embun sudah membasahi rumput, dan matahari sudah menyinari bumi. Mentari mulai naik. Pertanda pagi hari sudah tiba. Seorang gadis sudah rapih dengan seragam yang di kenakan nya. Ukiran wajah yang cantik bagai bidadari. Tubuhnya mungil berkesan imut. Wajah yang di olesi dengan sedikit bedak, dan bibir merah alami. bulu mata yang lentik, serta lesung kecil di pipi menambah kesan manis.
Siapa yang tidak tertarik dengan Liana? Ya.. namanya Quinza greisy Liana biasa di panggil Liana atau ana.

Liana anak pertama dan mempunyai satu adik bernama Ayra zefanya alaya biasa di panggil anya. Tidak jauh berbeda dari Liana. Memiliki paras wajah yang cantik. Anya kelas 3 smp dan Liana kelas 12 SMA.

Hari ini hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran yang baru. Beranjak dari kelas 11 ke 12.

"MA TALI SEPATU ANA DIMANA" teriak Liana menggema di seluruh rumah.

"Kan mamah udah bilang kalo apa-apa itu di taro di tempat nya!!" Omel Siska sembari menyiapkan sarapan untuk kedua putrinya dan ayahanda.

"MAH DASI ANYA DIMANA" Teriak Anya sambil mondar-mandir mencari dasi.

"KALIAN TUH YA KALO NARO BARANG YANG BENER KALO UDH ILANG JADI SUSAH KAN!!" Omel Siska kembali sembari mencari dasi dan sepatu. Dan ya.. sang empu mendapatkan keduanya. Ana dan Anya melongo. Padahal mereka berdua sudah mencarinya dimana-mana. Setelah dasi dan sepatu sudah ada di tangan sang pemilik alvaro datang.

"Mah kunci mobil ayah dimana?" Tanya Alvaro sambil merapikan dasi yang di kenakan nya.

"Tuh di atas nakas" jawab siska.
Dan di balas cengiran oleh alvaro.

"Sini sarapan dulu" ucap Siska sembari mendudukkan dirinya di meja makan. di ikuti oleh alvaro dan kedua putrinya.
Hening, satu kata yang bisa menjelaskan suasana di meja makan. Sampai pada akhirnya alvaro bersuara.

"Ana berangkat bareng ya sama ayah?" Ucap alvaro sambil melahap sarapan nya.

"Maaf yah ana sama ano" jawab liana.

"Yaudah berarti Anya sama ayah" ujar alvaro

"Iya ayah ku" balas Anya.

Setelah sarapan selesai, ayah dan Anya berangkat.

Tok tok tok

Assalamualaikum, ana

"Waalaikumssalam,tuh Ano udah Dateng ana berangkat ya mah" ucap Liana sambil mencium punggung tangan Siska.

"Iya hati-hati" jawab Siska sembari membereskan sarapan tadi.

Sesampainya di depan pintu sudah ada delano.

"Udah siap?" Tanya lano sambil mengusap puncak kepala Liana. Dan di balas anggukan kecil serta senyuman manis oleh Liana.

Delano geoff jailen, sahabat Liana sejak masa SMP. Mereka sangat dekat, hingga yang lain merasa mereka berdua memiliki hubungan. Tapi, tidak.

Delano geoff jailen. Biasa di panggil lano. Berperawakan tinggi, ukiran di wajahnya tampan bak dewa Yunani. Delano, Ketua basket dan ketua geng motor terkenal seantero Jakarta. Laffing Devils, geng motor yang di pimpin oleh seorang Delano. Memiliki banyak anggota. Tersebar di seluruh kota Jakarta.

Tapi jangan salah Delano geoff jailen tidak seperti ketua geng motor lain pada umumnya. Dingin, cool. Delano sebaliknya memiliki sifat yang tengil, iseng, dan rada stres.
Walaupun begitu dia tetap menjunjung tinggi solidaritas. Bertanggung jawab dan berwibawa.
Serta di takuti oleh geng motor lain.

Akhirnya merekapun sampai di parkiran sekolah SMA jaya.
Seperti biasa, banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan iri dan kagum. Bagaimana tidak iri dan kagum? Sedangkan mereka dua insan yang memiliki wajah cantik dan tampan.

"Ana" panggil lano.

"Kenapa?" Tanya Liana sambil mendongakkan kepalanya ke arah lano.

"Muka Lo seperti biasa" ucap lano sambil tersenyum manis ke arah Liana. Liana terpesona akan tatapan dan senyuman manis milik lano.

"Apa? cantik?" Ujar Liana sambil membanggakan diri dihadapan lano.

"Kek babi" ucap lano sambil melarikan diri dan tertawa terbahak-bahak.
Sudah di pastikan bagaimana jadi Liana. Malu, satu kata yang bisa dideskripsikan nya. Wajahnya memerah karena menahan malu dan emosi.
Bagaimana tidak? Sudah di ajak terbang terus di jatuhkan begitu saja.

"BANGKE LO!!" balas Liana sambil mengejar lano.

Satu...dua...tiga batin Liana.

Bugh

lano pun jatuh akibat kakinya tersandung batu.

"Tuh kan bener" ucap Liana tertawa terbahak-bahak.

"Lo si konyol, karma kan" ujar Liana sambil melangkahkan kakinya menuju lano.

"Sejak kapan ada batu si!!" Ucap lano menyalahkan batu. Liana mengetuk kening lano cukup keras. Membuat sang empu meringis.

"Ck udh gausah bacot, ayo gue bopong ke UKS " ujar Liana sambil menggotong badan lano.

Delano pun melihat Liana kelelahan akibat menggotong dirinya. Delano menghirup aroma rambut khas milik Liana. Dan meletakan kepalanya di atas kepala Liana.

"Ck berat Ano!" Omel Liana

"Harus nurut sama majikan" jawab lano cengengesan.

Bugh

Liana melepaskan lano. Dan akhirnya lano pun jatuh.

"Sakit bego, segala di lepas" ucap lano sambil meringis.

"Lo duluan yang mancing gue!" jawab liana kesal.

"Iya maap. Cepetan angkat gue" suruh lano.

Sesampainya di UKS lano merebahkan tubuhnya di atas brankar.

"Geser" ucap Liana.
Liana pun merebahkan tubuhnya di samping tubuh lano.

Tidak ada yang bersuara di antara keduanya. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya Liana memecahkan keheningan.

"Ano" panggil Liana. Pandangan nya masih menatap langit-langit UKS.

"Hm" jawab lano. Sama dengan Liana. lano pun masih menatap langit-langit UKS.

"Gue kangen dia" ucap Liana tersenyum simpul.
Sontak membuat lano menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Dia pasti kembali kan no?" Ucap Liana lagi. Kali ini pandangannya beralih ke arah mata Delano. Tatapan mereka bertemu.

"Kita bakal sama sama lagi kan?" Ucapnya lagi. lano tersenyum dan mengecup singkat puncak kepala Liana. lano pun menduduki dirinya. Di ikuti oleh Liana.

"Na"panggil lano menatap pupil mata indah milik Liana. Dan mengucap puncak kepalanya dengan lembut.

"Ini udah takdir yang di atas. Sesuatu yang bukan milik kita pasti bakal pergi. Dan sesuatu yang ditakdirkan untuk kita selamanya bakal milik kita. Jadi, Jangan pernah menyalahkan takdir. Karna kita gatau gimana indahnya skenario yang di rancang Allah buat kita." Ucap lano tersenyum dan mengusap puncak kepala Liana.

"Tau ga kenapa di setiap doa ada semoga?" Tanya lano kepada Liana. Di balas gelengan oleh Liana.
lano pun meraih tangan liana. Dan mengecup singkat punggung tangan milik Liana.

"Karna manusia cuman bisa merencanakan sedangkan tuhan yang menentukan. makanya di setiap doa ada semoga. Ana jangan pernah kecewa kalo takdir beda sama yang ana harapkan. Karena Allah tau mana yang terbaik buat ana" ucap lano lembut.

Liana tak kuasa menahan air matanya. Dadanya terasa sesak bagai di tusuk seribu belati. Hingga Liana meneteskan air matanya di dalam dada bidang milik lano. Sontak membuat lano mengusap puncak kepala Liana dan mengecupnya.

Gue juga kangen dia na batin lano

LIANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang