[12] Desiran pantai

9 2 0
                                    

Mentari sudah mulai menyinari bumi. Burung sudah saling berkicauan. Seorang gadis tengah berada di ruang tamu menyendiri. Karena temannya belum ada yang bangun. Gadis itu sedang menonton film kartun dengan sebuah Snack yang berada di tangannya.

La la la aku senang sekali Doraemon

Ya benar, ia sedang menonton film kartun Doraemon. Walaupun umurnya sudah di bilang dewasa tapi tetap saja ia masih menonton film itu.

"Na" panggil seseorang yang membuat Liana menoleh.

"Kenapa no?"

"Kamu udah bangun?" Lano melangkahkan kakinya menuju Liana. Dan duduk di sebelahnya sambil bersandar di bahu milik Liana.

"Masih tidur" Liana memutar bola matanya jengah.

"Kamu lucu"

"Lucuan juga kamu, kayak babi" Liana tertawa sambil memukul-mukul lano.

"Jahat sekali kamu teman"

"Teman?"

"Ada apa teman?"

"Ihhh anoo!!" Liana membuang mukanya ke arah lain.

"Bercanda sayang"

Lano manggil gue sayang?? Tetap santay Liana, tar Ano kegeeran batin Liana.

Lano merebahkan tubuhnya, dan menjadikan paha Liana sebagai bantal.
Wajah Liana sudah merah padam akibat tingah lano. Tetap stay cool brodi.

"Sebentar doang" lano menatap Liana dengan tatapan tidak bisa di artikan.

Hening, hanya kontak mata yang terjalin diantara keduanya.
Hingga liana memecahkan keheningan.

"No, tetap disisi aku ya"

"Always honey" lano tersenyum dan menyentuh pipi Liana lembut.

"Aku gamau jauh dari kamu no. Kita selamanya bakal terus sama' kan? Iyakan no? Kamu ga akan pergi ninggalin aku kan?" Tanya Liana membuat lano mendudukkan dirinya dan mengambil punggung tangan liana.

"Na, aku akan tetap disini. Aku ga akan pergi. Bukan cuma hari ini, esok atau nanti. Tapi selamanya"

"Selamanya aku akan selalu berada disisi kamu. Aku akan selalu dampingin  kamu kapan pun itu" lano tersenyum lalu mengecup singkat punggung tangan liana.

"Aku takut no, aku takut kehilangan kamu"

"Walaupun nanti aku ga ada disisi kamu, tapi aku akan tetap abadi disini" lano menyentuh dada Liana,tepat pada hati nya berada.
Liana takut, sangat takut. Takut jika ia kehilangan seseorang yang amat berarti dalam hidupnya untuk yang kedua kalinya.

Perkataan lano sangat membuat hati Liana tersayat. Membuat ia tak sanggup menahan air mata. Lano yang menyadari Liana itu pun membawa Liana kedalam pelukan hangatnya. Liana membalas pelukan itu dengan hangat.

"Jangan tinggalin aku. Sampai maut yang memisahkan kita" Liana memeluk erat tubuh lano.

"Bahkan maut ga bisa misahin kita na" lano tersenyum.

Tidak ada yang melepaskan pelukan itu. Mereka saling merasa nyaman.
Tidak ada yang boleh memisahkan nya. Kecuali takdir.

"Aduh mata gue udh ga suci lagi" ucap Dion sembari menutup matanya.
Suara Dion mampu membuat Liana melepaskan pelukan lano. Dion selalu saja merusak suasana.

"Makanya punya pacar" lano melempar bantal tepat sasaran kearah wajah Dion.

"Cinta sama bego beda tipis" Dion mengangkat bahunya acuh.

LIANA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang