Seven

162 45 0
                                    

Entah bagaimana aku harus menjelaskan, tapi aku sudah cukup lama berada di sini, mungkin seminggu...

Dan selama itu pula, aku banyak menghabiskan waktu dengannya...

Seperti membaca buku di perpustakaan pribadinya, menulis puisi dengan huruf yang tak ku mengerti serta bermain musik yang berakhir membuat jari-jari ku berdarah karena terkena lari senarnya...

Kini aku tengah bersama dengannya, berpegangan tangan di sekitar pasar sembari melihat-lihat pernak pernik yang di jual di sekitar jalan yang kami lewati...

"Wah, cantiknya." Batinku terpesona pada sebuah gantungan berbentuk bunga

Aku yang tadinya tengah berjalan bersamanya seketika berhenti dan terus memandang gantungan itu...

"Apa kau suka itu?" Tanyanya yang sepertinya tahu pusat pandanganku saat itu

"Ya. Aku suka itu. Gantungannya terlihat sangat cantik." Jawabku sembari menoleh ke arahnya

"Kalau begitu ayo, biar aku belikan." Sahutnya dan menarik ku mendekati tempat gantungan bunga itu di jual

Setelahnya, ia langsung membeli gantungan itu untukku dan menggantungkannya di ujung pakaianku...

"Cantik." Pujinya yang ku balas dengan anggukan

"Iya. Gantungannya sangat cantik." Balasku, memegang gantungannya

"Maksudku bukan gantungannya yang cantik, tapi kau." Pujinya yang seketika itu mampu membuat aku merona malu

"Tapi gantungannya juga cantik." Balasku tak mau kalah

"Tapi kau jauh lebih cantik." Pujinya sekali lagi

.

Selesai jalan-jalan di pasar dengannya sampai larut malam, kami pun kembali ke istana...

Saat aku hendak masuk ke dalam kamarku, ia menahan tanganku dari belakang lalu menarik ku untuk menghadap ke arahnya...

"Ada ap-"

Cup...

Ucapan ku terhenti karena ia yang tiba-tiba saja mencium bibirku hingga membuat para dayang yang berjaga di depan pintu kamar sontak menunduk takut...

"Selamat malam. Maaf aku tak bisa menemanimu malam ini." Ucapnya setelah melepaskan bibirnya dari bibirku

Aku mengangguk dengan tatapan yang kosong. "Ya. Selamat malam juga. Balasku dan setelah itu, ia pun pergi dari hadapanku

Ini bukan pertama kalinya ia mencium ku saat aku ada di sini, tapi setiap kali bibirnya menyentuh bibirku, aku merasa seperti itu pertama kalinya untukku...

Entah. Aku tak tahu kenapa bisa begitu tapi setiap bersama dengannya, terkadang aku lupa akan fakta bahwa aku bukan berasal dari sini...

Setelah kembali ke kenyataan, aku tersadar bahwa ketika hujan kembali turun lalu reda, aku mungkin akan kembali ke tempatku yang sebenarnya...

"Jika nantinya aku pergi, jangan lupakan aku ya." Batinku sembari memandang lorong kamar yang sempat di lewatinya tadi














Tbc


Seperti biasa, like dan komennya gais kalau udah baca cerita ini. Sekali lagi author tegasin, tolong banget ya, kalian hargai karya author ini walau ceritanya kurang bagus. Makasih 🙂💜

Under RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang