- 23

507 78 4
                                    

Haruto udah nunggu depan gerbang bersama motor maticnya.

Senyumnya merekah ketika melihat sosok yang ia tunggu berjalan ke arahnya sambil melambaikan tangan.

"Ojeknya kakak" ucap Haruto setelah Doyoung di dekatnya.

"Gak ada ongkos mas"

"Gak apa apa kok, ngojek ke saya cukup jawab pertanyaan kalau bisa jawab bisa di anter sampe ujung dunia"

Doyoung senyum "apa pertanyaannya?"

"Kakak mau jadi pendamping hidup saya?"

Doyoung terkekeh "gak mau!"

Haruto mendengus lemah.

"Gak mau nolak maksudnya" Doyoung langsung duduk di jok belakang.

Haruto melirik ke belakang sejenak kemudian melajukan motornya.








Doyoung celingukan melihat sekeliling.

"Kok disini?"

Haruto mematikan mesin motornya kemudian mencopot helmnya menyimpannya pada spion.

"Aku laper beb, kita makan dulu ya?"

"Ya udah ayok!" Sahut Doyoung setelah sebelumnya dia turun dari motor mas pacar.

Mereka berdua masuk ke sebuah warteg dan memilih makanan yang sudah tersaji.

Mereka memilih tempat dekat jendela biar ada angin sepoy sepoy gitu.

"Maaf ya aku gak bisa bawa kamu makan di tempat mahal" Haruto berucap lesu.

"Gak apa apa kok, kan udah pernah kamu bawa aku ke cafe mahal waktu itu! Kamu lupa?"

"Inget sih. Tapi aku gak bisa kaya cowok lain semisal pulang sekolah ke mall, makan di restoran terus beliin kamu baju sama tas baru"

"Gak usah jadi orang lain supaya aku kagum atau tersanjung! Cukup jadi diri kamu yang bikin aku nyaman" Doyoung senyum.

Haruto membalas senyum manis itu menggenggam kedua tangan Doyoung di atas meja.

"Makasih ya udah mau nerima aku apa adanya!"

Doyoung ngangguk sambil tersenyum.

Tak lama kemudian makanan dan minuman mereka datang.

"Selamat makan!!" Seru Haruto membuat Doyoung terkekeh.

Mereka makan dengan khidmat. Meski cuma makanan warteg kalau makannya sama orang yang di sayang mah berasa kaya di restoran bintang 12.






















"Makasih ya Haru!" Ucap Doyoung setelah turun dari motor Haruto tak lupa juga ia buka helmnya dan menyerahkannya pada Haruto.

"Makasih buat apa?" Tanya Haruto seraya membuka helmnya namun masih setia duduk di jok motornya.

"Buat semuanya! Kamu udah ngajak aku makan, beli boba, beli cibay, beli basreng, terus di ajak ke toko buku juga! Mmm plus di bayarin pula" Doyoung mengulum senyumnya sambil nunduk.

Haruto mengelus pipi Doyoung dengan lembut "aku melakukan hal yang aku bisa. Maaf ya aku cuma bisa ngelakuin itu buat kamu!"

Doyoung meraih tangan Haruto yang bertengger di pipinya kemudian mencium punggung tangan itu.

"Semuanya lebih dari cukup tahu! Kamu tuh bawa uang banyak ya ampe bisa beliin aku semuanya?!"

Haruto cuma terkekeh "banyak sih enggak sayang tapi cukup"

Doyoung senyum bangga pada laki laki di hadapannya. Padahal Haruto tuh orang tuanya kaya namun dia gak pernah menunjukan kekayaan orang tuanya dengan cara so so an bawa uang banyak ke sekolah ataupun bawa kendaraan mewah, hal itu yang membuat Doyoung nyaman dan kagum pada kekasihnya itu.

"Masuk dulu yuk!"ajak Doyoung.

"Udah sore nih, besok aja ya?!"

Doyoung hatinya merasa kecewa "ya udah deh gak apa apa"

Doyoung melangkah lesu bahkan gak pamit.

Haruto senyum menatap punggung manis itu.

"Jangan ngambek!" Haruto menahan pergelangan tangan Doyoung.

Doyoung membalikan badannya menatap Haruto tengah tersenyum padanya.

"Sana! Katanya mau pulang!" Ketus Doyoung.

Haruto terkekeh narik tubuh itu ke dalam pelukannya.

"Kalau lagi marah tambah lucu deh" godanya.

Doyoung diem bahkan gak bales pelukan dari Haruto.

"Mama kamu di rumah gak?"

Doyoung mendorong tubuh Haruto dan menatapnya heran "kok nanyain mama?"

"Kalau mama di rumah, aku mau mampir kalau gak ada aku yang bakal bawa kamu ke rumah aku"

Doyoung seketika tersenyum malu.

"Mama ada kok di rumah"

"Ya udah yuk masuk!" Doyoung narik pergelangan tangan Haruto.


"Aduh anak mama bawa calon mantu buat mama ya?" Goda mama setelah Haruto dan Doyoung masuk rumah.

Haruto senyum ramah ke calon mama mertua.

"Buatin minum dong mah buat calon mantunya!"

Ucapan Doyoung membuat Haruto tersipu malu sementara Doyoung terkekeh lihat sikap Haruto.













































Sabtu banjir ide hehe

PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang