- 7

1K 164 4
                                    

Udah seminggu Doyoung tuh kaya ngejauh gitu dari Haruto.

"Doy tunggu!" Haruto nyekal pergelangan tangan Doyoung.

Doyoung jantungnya bergetar.

Doyoung narik nafas lalu tersenyum berbalik natap Haruto.

"Kenapa?" Doyoung diusahakan biasa aja.

"Lo kenapa sih ngejauh terus dari gue?" Tanya Haruto.

'Deg!' Jantung Doyoung rasanya berhenti berdetak tapi masih bisa nafas hehe.

"Perasaan lo aja kali" Doyoung tersenyum tipis.

"Enggak Doy! Lo tuh beda sekarang" sangkal Haruto.

Flash back on

"Doy pulang bareng gue yuk!" Ajak Haruto.

"Mmm gue ada urusan sorry ya!" Doyoung langsung lari.

Keesokan harinya....

"Doy ngantin yuk! Nanti gue teraktir deh" tawar Haruto.

"Mmm gue lagi puasa" Doyoung nyengir terus pergi.

Haruto ngikutin kemana perginya Doyoung eh ke belakang sekolah dia minum susu kotak.

"Katanya puasa. Masa iya sekarang dia lagi sahur" bathin Haruto lihatin Doyoung yang anteng nyedot susu kotaknya.

Flash back off

"Lo mau ngelak apa lagi? Jelas jelas lo kaya jauhin gue" Haruto natap Doyoung yang daritadi diem aja.

Sebenernya Doyoung juga gak mau kaya gini tapi entahlah dia ngerasa minder tiba tiba buat pdkt ke Haruto.

"Haruto" Jeongwoo mendekat dengan senyuman lebarnya.

Doyoung buru buru pergi entah kenapa rasanya nyesek banget.

"Doy lo mau kemana?" Haruto hendak ngejar Doyoung tapi terlambat keburu di hadang Jeongwoo.

"Nanti katanya ada tugas kelompok kamu mau kan satu kelompok sama aku?" Jeongwoo mengelus dada Haruto.

Haruto menepis tangan Jeongwoo "gak usah pegang pegang! Gue gak mau ya nanti Jaehyuk datang terus salah faham" ucap Haruto natap males ke arah Jeongwoo.

" gue udah milih kelompok gue sendiri" sambung Haruto lalu pergi.

"Lihat aja gue gak akan biarin Doyoung rebut lo dari gue!" Bathin Jeongwoo.








Haruto kesana kemari nyari Doyoung dan ketemu di perpus.

Haruto memicingkan matanya melihat seseorang mendekat ke arah Doyoung.

Itu Jaehyuk.

"Maaf kak bisa gak lo menjauh dari gue?" Ucap Doyoung.

Haruto tadinya mau pergi tapu dia urungkan niatnya mending ngintip aja.

"Kamu mau kan kasih kesempatan sekali lagi ke aku?" Jaehyuk tangannya mulai nakal.

Doyoung menepis tangan Jaehyuk yang tadi mengelus pahanya.

"Lo jangan aneh aneh deh kak! Lo yang mutusin gue kan? Sana pergi gue gak mau di ganggu!" Doyoung suaranya mulai meninggi.

Jaehyuk malah makin mepetin duduknya bikin Doyoung makin risih.

"Ekhem!" Jaehyuk dan Doyoung noleh ke belakang.

"Ngapain lo kesini?" Jaehyuk natap benci ke Haruto.

"Ada juga gue yang nanya ngapain lo tadi ngelus ngelus paha pacar gue?" Kata Haruto menaikan satu alisnya.

"Pacar?" Jaehyuk natap Doyoung seolah bertanya.

Doyoung melirik Haruto sebentar.

Haruto mengerjapkan matanya sebagai kode.

"Iya Haruto pacar gue! Kenapa?" Haruto tersenyum untung Doyoung peka sama kodenya.

Jaehyuk narik kerah baju Haruto.

"Lo pake bekas gue? Lo gak jijik?" Jaehyuk terkekeh.

Doyoung mulutnya menganga dia hampir nangis.

Haruto natap horor ke Jaehyuk.

Haruto menepis tangan Jaehyuk dan beralih Haruto yang narik kerah baju Jaehyuk.

'Bugh' Haruto mukul hidung Jaehyuk sampe berdarah.

"Jaga mulut lo anjing!" Kata Haruto narik Doyoung keluar dari perpus.













Doyoung diem mulu sambil terisak hati dia sakit banget sama ucapan Jaehyuk tadi.

"Udah lo gak usah mikirin bacotn mantan lo tadi! Gak guna juga lo fikirin kan?" Haruto mengelus kepala Doyoung. Mereka lagi duduk di bangku taman iya gaes Doyoung nagajak bolos tadi soalnya mood dia lagi jelek.

Haruro narik Doyoung dalam pelukannya dan si manis gak nolak malah mengeratkan pelukannya.

"Kak Jaehyuk anggap gue sekotor itu ya? Gue malu" Doyoung masih nangis.

"Gue takut lo jauhin gue gara gara ucapan kak Jaehyuk tadi" Doyoung melepas pelukannya.

Haruto mengusap air mata Doyoung menggunakan ibu jarinya.

"Gue gak pernah ngapa ngapain sama kak Jaehyuk. Beneran gue gak bohong" Doyoung nangis lagi.

"Iya gue percaya sama lo" Haruto tersenyum.

"Oke fix ini mah Doyoung suka sama gue deh kayanya kalau enggak ngapain dia ngomong kaya barusan?" Bathin Haruto.

"Lo mau es krim gak?" Doyoung menggeleng kala di tanya sama Haruto.

"Terus mau lo apa?" Tanya Haruto lagi.

Doyoung natap Haruto dengan mata sembabnya "gue pengennya lo" bathin Doyoung.

"Gue pengen pulang" jawab Doyoung.















Doyoung sampe rumah dengan selamat tentunya di anter balik sama pangeran kodok eh.

"Aduh aduh anak mami kenapa kok kaya abis nangis?" Mami Hyunsuk mengelus pipi Doyoung lalu beralih natap Haruto.

"Bukan Haruto yang bikin aku nangis mih! Mami jangan marahin dia" Doyoung sepertinya tahu tatapan mami ke arah Haruto.

"Haru, lo pulang sana udah sore nanti mak Yoshi nyariin" Haruto cuma ngangguk iyain lalu pulang setelah sebelumnya dia pamit ke mami Hyunsuk dulu.

Mami Hyunsuk masuk ke rumah duluan sementara Doyoung masih disitu.

"Apa lagi?" Doyoung heran Haruto kembali menghampirinya.

"Jangan nangis lagi ya. Hati gue sakit rasanya lihat lo nangis" Haruto tersenyum lalu menstater motornya dan beneran pergi dari pandangan Doyoung.

Doyoung menyentuh dadanya merasakan detak jantung yang masih berdebar kencang setelah mendengar ucapan Haruto tadi.

"Heh masuk! Malah ngelamun" mami Hyunsuk geplak kepala Doyoung.

Doyoung terlonjak kaget "iya mih" Doyoung masuk ke dalam rumah langsung cus ke kamarnya.




"Maksud ucapan lo apa sih? Aaaaaaa Haruto sialan lo bikin gue baper goblok! Awas aja kalau lo gak tanggung jawab" Doyoung guling guling di kasur sambil sesekali tengkurep mukul mukul bantal padahal tuh bantal gak salah apa apa.
































Plis komen vote :)

Maafkan hamba banyak typo :(

PersegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang