Bingung

3 1 0
                                    




Setelah berkenalan dengan tetangga seminggu yang lalu, Refa dan keluarganya mengantarkan adik-adiknya menuju pondok pesantren lalu 2 hari setelah mengantarkan adiknya Bapak dan Ibu juga berpamitan untuk kembali ke Jakarta. Maka tinggallah seorang diri dirumah namun hal itu tidak menjadi masalah sebab dari kecil Refa dibiasakan mandiri apalagi dengan kondisi sekarang Refa lebih leluasa untuk kegiatannya. Namun bedanya sekarang diperhatikan oleh tetangga kanan kirinya.

Sepeninggalan Bapak dan Ibu kegiatan kampus juga sudah dimulai. Kampusnya pun tidak terlalu jauh dari rumah karena hanya menempuh waktu 15 menit. Seperti saat ini sesampainya di rumah, Refa langsung menuju meja makan mencari air putih karena cuaca diluar yang sangat terik. Dari pagi sampai sore menghabiskan waktu di kampus dan naasnya lupa membawa botol oren kesayangannya, sungguh malang.

"Haus banget keknya" ujar Jaemin. Refa menoleh ke belakang "Dari kapan kak ?" heran Refa karena tidak ada suara ketukan pintu.

"Barusan kok. Nih nganterin stock bulanan dari bunda" setelah meletakkan beberapa sayuran dan bahan makanan lainnya Jaemin berjalan menuju ruang keluarga yang terlihat ada beberapa foto.

"Ga berubah ya wajah aku" setiap lihat wajah sendiri pasti teringat ucapan orang-orang yang terkejut dengan perkembangan pada dirinya. "Iya dari dulu sampe sekarang ngga ilang manisnya" ucap Jaemin sambil melirik gadis disebelahnya. 

Yang digoda hanya menunjukkan wajah datar 'Ini beneran apa gombal doang sih' sejujurnya Refa ngga ngerti juga setiap ada orang yang melontarkan pujian selalu merasa kurang nyaman. "Ngga dicariin sama Jisung kak ? Biasanya nempel mulu tuh orang".

"Oh gitu ngomongin gua di belakang" sahut Jisung yang mana baru saja sampai. "That is fact Jisung Aditama". "Ngegas mulu lho ama gua punya dendam ape situ". "Gada cuman kesel doang, dikit" Jisung hanya mendengus mendengar balasan dari Refa. "Kakak pulang ya fa nanti kalo butuh apa-apa chat aja atau telpon, ngga usah sungkan" Refa mengacungkan jempol sambil tersenyum lalu Jaemin dan Jisung keluar rumah meninggalkan rumah.




✨✨✨




Setelah membersihkan diri Refa pun berjalan menuju meja belajar untuk membuat proposal PKM yang besok sudah harus dikumpulkan ke teman sekelompoknya. Sembari mengerjakan proposal Refa menyetel musik supaya tidak terlalu hening dengan keadaan rumah, ketika sedang fokus dengan laptopnya tiba-tiba terdengar dering ponsel dari audio yang dipakai, ternyata telfon dari Chenle.

"Assalamualaikum gimana le ?" sembari mematikan bluetooth.

"Waalaikumsalam, ntar habis maghriban sibuk ngga ?" yang ditanya mengerutkan kening.

"Mau ngapain le ? Lagi ngerjain proposal tinggal dikit. Ngga tau ntar kenapa deh" Refa tanya balik. "Kalo misal ngga capek tar ke rumah gua yak bund. Biar ga sok sibuk mulu lo" sejujurnya bukan karena sok sibuk tapi karena aslinya Refa memiliki strict parents membuatnya terbiasa dengan berdiam diri di rumah. Malah menurutnya kegiatan di luar membuatnya menguras energi yang harusnya bisa dikerjakan untuk hal berguna seperti, membantu membersihkan rumah atau mencari referensi tentang beasiswa atau mencari info magang.

"Ntar deh liat-liat dulu" finalnya karena tidak tahu harus menjawab apa lagi. "Oke bund gua tunggu assalamualaikum" tutup penelpon seberang tidak lupa mengucapkan salam. Perasaan Refa tidak mengiyakan ajakannya, terserah Raden Chenle Gunatama saja. Setelah itu Refa melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda sampai terdengar adzan maghrib "Huuaahh... selesai juga akhirnya. Nanti ke rumah Chenle ngga ya" monolog Refa pada dirinya. "Tau deh bingung".



✨✨✨



Ketika Refa keluar dari masjid Jeno memanggil dirinya "Fa nanti ikut ?". "Ikut apa kak ?". "Loh Chenle ngga ngasih tau ?" lalu Refa mengingat percakapan di telepon tadi sore saat dirinya sedang mengerjakan proposal "Ohh.. udah kok, pada ikut semuanya kak ?". "Heem ada Zara, Fani, Berlin sama Diah juga kok" memikirkan ajakan Chenle dan Jeno membuatnya bingung harus bergabung atau tidak. "Nanti aku nyusul kak" "Okee ditunggu kedatangannya" namun setelah mendengar ada nama teman-teman perempuannya yang kemarin datang ke rumah sepertinya dia akan ikut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemuda AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang