19. Trimester Pertama

25 5 0
                                    

Melihat Adiva tertidur pulas membuat Azzam tidak tega membangunkannya. Tadi pukul 3 dini hari mereka baru tertidur setelah saling mengungkapkan perasaan. Azzam bahagia karena pada akhirnya mampu menyakinkan Adiva bahwa kehamilan pertama Adiva pasti akan baik-baik saja. Azzam juga berjanji akan menjadi suami siaga. Azzam juga telah memberikan kebebasan kepada Adiva jika ingin tinggal bersama kedua orang tuanya. Tentu saja hal itu disambut riang oleh Adiva yang memang membutuhkan teman bicara mengenai kehamilan.

Azzam beranjak dari sajadahnya lalu mengecup kening Adiva saat terdengar suara azan subuh berkumandang.

"Kamu tidak perlu menghapus cinta masa dari lalumu. Tapi kamu cukup membuka hatimu untukku sedikit saja karena dengan begitu waktu akan menempatkan aku di sisi hati terdalam mu tanpa kamu menyadarinya," ucap Azzam dalam hati lalu melangkah masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu lagi.

Gegas Azzam ke luar dari kamar untuk mengikuti salat subuh berjamaah di masjid. Azzam menghirup napas dalam-dalam demi menikmati udara sejuk di pagi hari sambil mengikuti puji-pujian dari pengeras suara masjid. Tak terasa Azzam sudah sampai di serambi tempat para malaikat berkumpul. Tak langsung masuk, Azzam tampak sedikit berjongkok sambil memegangi surbannya agar tak terjatuh. Laki-laki itu tengah menata sandal para jamaah masjid seperti yang biasa ia lakukan sejak dirinya menempuh pendidikan di pesantren. Sebagai seorang santri hal seperti ini sudah biasa, bahkan menjadi rebutan bagi para santri karena menginginkan berkah dari ustadz atau pun sang kyai. Mungkin orang awam akan menganggap kebiasaan ini aneh atau terlalu berlebihan. Tapi bagi para santri perbuatan sepele itu menjadi perbuatan yang sangat mulia. Mereka sangat mengharapkan doa dan ridho dari para ustadz dan kyai.

Pendidikan di pesantren memang tidak hanya mengutamakan ilmu pendidikan umum tetapi lebih terfokus pada ilmu agama. Salah satunya adalah ilmu akhlak. Di pesantren para santri selain diajarkan hidup sederhana dan mandiri mereka juga diajarkan adab. Adab atau akhlak menjadi nilai utama dari pada nilai-nilai yang berupa angka. Makanya selepas dari pesantren sifat tawadhu telah tertanam dengan kuat dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Baik pada diri sendiri, keluarga, orang lain, serta lingkungan sosial mereka.

"Biar saya sendiri," ucap salah satu warga saat Azzam hendak membenarkan posisi sandalnya.

Laki-laki seumuran dengan Azzam itu lantas tersenyum ramah dan menyalami Azzam. Sebagai tetangga tentu saja laki-laki itu tahu jika Azzam adalah menantu Pak Mansur, takmir masjid Baitul Amal meskipun mereka jarang sekali bertemu. Mereka masuk bersama lalu mengerjakan salat sunnah qabliyah subuh. Tak lama suara iqamat berkumandang, Azzam dan para jamaah segera merapatkan barisan saf sebelum salat dimulai. Namun Azzam tiba-tiba terkejut saat Mansur mempersilahkan dirinya untuk menjadi imam salat. Dengan sopan Azzam menolak karena merasa tidak pantas menjadi imam para sesepuh yang ada di barisan depan, tapi para jamaah yang lain pun turut mempersilahkan sehingga membuat Azzam tidak berani menolak lagi.

Azzam segera menempati posisi imam lalu membaca niat salat dan disusul dengan bacaan takbir. Lantunan ayat-ayat suci Al-quran mengalun merdu dengan bacaan fasih Azzam hingga salat usai.

"Suara Nak Azzam merdu sekali, adem dengernya," puji salah satu jamaah seumuran dengan Mansur saat mereka baru saja ke luar dari dalam masjid.

"Bapak bisa aja," balas Azzam dengan tersenyum lembut.

"Pak Mansur cariin satu yang seperti Nak Azzam buat putri saya," ucap bapak itu kepada ayah mertua Azzam yang seketika tergelak.

"Pak Sholeh bisa aja," balas Mansur lalu bergegas pamit.

"Permisi, kami duluan," sahut Mansur lagi lalu melangkah pergi bersama Azzam.

Setibanya di rumah mereka langsung disapa dengan aroma kopi yang menguar dari arah dalam. Azzam dan Mansur lantas melihat ke arah ruang keluarga yang sudah tersedia tiga cangkir kopi panas di atas meja. Dengan sopan Azzam pamit kepada ayah mertuanya untuk ke kamar melihat Adiva terlebih dahulu sedangkan Mansur langsung menyambangi ruangan di mana minuman favoritnya tersebut berada.

Tiga Hati Satu Cinta (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang