Give Us A Chance

1.5K 235 56
                                    

Jatuh cinta bisa saja menjadi sebuah kematian: kematian akan segalanya. Kamu seperti menyaksikan dirimu mati dengan cara yang luar biasa, lalu kamu seakan mengalami momen yang sangat singkat, seperti saat Ara melihat dirinya melalui mata Chika di Cafe itu sebelum Chika membalikan punggungnya dan pergi, saat itu juga yang ia yakini, yang ia ekspektasikan, semuanya seakan menghilang dan menjadi gelap, begitu mudahnya seperti mematikan saklar lampu.

Hujan yang tadinya deras kini berubah jadi gerimis tipis, dengan hati yang hancur dan langkah yang tak memiliki tujuan, kedua kaki Ara terus bergerak melewati trotoar, air matanya tak lagi keluar namun bekas sembabnya masih sangat terlihat.
Beberapa saat ia berhenti disebuah toko dan membeli sebotol air mineral untuk sedikit menenangkannya, lalu melihat ke langit dimana disana tak ada apapun, hanya kilau butir air yang jumlahnya tak terhitung dan terkadang terbawa angin membasahi wajah dan tubuhnya.

Sejenak ia duduk di bangku panjang depan toko itu, Ia taruh botol disampingnya, membuka tas dan mengambil HPnya, dalam benaknya ia menolak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, ia tak bisa terima dengan keputusan Chika yang sepihak itu, ia tak puas karna seakan Chika tidak memberikan waktu untuk dirinya bicara.
Saat ini kembali ia pandangi foto mereka berdua yang masih digunakan sebagai wallpaper.
Memorinya kembali memutar momen-momen yang pernah terjadi diantara mereka, ketika pertama kali mereka mengetahui bahwa mereka saling mencintai, ketika mereka saling berjanji satu sama lain, ketika mereka saling melindungi kala masalah menerpa, saat kecupan hangat chika menyentuh bibirnya, saat mereka saling bercerita tentang masa depan, bahkan sampai memilih negara mana nantinya mereka akan tinggal.
Ia tak percaya Chika bisa membuang itu semua hanya dengan jentikan jari.

Dengan hati yang resah, ia membuka kontak Line-nya lalu mencoba menelepon Chika, namun sudah dapat ditebak, Chika tak mengangkatnya, beberapa Chatnyapun di abaikan.
Lalu dengan tekad yang penuh, ia segera membuka aplikasi Driver online, memesannya, dan menentukan lokasi tujuan ke rumah Chika, ya, ia berniat mendatangi Chika ke rumahnya, yang pasti dibenak Ara saat ini walau bagaimanapun ia harus bertemu Chika, ia harus bicara sekali lagi dengannya.

~~

Sesampainya didepan gerbang rumah Chika, ia melihat sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di luar sementara gerbang tak terkunci, dengan segera ia menekan bel, dan beberapa saat justru mama Chika yang keluar dari beranda rumah dan segera menghampirinya.

"Ara..?"

"Malam tante.." Senyum manis ara menyapanya

"Ayo sini masuk.. Astaga kenapa basah-basahan gini, ayo cepet.. sini.." Mama Chika segera menggandeng tangan Ara

"Kak Chika nya ada tante ?"

"Ada koq, di atas, sama teman kuliahnya.."

*Deg*, jantung Ara berdegup saat mama Chika berkata seperti itu, meskipun ia tak tahu siapa yang dimaksud dengan temannya Chika, namun yang ada dipikirannya kini tentu saja seseorang yang Chika suka sehingga pada akhirnya ia memutus hubungan dengannya, tekad Ara yang bulatpun seakan melemah, meski ia punya pilihan untuk mundur dan pulang, namun ia sudah terlanjur sampai ke sini

"Kamu kemana aja gak kesini kesini ?, bosen yah Chikanya gak ada terus.."

Ara tersenyum kelu, "emm gak koq tan, cuma emang belum ketemu waktu yang tepat aja buat main lagi, maaf ya aku datangnya malam-malam gini"

"Gak papa, udah tante bilang kan, walaupun Chika udah gak di JKT48, tetap main kesini kapanpun kamu mau.. Lagipula asal kamu tau yah Chika itu selalu bilang kangen Ara, kangen Ara, terus sama tante loh" Ujarnya yang sama sekali tak menghibur Ara, karena meskipun ia berkata pada mamanya seperti itu, mungkin itu sebelum ia bertemu orang lain, karna kenyataan yang terjadi sama sekali berbeda.

After Goplay 2 [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang