The Bitter Truth

1.6K 237 65
                                    

Tiga hari berlalu semenjak Ara datang ke rumah Chika, momen awkward dan emosional dimana mereka bertiga akhirnya dipertemukan secara langsung.
Setelah malam itu, entah karna apa, yang pasti tanpa alasan yang jelas Rena tak lagi banyak bertemu dengan Chika kecuali di kampus, itupun hanya saat ia mengunjungi ruang club saja, saat mengobrolpun mereka tak pernah hanya berdua, selalu mengobrol bersama dengan anggota club lainnya, aktifitas jalan bersama, makan bersama, hunting foto bersama, ataupun main ke rumah masing-masing seperti sebelum-sebelumnya pun sudah jarang terjadi, semuanya tak seintens seperti saat mereka akan mengikuti lomba fotografi itu.

Bahkan siang ini, diantara riuh rendah mahasiswa yang ada, Chika belum bertemu sama sekali dengan rena di kampus, biasanya Rena akan menemuinya di kantin saat tak ada kelas, tapi ini sudah kesekian kalinya ia makan sendiri di kantin, setelah bertanya pada teman-temannya, kini Chikapun tau bahwa hari ini Rena memang tidak hadir.

Apa mungkin ia sakit ? Tanya Chika pada dirinya sendiri, beberapa chatnyapun jarang dibalas, karna mereka berdua tak terlalu sering dalam berkomunikasi melalui telepon.
tak seperti Ara, Rena memang tak terlalu sering memegang HP.
Tentu saja ada rasa khawatir dibenaknya, karna ia sendiri tak tau pasti apakah Rena sakit atau ada hal lainnya, Akhirnya menjelang sore, ia sengaja memesan sebuah driver online, menuju ke rumah Rena yang jaraknya terbilang jauh itu.

~~

Angin sore Menjelang malam menggerai rambut Chika begitu ia turun di depan gerbang rumah Rena, gerbang itu hanya di kunci slot tanpa gembok, artinya dirumah pasti ada orang, lagipula terlihat didalam garasi terparkir sebuah mobil, namun sepertinya baru kali ini ia melihatnya, mobil itu bukanlah mobil yang biasa dipakai rena.

Karna sudah terbiasa berkunjung, iapun segera memasuki pelataran rumah Rena, awalnya ia mengintip dari kaca jendela dan ruang tamu terlihat sangat sepi, ia coba membuka pintu depan dan ternyata tak terkunci, karna sudah terlanjur masuk, akhirnya ia meneruskan jalannya menuju kamar Rena

"Ren..." Panggil chika beberapa kali sambil terus mendekat menuju kamar rena, saat disana, hanya suara musik dari kamar rena yang terdengar, ia berpikir mungkin rena tak mendengarnya akibat bisingnya musik, dan akhirnya iapun segera membuka pintu kamar rena

*krek*

Betapa terkejutnya Chika saat melihat pemandangan yang tak seharusnya ia lihat, emosinya naik seketika, seorang lelaki setengah telanjang dengan banyak tato dipunggungya tengah khidmat mencumbui rena, baju rena pun telah terbuka dan kini ia hanya mengenakan bra

*prak* ia lemparkan bingkai foto yang ia lihat diatas meja rena kepada lelaki itu, ia melompat ke arah lelaki itu dan segera memukuli punggungnya dengan membabi buta hingga mereka berduapun dibuat terkejut oleh kedatangannya, saat itu Chika terus meracaukan kata-kata makian dari mulutnya.

"Chika!", Melihat itu Rena segera bangkit dan memeluk Chika namun Chika masih terus mengamuk tak terkendali, " Dengerin aku dulu.. Dengerin aku"

"Gak! Kalian bajingan!" Chika segera bangkit dan pergi dengan emosi yang masih meninggi, air matanya keluar seiring ia melewati pintu kamar rena

"Chik...!" Rena segera berlari mengejarnya, saat diruang tamu ia menahan laju Chika dengan menarik lengannya lalu memeluk erat dirinya, "dengerin aku.. Plis" Ujar rena di telinganya

"Jahat banget kamu ren, jahat banget sama aku, kenapa sih ren.. Kenapa!, siapa dia ? Hah ?!"

"Dia pacar aku"

"Astaga ren, kenapa sih ren.." Chika benar-benar terpuruk saat ini, tubuhnya melemah, amukannya tak sekuat sebelumnya

"Kamu gak akan nemuin kebahagiaan sama aku Chik.."

After Goplay 2 [ChikAra]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang