Hendra meletakkan medali emasnya di atas nakas. Medali yang baru ia pandangi berjam-jam penuh euforia dan kebanggan. Ada satu medali tergeletak rapi di sebelah medalinya. Medali yang sama. Dengan senyum merekah Hendra mendekatkan kedua medali itu agar saling bersentuhan.
Dia lalu beranjak menuju seseorang yang memunggunginya. Orang itu menghadap kaca kamar hotel mereka, menatap kerlip malam Aarhus yang memanjakan mata. Lelaki itu masih memakai jaket tim mereka yang merah dan terlihat sangat pas.
Selembut mungkin, Hendra memeluknya dari belakang. Sang pemilik tubuh itu terkejut namun ia tertawa kecil sambil terlihat main-main.
"Senang, Koh?"
Hendra mengangguk. Senyumnya pun tak jua pudar.
Ahsan, dalam bahagia hatinya yang meluap-luap meraih tangan yang melingkari tubuhnya. Diraihnya kedua tangan itu, disatukan kedua tangan mereka.
Sedikit tersenyum, Ahsan berpikir bahwa tangan Hendra selalu lebih besar dari miliknya. Dikecupnya kedua tangan itu. Tangan yang membawa begitu banyak keringat dan air mata sepanjang hidupnya.
Hendra Setiawan meleleh dalam setiap perlakuan Ahsan. Ia sudah menangis, tapi ia menjadi ingin menangis lagi. Karena itu ia merebahkan kepalanya di pundak Ahsan yang lebih kecil.
"Kita berhasil, ya, koh?" tukas Ahsan. Suaranya lembut dan penuh kasih. "Gelar koko nyaris lengkap, mimpi koko telah didapat."
Pasangan ganda putranya itu tersenyum dalam haru. Ia kemudian melepas pelukannya lalu membalik Ahsan agar kini menatapnya.
Keduanya saling melempar senyum lalu tertawa bersama.
Tangan Ahsan tak berapa lama kemudian meraih wajah Hendra. Ia usap kerut dalam kulitnya yang mulai menua. Lalu ia tertawa kecil dengan begitu bahagia.
"Ko Hendra tetap tambah usia ya?"
Hendra tertawa.
Dengan cara yang sama ia mengusap wajah Ahsan.
"Kalau Ahsan tambah muda aja." kata Hendra dengan jenaka.
Wajah Ahsan menahan malu hingga memerah kedua cupingnya.
"Masa sih?" tanya Ahsan.
Hendra mengangguk senang. "Saya senang, bisa melengkapi gelar saya saat bersamamu."
Ahsan tertawa, yang begitu bahagia. Lalu kemudian dipeluknya hangat sang partner gandanya.
"Saya tidak sabar melihat gelar apa lagi yang akan kita dapatkan di sisa kebersamaan kita, Koh Hendra."
"Banyak, sangat banyak." Hendra tersenyum. "Karena saya maunya kebersamaan kita sepanjang usia kita, saya maunya sama Ahsan terus-menerus sampai habis usia."
Pelukan Ahsan yang mengerat menjadi jawaban dari pernyataan Hendra.
Ditulis dalam keadaan setengah sadar, mohon maaf untuk kesalahan penulisan kata, dan lain2nya.
Selamat tim Indonesia! Kita bangga 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Cluster
FanfictionCluster: Gugusan, kumpulan. Sebuah book yg berisi kumpulan one shoot random otp maupun pair boyslove tepok bulu angsa lainnya 💙