Tujuhbelas

473 85 9
                                    

"Joong"

"Iya"

"Kalo seandainya gue, ah engga tapi kita berhenti ngejar bahkan berhenti mencintai lo, apa yang bakal lo lakuin?"

"Maksudnya?"

"Jujur aja Joong, kita bertiga capek berharap, kita cuma manusia biasa yang butuh kepastian"

"Gue, bahkan kita udah terang-terangan nunjukin rasa suka kita dari kelas sepuluh, tapi lo gak pernah sedikitpun menghargai itu"

"Kalo lo emang gak suka bilang, biar kita mundur, biar kita gak terus berharap"

"Berharap sama yang gak pasti itu cukup melelahkan Joong, bukan secara fisik tapi batin"

"Gue...

"Hah hah hah"

"Gue, gue barusan mimpi apa" monolog Hongjoong sembari memijat pelipisnya yang dibanjiri keringat, seperti habis lari

Ia sedang tidur, tapi tiba-tiba saja tersentak bangun, bikin kepalanya langsung pusing seketika.

Setelah pusingnya mereda, ia pun segera mengecek jam yang ada dinakas sampingnya.

Tertera 01:25a.m, artinya ini masih dini hari, rekor tercepatnya bangun tidur.

Dia pun segera turun ke bawah, mungkin segelas air bisa menjernihkan pikirannya.

Setelah meminum segelas air, ia pun segera kembali ke kamar, ingin lanjut tidur tapi rasanya ia tak lagi mengantuk.

Jadilah ia hanya duduk termenung dipinggiran kasur.

Ia masih memikirkan mimpi yang barusan ia alami.

Semua terasa nyata, dan jujur saja ia merasa takut, entah untuk alasan apa, dia sendiri pun gatau.

Akh Hongjoong bingung, ia butuh temen untuk berbagi kebingungannya.

Setelah menimang-nimang selama beberapa saat, ia pun segera mengambil ponselnya, berniat menghubungi seseorang.

Panggilan pertama belum ada respon, panggilan kedua pun sama, panggilan ketiga---

"Halo"

•••

"Hoaaam, jadi lo mau cerita apa? Gabisa nunggu besok emangnya? Gue masih ngantuk nih"

"Gabisa Juy, ini urgent soalnya"

Jadi, pada akhirnya Hongjoong menghubungi tetangga sebelah sekaligus sahabatnya ini, Juyeon.

Agak lama dia nunggu panggilannya diangkat, mengingat ini masih pukul satu dini hari dan tetangganya yang doyan tidur itu pasti masih bergelung dikasur.

Dan disinilah dia sekarang, duduk dikursi belajar milik pemuda bermarga Lee tersebut.

Sementara Juyeon sendiri sedang berbaring telungkup menghadap si ketos, ia masih ngantuk makannya dari tadi nguap terus.

Sang Ketua OSIS | Seongjoong Hohong MinjoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang