The Man

45 24 20
                                        

Rasanya baru kemarin Agatha memberi ultimatum pada Jungkook untuk menjauhi Nina tapi pada kenyataannya cuma dianggap angin lalu.

Agatha sengaja pulang lebih awal dari biasanya dan berencana mengajak Nina berkunjung ke tempat ayah mereka, namun dirinya dibuat terkejut begitu mendapati Nina tengah bermain bersama Jungkook.

"Jungkook!" Teriak Agatha. Nina dan Jungkook berjengit mendengarnya. "Ngapain di sini?" Mata Agatha meneliti keduanya yang duduk di sofa.

"Main doang sumpah. Gue gak bantuin Nina bikin tugas."

"Bohong! gue kan udah bilang sama lo. Jangan deket-deket Nina!"

"Apaan sih Kak, berlebihan banget. Lo kira gue kuman apa."

"Tau nih, gak seru lo kak," sahut Jungkook.

"Pokoknya jauhin Nina. Kalo mau ketemu ya nanti. Tunggu ada gue di antara kalian."

Tangan Nina terkepal erat, batinnya berteriak. DASAR TITISAN SETAN!

"Ih, dasar orang ketiga." Nina berdiri menantang Agatha.

Agatha melotot mendengar ucapan Nina. Jungkook bisa melihat ada naga merah dan tupai imut di atas kepala mereka. Dia berusaha melerai keduanya sebelum terjadi perang saudara, "oke, gue terima aturan mainnya." Jungkook menarik Nina bergeser ke arahnya.

"Udah ya Kak, iya gue minta maaf karena gue salah. Tapi gue kasian sama Nina yang sendirian di rumah." Jelas Jungkook pada Agatha.

"Kita dari kecil udah sama-sama. Susah buat dipisahin." Jungkook menarik Nina semakin dekat dan menyatukan pipinya dengan pipi Nina. Keduanya kompak meringis.

"Jahat lo! Mutus tali silaturrahmi kan dosa." Protes Nina.

"Gue lagi mutus kelicikan lo berdua."

"Ih apaan? Kita gak licik kok."

"Gue udah tanya Saepul, Dina dan Dino, sama Mawar. Mereka bilang Nina di kelas cuma tidur dan main hp tapi kenapa nilainya bisa bagus. Gue tahu banget, itu pasti ulah Jungkook."

Nina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia sudah tidak bisa menyangkal pernyataan Agatha yang memang fakta.

"Sial, selama ini gue kenapa tipu kalian." Agatha menghela napas lelah. "Udah Kook lo balik. Nina masuk kamar, siap-siap. Gue mau ngajak lo pergi."

Nina dan jungkook sama-sama cemberut.

"Tumben," ucap Nina melepaskan diri dari Jungkook dan berjalan menuju kamarnya.

"Yaudah gue balik. Bye." Jungkook pamit undur diri.

Agatha mengantar Jungkook hingga pintu depan. "Kook," panggil Agatha.

Ada jeda sejenak saat Agatha ingin berucap seolah berat, "Lo dan Nina akan punya kehidupan masing-masing. Suatu hari nanti kalian bakal nemuin pasangan masing-masing. Jadi, gue harap lo bisa ngerti sama keputusan gue."

Jungkook menganggukkan kepalanya kemudian pergi. Tapi baru sedikit dia berjalan, Jungkook membalikkan tubuhnya, "kak," panggil jungkook pada Agatha yang akan masuk.

"Kalau lo, kapan nemuin pasangannya?"

"Jungkook syalan!"

Jungkook langsung kabur mengetahui kemarahan Agatha dengan kecepatan di atas rata-rata.

***
"Lo mau ajak gue kemana?" tanya Nina saat dia dan Agatha dalam mobil.

"Ke tempat ayah."

Nina hanya terdiam dan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin, meskipun hatinya berubah menjadi tidak karuan.

Bertemu ayah ya? Batinnya bertanya-tanya. Apakah dia sudah siap kembali bertemu ayahnya?

A MAN BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang