Kena deh!

43 10 7
                                    

Bacanya pelan-pelan aja ya. Soalnya 2K kata jadi takut kalian bosen :(
Bikin part ini tuh galau banget. Kendala penulis pemula, ide udah cas cis cus pas bikin narasinya mampus xoxo T_T
Aku berusaha bikin narasi yang enak dibaca, sesuai sama genre dan faktor x lainnya. Aku harap part ini bisa nendang kalian deh. Eh maksudnya enak dibaca dan sampe ke hati wkwwkwkk

Jangan lupa voment ya hihi ....
.
.

Seno tertawa kencang setelah mendengar cerita yang keluar dari mulut Agatha. Tangannya bahkan terus menerus memukul si tersangka yaitu Bara a.k.a Taehyung.

"Lo gila bre! Wah parah lo. Ternyata kalian se-niat itu." Seno kembali tertawa.

Agatha cuma bisa geleng-geleng kepala melihat Seno yang begitu heboh.

"Tha, gue ngga salah kan rekomendasiin ini orang. Memuaskan sekale ... Ini mah bayarannya harus gede." Seno menepuk-nepuk bahu Taehyung.

Agatha mengangguk setuju. Kalau diingat-ingat kejadian di Rumah Sakit jiwa kemarin benar-benar epic. Sekali tembak Nina bahkan sudah memohon kepadanya untuk membawa Taehyung pulang ke rumah.

Sungguh tidak menyangka ternyata semudah itu menarik Nina masuk ke dalam skenario yang sudah Agatha susun.

Agatha melirik Taehyung yang hanya diam. "Kita udah bicarain ini sebelumnya dan gue mau lo serius tanggung jawab sama semua omongan lo."

"Serem banget kata-kata lo, tapi tunggu." Seno memotong percakapan Taehyung dan Agatha.

"Berarti lo udah yakin sama dia?" Tanya Seno dan Agatha lagi-lagi mengangguk.

"Secepat itu?"

"Hm"

"Tha, kenapa Bara kenapa sama gue nggak yakin ...." Seno merajuk dengan nada manja dan membuat Agatha jadi geli. "Jauh-jauh lo dari gue."

"Endak bisa. Cucah.

"Se-no!"

"O-oke. Oke."

Agatha menghela napas, "jadi?" Dia mengangkat gelas.

CHEERSS! ketiganya menyatukan gelas mereka untuk keberhasilan rencana pertama.

"Gue masih belom ngerti sebenernya, coba kasih gue kejelasan tentang rencana lo berdua." Rencana yang Seno dengar beberapa hari lalu sangatlah absurd. Dia bahkan meragukan terlaksananya rencana itu. Tapi setelah mendengar cerita Agatha, Seno baru menyadari bahwa dia punya teman-teman yang gila.

"Menurut lo, gimana Nina?" Tanya Agatha pada Taehyung sambil menenggak minumannya.

"Menarik." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Taehyung membuat alis Agatha menukik. "Cuma itu?"

Taehyung mengangguk. "Apa lagi? Secara fisik dia cantik."

Jawaban dari Taehyung belum cukup bagi Agatha dan Seno yang saling berpandangan. Keduanya turut penasaran dan terus memancing iseng. "Lo ngga jatuh cinta pada pandangan pertama kan? Haha" Tanya Seno.

Taehyung tergelak, "Gue ngga sebaper itu. Tingkatan gue bahkan lebih expert dari ini."

"Well, kita lihat aja nanti. Adik gue yang polos itu mungkin bisa jadi boomerang buat lo." Bisik Agatha.

"Sial," kesal Taehyung yang merasa diolok Agatha.

Pertemuan ketiganya malam ini memang sudah janjian untuk membicarakan lanjutan skenario berikutnya.

"Gue yakin sama lo karena sejak awal Nina udah jadiin lo sebagai inspirasi tulisan dia. Semua jadi lebih mudah buat kita lanjutin. Yakin sih ke depan dia udah bisa proses ceritanya." Ungkap Agatha.

A MAN BEHIND METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang