Januari datang lagi, luka yang belum hilang lagi-lagi harus teringat oleh memori-memori yang terpampang jelas pada otaknya. Januari dengan segala luka, Januari yang menyedihkan, Januari tanpa adanya senyuman.
Mungkin sudah terhitung 3 tahun sejak kepergiannya, namun luka yang diciptakan pada Januari tak pernah ingin Jeno lupakan.
Haruskah dirinya sebenci ini terhadap Januari?
Haruskah dirinya menyesal melewati hari dimana Januari menyakitinya?
Haruskah dirinya ikut pergi di Januari?
Tak perduli dengan pikirannya yang berkecamuk, Jeno lebih memilih menaiki motor Nmax hitam kesayangannya untuk membawanya membelah jalanan ibu kota yang selalu ramai agar sampai pada kampus dimana dirinya bertemu dengan kekasihnya.
Namun bukan itu yang penting, kini yang penting hanyalah Anya. Dirinya harus cepat sampai agar tau bagaimana keadaan Anya yang sempat merintih kesakitan saat dirinya menelpon gadis itu.
Tak berselang lama dirinya pun sampai, meski harus dengan cekatan menyalip kendaraan ditengah ibu kota yang tak kenal sepi, tapi Jeno berhasil sampai tujuan dengan selamat.
Jeno berlari masuk kearea fakultas desain untuk menemui Anya. Namun ketika sampai dikelas, gadis yang ia cari tak kunjung ia temukan. Jeno bertanya kepada seluruh temannya, namun lagi-lagi tak ada yang melihat Anya. Dirinya tentu sudah khawatir bukan kepalang. Jeno berlari kesana-kemari mondar-mandir tak tentu arah untuk mencari Anya.
Setelah lebih dari setengah jam, akhirnya gadis yang sedaritadi ia cari memunculkan batang hidungnya dengan raut wajah cerianya. Berbeda dengan Jeno yang sudah pucat karena khawatir.
Bukannya menemui Jeno, gadis tersebut dengan santainya melewati Jeno– masih dengan senyuman yang terukir cantik pada wajah pucat pasih nya.
"Tenang aja, dia udah ngga apa-apa kok." Ucap pria yang tadi berjalan beriringan dengan gadis tersebut. "Januari ya Jen. Lo mau samperin dia? Gue sama anak-anak ikut ya." Ranu Atlasyah, selalu tau atas apa yang akan Jeno lakukan di Januari. Mengunjungi dia.
"Iya abis selesai kelas." Siang ini Jeno memang ada kelas, sama halnya dengan Ranu karena keduanya sama-sama menekuni jurusan Arsitektur semester 4.
Setelah kelas usai, Jeno benar-benar akan melakukan apa yang ia katakan bersama Ranu tadi. Mengunjungi orang yang ia sebut dia. Sahabatnya yang telah tewas dalam tawuran yang ia ciptakan sewaktu SMA. Jeno masih tidak bisa menerima hal itu. Dimana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana cara sahabatnya melindunginya yang akan ditikam dengan menyerahkan tubuhnya sendiri. Jeno sangat merasa bersalah atas hal itu. Ia tak pernah berhenti memikirkan untuk membalas budinya kepada sahabat karibnya yang telah menemani Jeno kecil yang pengecut.
Selain Ranu, ada Echal dan Najhan. Mereka juga saksi dari tewasnya sang sahabat. Januari yang sama-sama mereka rasakan adalah luka.
"Pergi sekarang nih?" Tanya lelaki dengan tinggi yang sama persis dengan Jeno, Najhan Jamaludin.
"Bentar gue mau boker dulu, udah diujung anjing." Beo lelaki bernama lengkap Haechal Handoko yang tidak lain adalah salah satu sahabat Jeno.
"Ntar aja nape. Lo kaga ada duka-duka nya dihari wafatnya temen sendiri njing." Sahut Najhan geram.
"Tinggal aja." Ranu ikut menimpali dengan nada jutek tak habis pikir dengan temannya satu ini. Tiada hari tanpa lelucon bahkan disaat serius begini pun. Apa tidak bisa ditahan dulu?
"Kalo ditahan ntar gue usus buntu babi." Seakan sekontras dengan pertanyaan yang Ranu lontarkan dalam hati, begitupun dengan jawaban Echal. Seperti ada ikatan batin saja.
Mau tak mau ketiganya harus menunggu Echal yang boker kaya anak perawan dandan. Lama buanget. Itu ngeluarin kotoran aja apa sama seisinya? Usus, Lambung, Ginjal dan kawan-kawan misalnya.
Disinilah mereka setelah sangat sabar menunggu Echal yang katanya bedegelen. Tempat Pemakaman Umum, tempat dimana sahabatnya dikembalikan kepada Tuhannya.
Tanpa tunggu lama lagi keempatnya langsung menyusuri jalan bertanah lembek dengan gundukan-gundukan berumput yang rapi.
Nico Ragastan.
Mereka berhenti pada gundukan tanah dengan ukiran batu nisan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Pacar | Lee Jeno
Teen Fiction"Kalau cewek yang kamu lindungi itu Anya, terus yang lindungin aku siapa Jen?" ** up gak nentu. started : Okt 2O21 finished : - ⚠︎ cover dan semua gambar yang ada dalam cerita ini hasil dari pinterest dan media internet lainnya. [ DON'T COPY ANYTHIN...