"Manisan juga Arunata."
[ && ]
Seminggu berlalu, kejadian dimana Echal tak sengaja mengungkap bahwa Jeno bersama dengan Anya. Echal sudah berusaha keras meyakinkan Keana, namun Keana hanya tersenyum singkat dan berkata padanya bahwa dirinya sungguh tak apa bila Jeno bersama dengan Anya. Keana percaya pada Jeno. Sepenuhnya.
Echal kagum atas itu. Meski mungkin kata Jeno, dirinya dan Anya hanyalah sebatas sahabat. Namun Echal merasa tak begitu. Entah siapa yang memiliki perasaan, kedekatan mereka mengungkapkan hal lain.
Ia tahu alasan mengapa Jeno tak pernah mau meninggalkan Anya barang sebentar saja. Echal tak keberatan akan hal itu. Namun tak bisakah Jeno menghubungi Keana hanya untuk mengabarinya atau menanyakan kabar gadis itu? Echal marah pada Jeno yang membiarkan Keana menunggunya hingga kehujanan hanya karena ia malas mengetikkan sesuatu yang menurutnya tak penting.
Tak penting. Padahal Keana sendiri adalah pacarnya. Lalu untuk apa Jeno menjadikan Keana sebagai kekasihnya bila gadis itu tak penting baginya?
"Kaga bisa apa lo nanyain kabar dia gitu? Dia tuh ngambek ama lo goblok! Bujukin kek, bawain makanan kek, rayu-rayu atau ngapain gitu. Flat banget idup lo." Sekeras apapun Echal mengomel pada Jeno, lelaki itu tak akan pernah menggubrisnya.
"Kaya badan lo dong. Datar. Kaga ada sixpack sixpack nya." Najhan yang jengah akhirnya memutuskan untuk menimbrung, guna mencairkan suasana pula.
"Diem lo kutu jamrud!" Semprot Echal tak terima.
"Lo tuh kebo guling." Balas Najhan tanpa ada niatan mengakhiri pertengkaran.
"Enak tuh. Tes kriuk dong." Timpal Ranu yang mencoba membantu Najhan mencairkan suasana. "Lo bedua ya berantem mulu, jodoh mampus."
"Amit-amit." Ucap keduanya serempak kompak ala mak-mak sambil mengepalkan tangan lalu memukulkannya pelan ke jidat mereka dan tembok secara bergantian.
"Apa lo kutu jamrud! Ngikutin gue aja." Tak terima gerakannya ditiru, Echal lagi-lagi menyemprot Najhan.
"Lo tuh kebo gul–" Belum genap selesai terucap, ia harus rela memotong dan menahan sumpah serapahnya saat suara lembut gadis menginterupsi terlebih dahulu.
Keempatnya langsung menoleh kepada si pemilik suara yang sangat mereka kenali. Keana.
Keana yang ditatap pun hanya tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Lalu menyodorkan jaket parasut bertulis erigo kepada lelaki yang sedaritadi mengomel.
Seminggu yang lalu saat dirinya terpaksa nebeng Echal, Echal mengorbankan jaketnya yang semula membungkus tubuhnya yang hanya berbalut kaos putih tipis untuk ia gunakan agar tak kedinginan.
Dan kedatangannya kemari adalah untuk mengembalikan jaket Echal yang baru sempat ia kembalikan.
"Ini jaket lo, makasih ya. Udah gue cuci juga kok." Ujarnya memberanikan diri dengan tetap enjoy meski sebenarnya ia sedikit gugup.
"Iya Kea. Santai aja kali." Balas Echal kelewat kalem. Hanya untuk memanas-manasi Jeno saja. Dikira meski Keana pacar sahabatnya sendiri, dirinya tak berani menikung? Oh tentu salah bestie, kalo ceweknya secantik Keana mah beda persoalan. "Mau gabung gak Ke? Gue pesenin ya, lo duduk aja dulu. Mau apa? Siomay?" Ucapnya nyerocos seakan tak menerima penolakan.
"Apaan sih lo, Chal. Kea belum sempet bales anjir udah nyerocos bae." Sahut Najhan yang sedikit kesal dengan suara cerocosan berisik Echal. Padahal dirinya juga tak jauh beda. Berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Pacar | Lee Jeno
Teen Fiction"Kalau cewek yang kamu lindungi itu Anya, terus yang lindungin aku siapa Jen?" ** up gak nentu. started : Okt 2O21 finished : - ⚠︎ cover dan semua gambar yang ada dalam cerita ini hasil dari pinterest dan media internet lainnya. [ DON'T COPY ANYTHIN...