Prem terbangun sendirian di ranjang itu. Boun sudah tidak ada. Yah... dia mungkin sudah pergi pagi-pagi sekali kembali ke rumahnya sebelum berangkat ke kantor. Dia kan punya rumah, tidak mungkin kan dia terus-terusan berada di apartement ini. Tapi entah mengapa Prem merasa ada yang kosong, setelah beberapa kali dia terbangun dengan Boun di sisinya, entah kenapa ada yang kurang saat dia terbangun sendirian sekarang. Bodoh! Apa yang kau pikirkan, Prem? Kau hanyalah simpanannya, yang dibelinya untuk pemuas nafsu saja! Jangan pernah berpikir macam-macam. Lagian masih ada P'Ohm yang harus kau cemaskan.
Sambil membungkus tubuhnya dengan selimut, Prem melangkah ke kamar mandi, tubuhnya terasa agak nyeri, karena entah kenapa pagi tadi Boun bercinta seolah-olah kesetanan dan tidak menahan-nahan diri. Ketika bercermin dan menurunkan selimutnya Prem mengernyit. Dari leher, dada sampai perutnya, semuanya penuh dengan bekas ciuman Boun. Lelaki itu seolah sengaja meninggalkan jejak di mana-mana. Warnanya merah di sekujur tubuh Prem, dan Prem yakin tak lama lagi akan berubah menjadi ungu. Shia! Siapapun yang melihat akan tahu kalau ini bekas ciuman, di bagian dada bisa dia sembunyikan, tapi yang di leher?
Prem belum pernah mendapatkan bekas ciuman seperti ini di tubuhnya sebelumnya. Percintaannya dengan Ohm selalu sopan dan tidak pernah sepanas itu sehingga Ohm bisa meninggalkan bekas-bekas ciuman di kulitnya. Tapi Prem tahu bekas ciuman seperti itu butuh beberapa hari untuk hilang. Dasar Boun si bodoh! gerutunya sambil mencari cari turtle neck yang dapat menutupi tubuhnya sampai ke leher lalu memadankannya dengan jasnya, lalu segera melangkah keluar, jangan sampai dia terlambat ke kantor lagi.
Ketika berdiri di tepi jalan menanti kendaraan umum, Prem merasakan sengatan sakit yang tiba-tiba di kepalanya. Di saat seperti ini migrainnya kambuh. Tapi tentu saja hal itu terjadi, dia belum sarapan, dan dia kurang tidur karena Boun hampir tidak pernah membiarkannya tidur nyenyak tiap malam. Dengan memaksakan diri Prem naik ke dalam bus menuju kantornya.~A Romantic Story About You & Me~
"Wajahmu pucat sekali." salah seorang temannya memandang Prem dengan cemas ketika Prem mendudukkan diri di kursinya. Tadi dia hampir saja terlambat dan harus setengah berlari ke mesin absen. Prem memegang pipinya, memang terasa agak panas, apa aku demam? Kepalaku juga pusing sekali. Prem tetap memaksakan untuk tersenyum, "Tak apa, mungkin karena aku belum sarapan, nanti setelah minum teh hangat pasti agak baikan."
Tapi ternyata tidak, rasa pusing itu semakin menusuk-nusuk di kepalanya terasa nyeri, bahkan untuk menolehkan kepalanya saja terasa sangat sakit, badannya juga sama saja, rasanya nyeri di sekujur tubuh seperti habis dipukuli. Prem bertahan dengan tidak bergerak di kursinya, tapi rasa sakitnya makin tak tertahankan, "Prem coba kesini sebentar, lihat draft pemasaran ini bagaimana menurutmu?" salah seorang rekannya memanggilnya.
Dengan mengernyit Prem mencoba berdiri, tubuhnya limbung sejenak, tapi dia berdiri dan bertahan sambil berpegangan di tepi meja. Lalu setelah menarik napas dalam-dalam, dia melangkahkan kaki ke meja rekannya. Tapi tiba-tiba rasa nyeri tak tertahankan menyerang kepalanya dan semuanya menjadi gelap.
~A Romantic Story About You & Me~
"Pingsan??!" Boun setengah berteriak kepada Drake yang menyampaikan kabar itu padanya. "Kapan?! Dimana?!" Boun mulai berdiri dari balik meja besarnya. Sedangkan Drake hanya duduk santai di sofa kulit hitam di ruangan kantor Boun, "Tadi dalam perjalanan ke sini aku kan mengambil arsip di sebelah klinik, ada keributan di luar, pria itu sedang dipapah salah seorang rekannya ke klinik dan di antar beberapa rekannya yang lain juga, dalam kondisi pingsan, dia pucat sekali seperti kelelahan." tambah Drake penuh arti."Dipapah?" kali ini wajah Boun menegang karena marah, "Laki-laki atau perempuan?"
Drake tiba-tiba saja tidak bisa menahan tawanya, "Simpananmu pingsan dan kau meributkan siapa yang memapahnya?" tawa Drake kembali terdengar tak peduli pada wajah Boun yang marah, "Tentu saja laki-laki, mana mungkin perempuan."
Boun mendengus marah dan hendak melangkah keluar ruangan, tapi Drake berdiri dan menahannya. "Kau pikir kau mau kemana, Boun?"
Boun menatap tangan Drake yang menahan lengannya dengan marah, "Tentu saja melihat Prem!"
"Dan membuat kehebohan diluar? Seorang CEO perusahaan yang jarang terlihat saking sibuknya, yang bahkan untuk berkonsultasi dengannya harus melalui perjanjian temu yang sulit, tiba-tiba saja turun menjenguk seorang staff biasa? Ku ulangi seorang staff biasa, yang tidak ada hubungan apapun dengannya." Drake menatap Boun tajam, "Dan bahkan dengan wajah pucat pasi lebih pucat dari yang pingsan kalau boleh ku tambahkan." Drake mulai terkekeh geli.
![](https://img.wattpad.com/cover/232706104-288-k658555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT YOU AND ME (BOUNPREM VER)
FanfictionDua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan, kini dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain, tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa panas sampai mereka bis...