Prem melirik Boun agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke area hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apa laki-laki ini akan berbuat kasar padaku untuk melampiaskan kemarahannya? Tadi siang aku sudah menghina laki-laki ini dan aku sadar kalau ego seorang laki-laki sangat mudah terluka. Aku takut kalau Boun akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, aku tidak pernah disentuh laki-laki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari P'Ohm dan.. itu tidak pernah melebihi batas. Apa aku harus memberitahu Boun kalau aku masih perjaka? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan aku murahan, bagaimana jika...
Prem terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Boun sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang. Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Prem yang pucat pasi, "Ayo." gumamnya kaku, dan meraih tangan Prem untuk membantunya keluar dari mobil. Setelah Boun menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah. Resepsionis hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Boun. Bahkan di dalam lift-pun mereka lewati dengan keheningan.
Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Prem terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya. Boun hanya berdiri di sana menatapnya, "Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar." lalu lelaki itu melirik Prem dengan sinis, "Sementara itu, ku persilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat."
"Ta-tapi, saya tidak membawa baju..."
Boun sengaja menatap Prem dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Prem merah padam. "Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu..." Boun sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti, "Malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju. Toh, kau tak akan sempat mengenakannya." Kalau wajah Prem bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Boun.
Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Prem setengah berlari menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi Prem merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada Boun, lelaki itu seperti seekor singa yang menemukan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya.
Prem melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air hangat. Setelah selesai mencuci rambutnya, Prem menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat. Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Ohm, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower. Maafkan aku P', setelah ini mungkin aku akan menjadi laki-laki yang tak pantas untukmu, tapi kau harus tahu kalua hatiku tetap milikmu.
A Romantic Story About You & Me
Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Prem memandang bayangan dirinya dicermin, keadaannya sudah lebih baik, pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat. Ketukan di pintu hampir membuat tubuh Prem melonjak.
"Kau lama sekali, apa kau baik-baik saja disana?" tanya Boun tak sabar.
"Y-ya... sebentar lagi saya selesai." Prem menjawab sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling, Apa aku harus keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang? Matanya menatap tumpukan baju kotornya memikirkan kemungkinan mengenakan bajunya lagi, dan membayangkan mengenakan baju yang hampir basah kuyup itu membuatnya begidik.
Senyumnya muncul ketika menemukan tumpukan handuk berwarna biru tua di lemari samping wastafel, dan dia beruntung, bukan hanya handuk, tapi dia menemukan sepasang jubah mandi dengan warna yang sama. Yang satu berukuran besar dan yang satu berukuran kecil. Dikenakannya jubah mandi ukuran kecil yang masih kebesaran ditubuhnya sambil mengernyit, bahkan perlengkapan kamar mandi ini seperti sengaja ditujukan untuk pasangan, sepasang jubah mandi, sepasang sikat gigi, dan sepasang handuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT YOU AND ME (BOUNPREM VER)
ФанфикDua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan, kini dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain, tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa panas sampai mereka bis...