Akar masalah

3.1K 432 19
                                    

".... Aku mencintaimu Na Jaemin..."
































"Ehmm... Jeno..."

Jaemin memalingkan wajahnya setelah apa yang dilakukan Jeno, mendekatkan wajahnya dan berbisik kalau pria itu mencintainya

"Kenapa ? kau malu ? Maaf Maaf, aku hanya menghafal dialog untuk klarifikasi hubungan kita. Oh ya anggaplah ini sebagai rumah mu sendiri"

Tawa Jeno membuat Jaemin jengkel, jika saja ia tidak terikat pada perjanjian, ia pasti sudah menghajar wajah si model itu

Baik lupakan, toh Jeno sudah meninggalkannya, kini Jaemin melihat lihat kamar itu, sangat berbeda dengan kamarnya sendiri. Tapi tak ada yang lebih nyaman dibanding kamar miliknya, hah... kamar yang penuh kenangan dengan ayah dan bunda, mendadak Jaemin merasa terenyuh saat menyadari kini ia tak bersama dengan ayahnya, bahkan baru 3 jam ia pergi dari rumah, namun rasa rindu pada sang ayah sudah berkecambuk




"Ayah..."

"Iya nak"

"Aku rindu ayah, tapi aku belum bisa menemui ayah"

"Fokuslah pada pekerjaan mu nak, ayah baik baik saja disini, mereka sangat baik pada ayah"

"Syukur kalau begitu, aku lega, ayah jangan terlalu lelah, rutin makan dan minum obat juga"

"Iya nak"

"Aku janji kita akan berkumpul lagi saat ayah sudah sembuh, ayah jangan terlalu memikirkan ku, aku baik baik saja dimana pun aku berada karena doa ayah bersama ku"

"Iya nak, ayah janji akan sembuh, untuk Nana anak ayah, ayah berjanji perjuangan mu untuk ayah tidak akan sia sia, Nana rutin makan juga ya nak, jangan terlalu lelah bekerja"

"Iya ayah, Nana sayang ayah"

"Ayah juga sayang Nana"

*call ended*




Pembicaraan singkat namun mampu membuat Jaemin menangis terisak. Ia duduk memeluk lutut berusaha menyembunyikan tangisannya, meski isaknya masih bisa terdengar, bagaimana pun ia harus kuat. Ia tidak ingin Jeno mendengarnya menangis, tapi Jaemin tidak tau kalau Jeno mendengar semuanya.






























"Nana..."





















"Hei sedang apa kau ?"

Jeno tersentak saat Mark mengejutkan dirinya

"Dia benar benar melakukan ini tulus untuk ayahnya" ucap Jeno

"Lalu ?"

"Pastikan ayahnya benar benar diberi perawatan terbaik"

Jeno pergi meninggalkan Mark yang masih termenung, Mark merasa kalau Jeno memang menaruh simpati pada pemuda itu, ntah sebagai apa, tapi Jeno memang tertarik padanya

◇◇◇

Kicau burung di pagi hari, serta pancaran mataharinya mengerjapkan kedua mata indah yang berusaha terbuka dari tidurnya.
Jaemin tidur sangat nyenyak, karena kemarin ia sangat kelelahan.

Jaemin harus bangun dan bersiap, merapihkan kasur, kemudian mandi lalu turun menyapa pemilik rumah

"Hai Jaemin, selamat pagi"

Dear NayanikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang