Suasana canggung amat terasa, saat Jeno mendiamkannya, pria itu tak mengatakan sepatah kata pun kecuali jika dirinya bertanya.
"kau akan menemuinya besok ?" Pertanyaan Jaemin menghentikan langkah Jeno di anak tangga.
"Iya" jawab Jeno singkat.
"Aku akan ikut" sahut Jaemin sekali lagi membuat Jeno berbalik ke arahnya.
"Tidak, ini urusan ku, jangan ikut campur, ini tidak ada dalam perjanjian kita" jawaban Jeno membuat Jaemin kesal dan tangannya sudah terkepal sempurna, namun dengan santainya Jeno terus berjalan menuju kamarnya.
"Apa maksud mu aku tidak boleh ikut campur ??? Kau yang membawa ku ke dalam masalah mu, jika bukan karena iming iming kau akan membayar pengobatan ayah ku, aku tidak akan menerima perjanjian apapun dengan mu. Masalah mu kini adalah masalah ku juga"
Bentak Jaemin. Ia tak tahan lagi menghadapi keegoisan Jeno, Jaemin hanya ingin membantu, lagi pula masalahnya semakin runyam itu karena kecerobohannya."Aku tidak tau apa yang bisa ku lakukan, tapi aku hanya ingin mencoba membantumu" lanjut Jaemin
Jeno diam dan menatap dengan tatapan datar
"Baiklah, tapi jika kau malah semakin membuat masalah menjadi parah, aku akan memutuskan perjanjian kita"
Jaemin tak dapat menjawab karena Jeno mempercepat langkahnya menuju kamar. Bagaimana bisa dia berencana memutuskan perjanjian secara sepihak, yang berarti pengobatan ayahnya akan dihentikan, padahal sang ayah sudah lebih baik karena perawatan dari Jeno.
"Aku harus bagaimana ?" Monolog Jaemin dan menatap langit langit kamarnya
Apa yang bisa dilakukan Jaemin agar orang orang berpikir mereka benar benar berpacaran, dan membuat gadis itu berhenti mengusik Jeno.
Jika hanya kata kata, tak akan ada yang percaya, terlebih foto fotonya dengan seorang gadis sudah diketahui, tak ada lagi cara mengelak kalau dia bukan pria straight.
Ntahlah mungkin ia harus melihat situasi besok dan berpikir apa yang bisa ia lakukan, semoga semuanya baik baik saja, meski hubungan mereka sebatas perjanjian, setidaknya Jaemin bisa membantu sebagai rasa terima kasih karena Jeno telah merawat ayahnya dengan baik.◇◇◇
Air hangat menjadi pilihan Jaemin saat ia harus mandi di pagi hari yang dingin, Jaemin sudah tau apa yang harus dilakukan, dan langkah awal pagi ini adalah membuatkan Jeno sarapan, ia berharap bisa mengembalikan mood pria itu lagi.
Dengan memakai pakaian biasa ala rumahan, dan sedikit merapihkan rambutnya, tak lupa beberapa semprot parfum ya bubuhkan ke leher dan pergelangan tangannya, ia begitu asik mengemas diri sebelum sesaat ia terdiam dan menatap cermin yang menampilkan dirinya.
"Kenapa aku jadi peduli padanya ? Ada apa dengan ku ?" Batin Jaemin
"Ah sudahlah, apa salahnya peduli kepada sesama manusia" lanjutnya dan kembali bersiap di depan cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Nayanika
Fanfiction"𝙱𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝙽𝚊𝚢𝚊𝚗𝚒𝚔𝚊, 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚖𝚊𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑, 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊𝚙𝚞𝚗 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚊𝚝𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚖𝚞, 𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊𝚒𝚖𝚞 𝙽𝚊 𝙹𝚊...