MENERIMA BUKAN MERELAKAN

401 57 16
                                    

[Stay With Me]

"kau tahu, aku selalu mebayangkan hal ini" ucapan Senju menarik perhatian Mikey, lelaki itu langsung mengalihkan atensinya pada si surai salju "jika suatu saat nanti aku mati, aku ingin memilih sendiri tempat untukku mengakhiri perjalanan panjang ini."

Meletakkan buku yang tadi digenggamnya, Mikey tersenyum pada Senju "hmm, akhir perjalanan ya? Bagaimana kau ingin mengakhirinya?" tanyanya iseng. Sebenarnya ia tak mengharapkan sebuah jawaban serius, namun itulah yang didapatkannya dari Senju. Sebuah jawaban jujur dan lugu.

"aku ingin mati dipelukan seseorang yang kucintai dan aku ingin melihat laut sebelum aku mati!" kedua manik abu itu menerawang jauh keatas, seakan membayangkan hal yang akan terjadi ketika ia benar – benar akan mati "aku ... selalu mengharapkan sebuah akhir yang bahagia untuk kisahku. Jadi kupikir mengakhirinya dilaut bersama dengan orang yang kucintai tidaklah begitu buruk."

Tawa mengudara dari belah bibir yang tua, Mikey melepas tawa sebab mendengar penuturan polos dari sang tuanangan. Tangan digerakkan untuk mengusak surai putih lembut, kemudian turun untuk mencubit pipi gemas wanita itu.

Tentunya tindakan itu berhasil mengundang rona merah yang menawan pada kedua lesung pipi menjalar hingga telinga.

"dari pada kau menantikan sebuah akhir yang bahagia, mengapa tidak hidup bahagia saja hingga akhir dari kisah mu? Bukankah hal itu lebih mudah dibandingkan dengan menantikan hal yang tidak pasti seperti 'kematian'?" tanggapan dari Mikey sukses membuat Senju memasang pose berfikir keras.

Benar kata pria itu, mengapa ia tidak hidup dengan bahagia saja dari pada menunggu kebahagiaan diakhir perjalanan yang belum pasti benar tidaknya?

Menggelengkan kepala kencang, Senju menatap Mikey dengan sorot mata yang menuntut "kalau begitu ayo kita liburan ke pantai! Aku tidak perlu menunggu sekarat dulu untuk melihat laut, kan?!" kembali tawa dikeluarkan, membuat wanita itu tersenyum senang.

"tentu, kita akan pergi diakhir musim semi nanti."

"yeay! Terima kasih Mikey, aku sangat menyayangi mu!" teriak Senju langsung menerjang Mikey dengan pelukan hangat dari sofanya. Hanya secuil ingatan kecil yang sangat berharga.

Kedua netra gelap itu terbuka, menampilkan langit – langit putih dengan lampu gantung yang cantik. Mikey kenal betul dengan atap itu, kini dirinya pasti sedang berada diruang tamu. Menarik tubuhnya duduk, ia memandang sekeliling ruangan.

Masih sama seperti sebelumnya, penuh dengan kaleng minuman dan putung rokok yang sudah setengah terbakar.

Pada akhirnya ia memilih untuk kembali merebahkan tubuh diatas sofa panjang. Tangan ia gunakan untuk menutup kedua mata agar terhindar dari cahaya matahari yang tanpa tahu malu menerobos masuk melalui jendela. Ayolah, terhitung baru hari ini ia bisa memejamkan mata setelah seminggu bergelut dengan berkas – berkas perusahaan.

Mikey lelah dan ingin sekali merebahkan badan kemudian terlelap tanpa batas waktu yang mengekang.

Namun setiap ia memejamkan mata, yang terlihat hanyalah bayangan wanitanya dan telinganya hanya mendengungkan satu suara yang sama. Suara dari orang yang bahkan sudah bukan lagi tunangannya.

Sial, sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya akhir – akhir ini hingga tidak mampu melupakan wanita yang sudah mengangkat kaki dari rumahnya tepat satu minggu yang lalu?

Mikey tidak habis pikir, ia yakin perasaan yang dimilikinya pada Senju hanyalah sebatan 'adik dari Sanzu'. Namun mengapa sulit sekali rasanya untuk menyingkirkan bayang itu dari pikirannya. Apakah satu krat bir dan 20 bungkus rokok masih tidak cukup untuk mengubur satu hal saja?

Stay With Me_[Mikey x Senju]_ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang