Mati Konyol

43 8 2
                                    



Asa tidak pernah menyangka, hal konyol yang ia lakukan sepulang les pada malam hari itu, dapat membuat dirinya kehilangan sesuatu dalam hidupnya. Dan ia baru menyadarinya. Kalau sesuatu itu, nyawa miliknya, adalah sesuatu paling berharga dalam hidup.

#

Flashback
⚠️ death, blood

"Asa, pulang bareng gak?" Tanya Haruto sambil memasukkan koin ke dalam vending machine. Asa bisa menebak, anak itu pasti membeli cola.

Asa menggeleng. "Aku mau ke sekolah dulu, hp ku ketinggalan di loker"

Haruto mengangguk-angguk, "oke deh. Aku pulang duluan ya sama Junkyu"

Kemudian sosok tinggi berambut hitam itu hilang dibalik pintu. Asa mengambil tas miliknya lalu bergegas meninggalkan tempat les yang sudah sepi itu. Untungnya, tempat les dan sekolahnya hanya berjarak 2km. Hanya butuh waktu 15 menit bagi Asa untuk sampai di sekolah.

Kaki-kaki kecilnya ia bawa berlari menaiki tangga, kelasnya berada di lantai 3. Asa sering mengeluh pegal di pagi hari kalau datang terlambat dan terpaksa berlari melewati tangga yang jumlahnya tak sedikit itu. Tapi untuk kali ini, entah mengapa ia tidak merasa lelah. Mungkin karna ia sangat ingin mengambil handphone nya yang tertinggal?

Koridor itu gelap. Sangat gelap. Hanya ada cahaya bulan dari luar yang menyinari. Asa tidak takut, tentu saja. Dirinya bukan anak yang penakut seperti Haruto. Saat kemah di hutan waktu sekolah dasar pun Asa tidak menangis saat harus berjalan melewati hutan pada tengah malam. Asa ini, anak yang hebat dan pemberani, begitu kata mamanya.

Tangannya bergerak membuka pintu kelas dengan perlahan. Lalu berlari kecil menuju loker miliknya, ia bersyukur pintu kelasnya tidak dikunci saat itu. Setelah menemukan handphone nya, Asa melompat sedikit dengan girang. Senyum terpatri di wajahnya. Buru-buru ia mengetik pesan untuk mamanya, mengabari kalau ia akan segera pulang, dan minta untuk dibuatkan makanan kesukaannya.

Tapi belum sempat pesan itu selesai diketik, sebuah notifikasi dari grup pertemanannya muncul, ada ajakan bermain game online dari Jaehyuk rupanya. Asa tersenyum. Mumpung masih di sekolah, kenapa tak sekalian ia memanfaatkan fasilitas wifi yang ada di sekolah ini, kapan lagi ia bisa menikmati wifi sekolah hanya untuk dirinya seorang? Entah mengapa, Asa merasa sedikit bangga.

"Hm... main di atap kali ya, biar sejuk, sinyal wifi nya banyak pula" gumam Asa. Kemudian kaki kecilnya membawanya menuju tangga hingga sampai pada lantai 5, dan masuk ke pintu yang menghubungkannya ke atap sekolah. Untuk sekejap, ia lupa akan pesan untuk sang mama yang belum sempat ia kirim.

Krietttt...

Pintu atap sekolah terbuka, tubuh kecil milik anak berusia 14 tahun itu disambut dengan angin malam yang menyerbu dengan sedikit kasar, malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Tapi baginya, itu bukan masalah. Ia malah merentangkan tangannya sambil tersenyum.

"Sejuknyaaaa..." ujarnya senang. Ia melirik jam tangannya, menunjukkan pukul 8.30 malam.

"Pulang jam 9 aja deh..." gumam anak itu pelan. Kemudian buru-buru ia berlari, mencari posisi paling nyaman untuk bermain game.

Meloncat pelan, ia mendudukkan tubuhnya di tembok pembatas. Aduh, kalau ada yang melihat, Asa pasti dimarahi. Itu sangat berbahaya.

"Adem banget disini. Wifinya kenceng pula!Saatnya main game!" Anak itu meng-klik aplikasi game miliknya. Sambil menunggu, Asa melirik ke sekitar. Pemandangannya cukup bagus, ia menyesal tak datang ke atap sekolah pada malam hari sejak lama. Ia harus mengajak Haruto dan Jaehyuk kapan-kapan.

Lirikan matanya tertuju pada sepatu miliknya. Talinya lepas ternyata. Ia menaikkan satu kaki ke tembok pembatas tempat ia duduk. Mulai perlahan mengikat tali sepatunya. Kata mama, kalau tali sepatunya terlepas, harus segera diikat. Bisa bahaga kalau ia tersandung.

"Nah.. selesai" ucap Asa pelan sambil tersenyum simpul. Ia menggeser kakinya dengan terburu, karna ia sudah melihat layar hp nya menunjukkan lobby game yang ia mainkan.

Tanpa sengaja, kaki kecil itu ikut menggeser handphone yang terletak didekatnya. Naasnya, benda itu jatuh melayang, disusul tangan kecil dan tubuh si remaja yang berusaha meraih benda persegi panjang itu. Pada akhirnya, keduanya, terjun bebas di udara malam yang dingin. Handphone yang membentur aspal itu retak layarnya, disebelah tubuh kecil dengan retakan di kepala dan genangan merah mulai menyebar mengelilinginya.

#


_________________________________




a/n
Again im telling you this is just a fiction please do not take this seriously.

Enjoy💖 votes and comments are really appreciated!

Ghost Kid | AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang