"Kamu yakin gapapa kalo Om kasih bunga ini?" Juyo menatap buket bunga lily yang ada di genggamannya dengan ragu. Lawan bicaranya mengangguk antusias.
"Gapapa kok! Kan udah aku bilang, mamaku suka bunga lily!"
"Tapi aneh gak kalo om kas-"
"Kalian ngapain?" Sebuah suara tiba-tiba saja menginterupsi mereka. Juyo berjengit kaget, karena demi Tuhan, sedetik yang lalu disampingnya masih kosong, belum ada siapapun, sampai tiba-tiba sosok berpakaian rapi serba hitam ini muncul dan bicara pada mereka.
"Kak Jun! Ngapain disini?" Asa bertanya semangat. Sedikit senang karna sudah hampir seminggu ia tidak bertemu dengan Yeonjun. Mungkin Yeonjun itu sedang sibuk mengurus orang-orang yang mati.
"Oh itu, tadi ada yang mati di sekitar sini.....
..... Kamu sendiri ngapain di depan pagar rumah sendiri? Kan kamu bisa langsung masuk tanpa lewat pagar?" tanya Yeonjun. Asa menjawabnya dengan cengiran lucu sambil jemarinya menunjuk-nunjuk ke arah Juyo yang berdiri di dekatnya.
"Siapa nih? Manusia?"
Jujur, Juyo sedikit kesal dengan pertanyaan tersebut. Memangnya ia terlihat seperti hantu? Lagipula siapa sih Kak Jun Kak Jun ini? Tiba-tiba nongol dan nanya-nanya, bikin kaget aja. Batinnya dalam hati. Juyo memperhatikan Yeonjun dari atas kepala sampai bawah kaki. Menurut Juyo, Yeonjun ini berpakaian sangat rapi, dan terlihat bagus.
"Iya. Om Juyo ini manusia. Om, kenalin ini Kak Jun, malaikat maut"
"HAH?"
Demi Tuhan Juyo sempat mengira dirinya sudah mati. Ia sampai lupa kalau dirinya memang sedikit berbeda. Melihat hantu saja bisa, masa melihat malaikat maut tidak bisa?
"O-ooh, malaikat maut. Halo? Malaikat maut. Saya Juyo, saya cuma mau bantu Asa aja kok" jelas Juyo dengan sopan. Padahal dalam hati ia masih sedikit kesal dengan Yeonjun.
"Hm yaudah kalo gitu. Asa, kakak pergi dulu. Inget ya kalo but-"
"Iya Kak Jun aku inget!" Asa buru-buru memutus perkataan Yeonjun sebelum lelaki itu berbicara lebih panjang. Padahal Asa sudah tau dia ingin berkata apa.
Yeonjun mengacungkan jempolnya sambil tersenyum, kemudian perlahan eksistensinya menghilang di pandangan Juyo dan Asa. Juyo sedikit merinding. Tapi ia tidak mau ambil pusing, ada hal yang harus ia selesaikan sekarang dan itu penting.
"Oke, om. Inget ya, bilang kalo om itu temen aku, terus bilang om punya janji sama aku bakal ngasih hadiah ke mamaku kalo mama ulang tahun. Tapi karna ulang tahun mama masih lama dan aku udah gak ada, jadi om ngasih sekarang. Oh iya, sesuai janjiku, om boleh ambil uang tabungan aku yang aku simpen di kamar, di dalam kotak yang isinya kaset game. Om bisa bilang ke mama kalo ada barang om yang dulu dipinjem aku dan mau diambil sekarang. Oke? Inget gak om?" Asa menjelaskan dengan panjang lebar. Ekspresinya saat ini lucu sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Kid | Asahi
FantasyAsa, hantu remaja yang mati konyol dengan seribu penyesalan, meminta bantuan pada Juyo si pria dengan seribu kekurangan untuk dapat membahagiakan mamanya.