17. Detected

530 58 28
                                    

Sesuai janji yang telah dibuatnya kemarin. Hari ini Jeno pun mengantarkan Jaemin ke rumah sakit.

Mereka berangkat bertiga dengan Jisung. Pemuda itu sudah menyiapkan hatinya untuk mendengar vonis dokter yang mungkin bisa saja mengejutkannya. Perkiraan terburuk yang ia pikirkan adalah ia terkena kanker. Yah walaupun ia merasa selalu memakan makanan yang sehat-sehat saja selama ini, namun hal itu masih bisa saja terjadi bukan?

Ia sering mecari-cari di internet tentang gejala-gejala yang ia rasakan dan banyak yang mengarahkannya pada kanker. Ia jadi takut untuk membaca berita di internet. Mungkin memang lebih baik ia ke dokter saja untuk memperjelas penyakitnya. Jika masih awal pasti masih bisa diobati, batinnya.

"Jen, bagaimana kalau aku terkena penyakit yang mematikan?" Tanyanya menatap Jeno yang sedang fokus menyetir.

"Hya, jangan berpikir yang aneh-aneh. Kau masih terlihat segar bugar"

"Tapi kau tau sendiri kan, aku sering lelah, mual, pusing"

"Itu biasa Jaemin-ah, bahkan ibu hamil juga seperti itu"

//PLAKKK...  Seketika Jaemin langsung menggeplak kepala sang kakak keras. Bisa-bisanya ia disamakan dengan ibu hamil.

"Dasar gila! Aku ini laki-laki!"

Jeno hanya tertawa menanggapinya. Adiknya ini terlalu suka berpikir terlalu jauh. Padalah ia terlihat baik-baik saja kecuali BAB nya yang terasa sakit. Mungkin ia terkena ambeien.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan selama 1 jam, mereka pun sampai di rumah sakit tujuan mereka.

"Mau ituuuu.. mau ituuuu.." Jisung merengek sambil menunjuk-nunjuk penjual permen kapas yang ada didepan rumah sakit.

Disana banyak sekali penjual makanan. Mereka pandai sekali mengambil peluang bisnis. Pasti para keluarga pasien yang datang untuk menjenguk atau yang sedang menunggui orang yang sakit pasti akan sangat membutuhkan makanan atau camilan selama disana. Otak bisnis Jeno langsung berputar. Ia jadi ingin mendirikan sebuah restoran dekat rumah sakit suatu saat.

"Mau apa sayangg??" Tanya Jeno yang menggendong bocah Lee itu.

"Mau ituuuu.." Jisung terus menunjuk permen kapas itu. Ia tak mengetahui namanya, sehingga ia hanya menyebut itu itu saja sedari tadi.

"Mau permen kapas?"

Jisung tak mengerti tapi ia tetap mengangguk saja.

"Yasudah cium dulu, nanti paman belikan"

Lagi-lagi Jeno mengeluarkan kata-kata mutiaranya. Ia selalu saja mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Jisung pun mau tak mau menurut dan mencium pipi kanan dan kiri sang paman untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Jeno tertawa penuh kemenangan. Ia senang kalau Jisung sudah menurut begini. Sedangkan Jaemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya disebelah mereka.

"Anak pintarr.." ucap Jeno sembari mencium pipi Jisung lagi.

Akhirnya mereka pun pergi membeli permen kapas itu untuk Jisung. Tak tanggung-tanggung Jeno membelikan 5 buah untuknya. Katanya tidak apa-apa buat dimakan dirumah. Jeno memang sangat loyal dengan keponakannya maupun Jaemin. Apalagi sejak ia memiliki banyak uang, ia selalu saja membelikan keduanya makanan dan barang-barang yang mahal.

ORPHAN [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang