Eric sedikit menyunggingkan senyumnya dan segera masuk kedalam mobil.
"Dasar kepala batu" ucapnya.
Pemuda yang dikatai hanya tersenyum sekilas. Ia juga lelah sebenarnya, hanya saja entah kenapa ia sedikit memiliki firasat tak enak sejak tadi. Tapi Jeno pun mencoba menghilangkan pikiran-pikiran tak enak itu. Eric benar, Jaemin sudah dewasa, ia tak perlu menunggui anak itu selama 24 jam per tujuh. Lagipula Jaemin juga yang menyuruhnya untuk belajar mengemudi dengan temannya ini, ia tak akan marah atau mencarinya bila tak pulang.
Mobil keduanya melaju menuju garasi Eric yang berada di lantai 3. Ketika hendak menaiki jalan berputar itu, Jeno agak ragu-ragu. Ia takut, salah-salah mereka berdua bisa celaka.
"Kenapa berhenti, ayo naik saja" ucap Eric saat Jeno menghentikan mobilnya.
"Lebih baik kau saja yang menyetir, aku masih belum siap dengan jalan menaik dan berputar seperti ini." Ucap Jeno.
"Kalau kau tidak mencoba kau tidak akan bisa. Bagaimana kalau ada penumpangmu nanti yang meminta diantarkan ke tempat seperti ini?"
"Tapi-"
"Sudahlah, aku percaya kau pasti bisa"
Eric percaya dengan kemampuan Jeno, pemuda ini sungguh sangat cekatan, sedari tadi juga Eric seperti tak mengalami kesusahan apapun saat mengajari kakak temannya ini. Sedikit tantangan bagus untuk melatih kemampuannya.
Jeno membuang nafasnya. Ia masih kurang yakin apakah ia bisa. Melihatnya saja sudah membuat nyalinya menciut.
"Turunlah, kalau aku gagal aku tak akan melukai orang lain" ucap Jeno setelah berfikir beberapa saat. Ia takut kalau ia gagal maka Eric pasti juga akan menjadi korbannya. Lebih baik ia melakukannya sendiri daripada menanggung nyawa orang lain juga.
"Jeno-yah, kau hanya kurang percaya dengan dirimu sendiri. Padahal kau bisa. Sudahlah anggap saja aku ini penumpangmu" ujar Eric lagi. Ia masih keukeuh dengan pendiriannya. Jeno memang butuh dorongan agar ia mau melampaui batasannya.
Jeno menutup matanya erat dan mulai menghirup udara sebanyak-banyaknya kemudian ia keluarkan untuk meyakinkan dirinya sendiri.
"Fokus saja ke arah depan, siapkan setirmu untuk memutar arah kiri terus, jika kau terlalu berbelok stabilkan lagi setirnya. Pacu dengan kecepatan sedang, jangan terlalu rendah atau mobil kita akan tergelincir." Jelas Eric.
Jeno mengganguk paham. Kakinya mulai menginjak pedal dan tangannya mulai menarik tuas disampingnya.
//BRUUUMMM
Mobil mereka pun mulai menaiki bangunan itu. Jeno sudah tegang luar biasa dibuatnya. Tangannya tak henti-hentinya memutar setir untuk menyeimbangkan laju mobilnya. Eric hanya memperhatikan sambil sesekali memberi arahan pada Jeno.
Akhirnya mereka sampai juga di lantai 3 dan mereka langsung memasuki garasi Eric.
"Haaahhhhhhh... astagaa.. rasanya jantungku hampir lepas" pekik Jeno ketika ia berhasil melewati jalan berkelok itu.
"Hahahaa tapi akhirnya kau bisa juga kan Jeno-ssi. Sudah ku bilang kau itu bisa. Kau saja yang terlalu tidak percaya diri" ujar Eric dengan santainya. Namun penuturan Eric tak ada salahnya juga. Jeno itu mampu namun ia hanya terlalu minder dengan kemampuannya.
Eric turun dari mobil. Sedangkan Jeno masih berusaha memarkirkan mobilnya.
Tantangan yang tak kalah sulit dari jalan yang bekelok dan menanjak adalah Parkir. Walupun kelihatannya sepele, tapi parkir mobil tak semudah yang dibayangkan. Bahkan banyak orang yang bisa mengendarai mobil tapi masih kesusahan dalam hal parkir mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHAN [COMPLETE]
FanficDi dunia ini hanya ada kau dan aku. Bagi kami keluarga bukanlah ayah ataupun ibu, tapi keluarga adalah saudara yang selalu menjaga satu sama lain. kisah Jeno & Jaemin. dua anak malang yang dibuang oleh orangtuanya sejak mereka masih bayi. Keduanya t...