BRAK BRAK BRAK BRAKK!!..Pagi pagi buta Jaemin menggedor-gedor pintu rumahnya dengan sangat keras.
Cklekk..
BUGH.. Jaemin menjatuhkan tubuhnya pada seseorang didepannya.
"Hya! Jaemin-ah, kau mabuk mabukan lagi!" Seru pria yang satu tahun lebih tua darinya.
"Haha.. alkohol itu sangat lezat sayang" racau Jaemin tak jelas. Ia dituntun menuju kamarnya. Namun kaki Jaemin terlalu lemas untuk berjalan, akhirnya ia pun ambruk. Mau tak mau pria itu menggendongnya hingga ke kamar.
Pria itu meletakkan Jaemin perlahan di kasur, kemudian ia hendak pergi sebelum tiba-tiba Jaemin mengalungkan tangannya pada leher sang pria dan berhasil mendapatkan satu kecupan di leher jenjangnya.
"Hya! Jaemin-ah!!" Pekik pria itu seraya mengelap bekas ciuman Jaemin di lehernya.
Jaemin mengeratkan pelukannya hingga sang pria tak bisa bergeming.
"Tidurlah bersamaku sayang" gumam Jaemin sembari menelusupkan kepalanya pada dada bidang sang pria berambut hitam itu.
Pria itu mendengus nafas pasrah. Lagi-lagi Jaemin mengira dirinya adalah pria-pria hidung belang yang menghabiskan uangnya untuk tidur bersama para jalang.
"Jaemin-ah, ini aku, Jeno" ucap pria itu seraya mengelus surai lembut sang adik.
"Hmmm, jangan sebut nama itu. Aku tak ingin mendengar namanya, tidurlah bersamaku hmm" ucap Jaemin tak sadar sambil terus memeluk Jeno.
Jeno pun mengalah, akan percuma jika mengajak bicara orang yang sedang mabuk. Ia pun berpindah posisi untuk tidur disamping adiknya itu. Jaemin semakin menelusupkan kepalanya pada dada bidang sang kakak.
Jeno menarik tangan Jaemin ketika tangan itu mulai nakal dan mengelus kepemilikannya dibawah sana.
"Hmmm, sayanggg ayolahh" rengek Jaemin.
"Tidurlah" balas Jeno datar sambil terus mengelus surai itu lembut agar sang adik cepat tertidur.
Inilah kondisi Jaemin sekarang. Sejak kejadian ia dilecehkan oleh seorang pria 3 tahun yang lalu, perilaku Jaemin semakin menjadi-jadi. Awalnya ia tak mau berbicara dengan Jeno hingga beberapa bulan, Jeno sampai frustasi di buatnya, tapi disisi lain Jeno juga tak mau memaksa Jaemin untuk membuka diri padanya, ia tau Jaemin sedang dalam masa-masa sulit dan ia tak mau memperparah kondisi sang adik.
Setelah Jaemin menuntaskan sekolahnya, Jeno pun mengajak Jaemin untuk pindah dari tempat kost mereka. Jeno menyewa sebuah rumah untuk mereka berdua. Jeno ingin Jaemin mendapatkan tempat yang layak untuk tinggal, dengan begitu mungkin kondisi Jaemin bisa lebih membaik, disisi lain memiliki rumah sendiri adalah impian Jaemin sejak dulu. Sejak kecil Jeno dan Jaemin tinggal di panti asuhan sehingga mereka tak tau bagaimana rasanya tinggal di rumah yang memiliki ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur pribadi.
Akhirnya setelah uang tabungan Jeno sudah banyak terkumpul, Jeno pun menyewa sebuah rumah untuk mereka berdua. Walaupun hanya sewa setidaknya mereka tau bagaimana rasanya tinggal di sebuah rumah.Semakin hari kondisi Jaemin semakin membaik, Jaemin pun mau berbicara dengan Jeno lagi, Jeno sangat bersyukur melihat Jaemin yang kembali seperti semula. Namun satu yang membuat Jeno kecewa, yaitu, kini Jaemin benar-benar menjual dirinya. Tiap malam hingga pagi hari Jaemin selalu pergi ke sebuah bar. Sejak awal Jeno sudah melarangnya, namun Jaemin sangat keras kepala, ia berkilah hanya menjadi seorang waiters disana, tapi Jeno tidak bodoh, mana ada seorang waiters yang hampir tiap hari pulang dalam keadaan mabuk dan baju acak-acakan. Entah apa yang ada dipikiran Jaemin, tapi begitulah kondisinya sekarang. Ia menjajakan dirinya pada pria-pria hidung belang dan juga wanita-wanita malam disana.
Ya, Jaemin sekarang menjadi seorang bisex. Ia melayani siapapun yang mau memberinya uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORPHAN [COMPLETE]
FanficDi dunia ini hanya ada kau dan aku. Bagi kami keluarga bukanlah ayah ataupun ibu, tapi keluarga adalah saudara yang selalu menjaga satu sama lain. kisah Jeno & Jaemin. dua anak malang yang dibuang oleh orangtuanya sejak mereka masih bayi. Keduanya t...