Bab 3: Bos Sialan

27 15 6
                                    

JANGAN LUPA UNTUK TINGGALKAN JEJAK.
VOTE DAN KOMEN MAKASEHHH

😘😘












Tidak terasa sudah seminggu Aleta bekerja di A-Balens Grup bukannya merasa senang namun dirinya seakan sedang mendidik seorang siswa. Kalau saja bukan karna permintaan papanya Aleta pasti sudah minggat dari perusahaan sialan ini.

Karyawan mana yang tahan dengan atasan seperti dia, menyebalkan.

Pagi ini Aleta berniat hati memberikan secangkir coffe late untuk bosanya itu, namun entah mengapa kakinya terasa ngilu dan membuat cangkir coffe yang ada di tangannya tumpah dan membasahi seluruh dokumen dan berkas yang ada di hadapan Jeon.

Sialan. Akibat pulang jalan kaki semalam membuat kakinya terasa sakit dan bengkak hingga hari ini.

"Aaa...ma-maaf pak" Aleta terbelalak akibat perbuatannya.

Jeon bangkit dari duduknya menatap berkas miliknya yang basah dan beralih menatap Aleta dengan tatapan yang tajam membuat Aleta gugup, bukan tapi Takut.

"Ma-maaf pak, sa-saya gak se-sengaja" ucapnya terbata-bata. Untuk pertama kalinya bagi Aleta menerima tatapan menakutkan dari bosnya itu.

Sekalipun selama ini Jeon sangat kasar dalam berbicara pada Aleta dan selalu mengomel Aleta tetap tak perduli, namun kali ini Aleta terlihat sangat ketakutan.

"Maaf pak, bi-biar saya bereskan" niat Aleta membereskan berkas yang basah namun seketika tangannya di tepis oleh Jeon.

"Keluar"
"Tapi pak..."
"Keluar saya bilang!!"

Aleta seketika terkejut dengan bentakan yang Jeon berikan, dengan cepat Aleta berlari keluar.

***

Jam Makan Siang.

Aleta masih termenung mengingat kejadian tadi pagi, pasalnya setelah kejadian itu Jeon tak terlihat olehnya dan bahkan Jeon tak memanggilnya atau meminta tolong padanya seperti biasanya Aleta mengatuk atuk kepalanya dengan tangannya, dasar bodoh.

Tokk tokk tok..
"Pak Bima" ucapnya melihat sosok yang masuk keruanganya.

Bima adalah Menejer Jeon sekaligus tangan kanannya di perusahaan, yang selalu ada di manapun Jeon berada.

"Kena..."
"Pak Jeon kenapa tadi pagi teriak-teriak?" Tanya Bima memotong ucapan Aleta.

Jelas Bima mengetahui itu semua karna Bima selalu berada di luar ruangan Jeon, melihat Aleta keluar dengan menangis membuatnya tak ingin bertanya keadaan yang terjadi dan menunggu waktu yang pas.

"Saya hanya tak sengaja menumpahkan secangkir coffe ke hadapan pak Jeon" jelasnya.

"Gak sengaja?" Mata bima memicing kearah Aleta.

"Iya, tapi berkas nya dan dokumennya basah semua" ucap Aleta tertunduk dan di akhir ucapnnya Aleta memelankan suaranya namun masih dapat didengan oleh Bima.

Setelah mendengar penjelasan dari Aleta, Bima mengerti alasan Jeon marah, memberitahu kepada Aleta bahwa apa yang telah di perbuatnya sangatlah salah.

Jeon adalah orang yang sangat anti dalam kegagalan. Bahkan saat bekerja di Amereka Jeon bahkan tak pernah melakukan kesalahan sedikitpun. Terutama Jeon benci di ganggu saat bekerja.

***

Keesokan harinya.

Pagi ini Aleta cepat datang kekantor untuk membereskan ruangan Jeon seperti biasa namun entah apa yang terjadi, kunci ruangan yang Jeon beri padanya tak dapat di gunakan.

"Heee kenapa gak bisa di buka?" Aleta terus memaksakan kunci itu ke dalan lubangnya namun nihil, dan memilih masuk kembali keruangannya.

Aleta termenung dalam ruangannya, semalam dia tak melihat Jeon hingga pulang kantor, dan pagi ini ruangan Jeon tak dapat di buka padahal kuncinya Jeon sendiri yang memberi padanya.

Kreekk... (anggal ajalah suara pintu dibuka)

Aleta menatap kearah pintu, sepertinya ada yang mau masuk.
"Je-Jeon" dengan cepat Aleta menggeleng kepalanya menetralkan kesadarannya.

"Pak Jeon"

Jeon hanya menatapnya datar, melangkah maju mendekat ke arah Aleta kemudia Tapk. Apa ini?

"Besok harus selesai dan antar keruangan saya sebelum jam makan siang". Ucapnya dingin dan berlalu keluar ruangan.

"Jeon kenapa? Wajah tanpa ekspresi, perkataannya juga terdengar dingin, gk seperti biasanya"

Aleta masih diam membeku di tempat mengartikan keadaan apa yang sedang terjadi, dan mengalihkan pandangannya keatas meja miliknya "Se-semua?" Menunjuk setumpuk berkas yang ada di hadapannya.

"What? Ha? Sebanyak ini?" Aleta menyengir kekiri menghembuskan nafasnya kasar dengan mulut yang terbuka.

"Dasar bos sialan"-ucap Aleta menggeram.




THANKS SUDAH YANG BACA❤
NEXT BAB 4

BYBYBY
Ig
@emeliaslbn_14

Oh! My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang